Benarkah Positive Self-Talk dapat Mengobati Glossophobia?

Maryam Qonita Balqis
Mahasiswi jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
15 Desember 2022 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maryam Qonita Balqis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Positive Self Talk (Foto dari Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Positive Self Talk (Foto dari Penulis)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kamu merasa takut ketika berbicara di depan umum? Ketika tampil di depan umum, kamu akan merasa cemas bahkan kesulitan dalam berbicara, padahal kamu sudah berlatih sebelumnya. Tubuh mengeluarkan keringat dingin, mual, jantung berdebar, dan sulit dalam berbicara umumnya dirasakan ketika ketakutan itu melanda dirimu. Perasaan takut ketika berbicara di depan umum adalah hal yang wajar, apalagi ketika itu menjadi pengalaman pertama kamu. Namun, perasaan takut atau gugup itu menjadi tidak wajar apabila sering terjadi dan mengganggu aktivitas.
ADVERTISEMENT
Jika kamu pernah merasakan hal di atas, mungkin saja kamu mengalami glossophobia loh! Apa sih glossophobia itu? Benarkah positive self-talk dapat mengobati salah satu fobia sosial ini? Untuk mendapatkan jawabannya, simak artikel berikut ini yuk!

Mari Berkenalan dengan Glossophobia

Sebelumnya, pernahkah kamu mendengar istilah glossophobia? Glossophobia atau yang biasa dikenal dengan ketakutan ketika berbicara di depan umum merupakan bagian dari fobia sosial. Orang yang mengidap glossophobia akan merasa takut saat ada orang lain yang memberikan kritik atau penilaian terhadap mereka. Menurut Tengku Elmi Azline Tengku Muda (dalam Urfiyah, 2021), 75% populasi di dunia pernah mengalami glossophobia atau kecemasan berbicara di depan umum.
Pengidap glossophobia hanya mengalami penurunan dalam kemampuan berbicaranya, sedangkan aktivitas lainnya yang tidak berhubungan dengan lisan, seperti menari dan memainkan alat musik masih dapat dilakukan. Contoh-contoh dari glossophobia yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, antara lain: gugup dalam memberikan pendapat saat rapat berlangsung, takut saat akan memesan makanan di sebuah restoran, gugup saat presentasi atau berpidato, serta takut saat bertemu dan berkomunikasi dengan orang baru.
ADVERTISEMENT

Dari mana asalnya Glossophobia?

Sebenarnya, hingga saat ini, penyebab pasti glossophobia masih belum dapat diketahui. Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab utama dari fobia sosial ini adalah trauma masa lalu, seperti penghinaan, penolakan, dan pengabaian saat tampil di depan umum. Selain itu, faktor internal dari diri sendiri, seperti kurangnya rasa percaya diri dan pikiran-pikiran negatif juga menjadi penyebab glossophobia.
Menurut Timothy J. Legg, PhD, PsyD dalam jurnal Healthline, dia memaparkan bahwa saat seseorang takut untuk berbicara di depan publik, otak akan melepaskan hormon stres, yakni kortisol dan adrenalin sebagai bentuk tanggapan tubuh terhadap perasaan takut. Hal inilah yang membuat tekanan darah dan detak jantungmu meningkat.

Kenali Gejalanya

Meskipun glossophobia menjadi salah satu fobia yang dialami oleh hampir semua orang, faktanya, glossophobia bukanlah penyakit mental berbahaya yang membutuhkan penanganan serius. Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui gejala glossophobia hingga akhirnya fobia ini terus ada di dalam dirinya dan menghambat perkembangan sosialnya. Glossophobia dapat mempengaruhi fisiologis individu yang mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Timothy J. Legg, PhD, PsyD dalam jurnal Healthline menyebutkan beberapa gejala glossophobia yang dapat dilihat secara fisik, antara lain:
1. Jantung berdetak dengan cepat
2. Badan gemetaran
3. Tubuh mengeluarkan keringat
4. Mual atau muntah
5. Sulit bernapas
6. Pusing
7. Otot terasa tegang
8. Merasa ingin cepat selesai
Gejala-gejala ini akan terlihat saat orang yang mengalaminya akan memulai atau sedang tampil di depan umum sebagai pembicara.

Berkenalan dengan Positive Self-Talk

Positive self-talk menjadi salah satu metode untuk mengobati glossophobia. Kamu akan berbicara kepada dirimu sendiri tentang sesuatu yang positif guna membangun kepercayaan diri. Contoh positive self-talk yang dapat kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengucapkan “Aku pasti melakukan yang terbaik” atau “Penampilanku hari ini cukup baik”, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini berbanding terbalik dengan negative self-talk, di mana seseorang berbicara kepada dirinya tentang sesuatu yang negatif atau buruk. Negative self-talk dapat menurunkan rasa percaya diri dan menghambat perkembangan sosial. Contoh negative self-talk, seperti mengucapkan “Semua orang melihatku. Pasti ada yang salah dengan penampilanku hari ini”, “Presentasi hari ini tidak berjalan dengan lancar”, dan masih banyak lagi.

Perhatikan Langkah-Langkahnya

Dalam positive self-talk selain berbicara tentang sesuatu yang positif, kamu juga harus memperhatikan bagaimana kata-kata itu tersusun dengan baik.
Menurut Widiyastuti (2014), langkah-langkah menerapkan positive self-talk ada tiga, yaitu:
1. Gunakan kata positif
Kata positif yang dimaksud adalah menghindari penggunaan kata "tidak". Contohnya adalah dengan mengucapkan kalimat “Aku tidak takut presentasi di sini”. Kata “tidak” cenderung tidak terbaca oleh alam bawah sadar sehingga hasilnya yang akan kamu rasakan adalah “Aku takut presentasi di sini”.
ADVERTISEMENT
2. Jujurlah pada dirimu sendiri
Self-talk yang positif tidak membohongi diri sendiri. Kalau kamu merasa takut atau cemas, kamu harus mengakuinya tetapi jangan mengucapkan kalimat yang akan menjatuhkan semangat dan kepercayaan diri kamu ya. Cobalah untuk mengganti kalimat "Aku takut dan aku akan gagal" dengan kalimat "Aku berani dan aku akan berhasil".
3. Ucapkan sesuatu yang realistis
Yang dimaksud realistis disini adalah membuat penegasan yang dapat diterima oleh pikiran dan sudah terjadi pada diri kamu. Misalnya, kamu lebih baik mengucapkan kalimat “Penyampaian materiku sudah lebih baik dari sebelumnya dan audiensi menghargaiku” daripada “Aku sudah menjadi pembicara yang andal dan audiensi kagum terhadapku”.

Positive Self-Talk: Solusi Mengatasi Glossophobia

Glossophobia merupakan jenis fobia sosial yang dapat dengan mudah diatasi. Positive self-talk menjadi solusi alternatif untuk kamu yang mengalami fobia satu ini. Sebelum melakukan self-talk, kamu harus bisa mengubah pikiran negatif dengan pikiran positif. Ketika kamu sudah memiliki pikiran positif maka kamu akan cenderung untuk berkata yang baik. Self-talk yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri dan mempengaruhi sikapmu saat tampil di depan umum.
ADVERTISEMENT
Nah, guys, jadi itulah sedikit pembahasan mengenai pengertian positive self-talk dan pengaruhnya terhadap pengidap glossophobia. Jika kamu merasa mengidap fobia sosial ini, cobalah untuk menerapkan self-talk yang positif dan teruslah kembangkan potensimu dalam berbicara.
Referensi:
1. Urfiyah. (2021). Penerapan Cognitive Behavior Therapy dalam Mengatasi Glossophobia pada Remaja. (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten). http://repository.uinbanten.ac.id/6901/http://repository.uinbanten.ac.id/6901/
2. Healthline.com (2019, 29 Januari). Glossophobia: What It Is and How to Treat It. Diakses pada 9 Desember 2022, dari https://www.healthline.com/health/glossophobia
3. Widiyastuti, Prilly Ana. (2014). Efektivitas Metode Positive Self Talk Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri pada Siswa Kelas VIII SMPN 4 Karanganom. (Skripsi Sarjana, Universitas Negeri Yogyakarta). https://core.ac.uk/download/pdf/33511151.pdf