Konten dari Pengguna

Thrift Shopping di Kalangan Anak Muda

Evelin Meiliana Nabila
Saya seorang mahasiswi prodi Bisnis Digital di IT Telkom Purwokerto
14 Desember 2022 14:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evelin Meiliana Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber:https://pixabay.com/id/photos/gantungan-baju-pakaian-belanja-1850082/)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber:https://pixabay.com/id/photos/gantungan-baju-pakaian-belanja-1850082/)
ADVERTISEMENT
Sekitar awal 1900-an, mencoba membuka toko pakaian bekas untuk jual beli barang bekas mulai menjadi trend. Namun, toko tersebut awalnya dibuka untuk mengumpulkan dana bagi badan amal dan organisasi nirlaba. Toko ini menjual barang-barang yang disumbangkan oleh masyarakat setempat. Orang dapat menyumbangkan barang bekas ke toko barang bekas. Mereka biasanya menerima sumbangan pakaian, furnitur, sepatu, mainan, elektronik, dekorasi rumah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Revolusi Industri juga mendongkrak penjualan barang bekas, terutama pakaian bekas. Di mana semakin banyak pakaian diproduksi, orang kaya dapat membelinya. Akibatnya, sampah pakaian juga semakin meningkat karena banyak orang yang memilih untuk membuang pakaiannya ketika sudah tidak ingin dipakai lagi. Sejak itu, jual beli barang dan pakaian bekas menjadi trend, meskipun pembeli yang membeli pakaian bekas dicap sebagai "orang miskin". Tapi itu semua berubah ketika krisis ekonomi melanda. Permintaan barang bekas yang murah begitu besar sehingga toko-toko yang ada saat itu tidak bisa memenuhinya. Sejak itu, banyak toko baru untuk pakaian dan barang bekas bermunculan dan terus berkembang hingga sekarang.
Adanya internet mendorong berkembangnya perdagangan barang bekas secara online. Banyak konsumen mungkin mengetahui bahwa eBay dan Craigslist memulai debutnya secara online pada tahun 1995. Namun, sebagian besar tidak mengetahui bahwa ini adalah toko online. Dalam 25 tahun sejak penjualan barang bekas secara online terjadi, thrifting pun semakin populer dan semakin menyebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Thrift di Kalangan Anak Muda
Thrift adalah pembelian pakaian bekas yang masih layak pakai, dan tidak jarang barang-barang bermerek dan vintage dijual secara grosir atau satuan. Thrift shop merupakan toko/pasar yang menjual barang-barang bekas. Karena barang thrift merupakan barang bekas jadi terkadang ada noda atau sesuatu yang kurang pada barang tersebut. Barang thrift bermacam-macam seperti pakaian,tas,sepatu,kamera,buku,alat rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Barang thrift sekarang sedang banyak dicari selain karena harga nya terjangkau kondisinya pun masih layak untuk dipakai/digunakan. Thrift shop biasanya berada di pasar-pasar. Ada yang offline maupun online, jika kita ingin beli melalui offline kita bisa thrifting dipasar-pasar. Dan dimedia sosial pun banyak thrift shop seperti di Instagram,Tiktok,dan lain lain. Kalian bisa pilih jika kalian ingin berburu barang thrift secara langsung bisa melalui offline namun jika kalian ingin membelinya dengan mudah tanpa ribet kalian bisa membelinya secara online.
ADVERTISEMENT
Ketika pertama kali muncul, thrift hanya menarik masyarakat kelas menengah ke kelas ekonomi bawah. Namun, seiring dengan maraknya fenomena thrift, membeli barang bekas tidak lagi dianggap remeh atau dianggap memalukan. Masyarakat terutama kaum muda semakin banyak mencari produk thrift karena bisa membeli produk bermerek yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah dengan harga yang jauh lebih murah. Barang bekas yang biasanya diincar adalah baju, sepatu ,dan tas. Pakaian bekas biasanya memiliki keunikan tersendiri juga. Barang-barang ini biasanya barang antik yang jarang ditemukan. Hal ini pula yang mempopulerkan hemat di kalangan anak muda yang ingin menarik perhatian dengan gaya berbusana yang unik.
Barang bekas biasanya hanya tersedia satu, jadi anda bisa mengurangi risiko mengenakan pakaian pasar yang sama dengan orang lain. Banyaknya rekomendasi pakaian kekinian di Instagram dan Tiktok juga turut andil dalam budaya thrift di kalangan anak muda. Dalam membeli pakaian thrift pun harus memerhatikan beberapa hal seperti cek hasil jahitan/ minus barang,amati warna nya,cek keaslian barang/pakaian tersebut,beli ditoko/ditempat yang terpercaya,dan cek kebersihannya. Semakin banyak peminat pakaian bekas dan pakaian bekas khususnya para remaja pecinta fashion tertarik untuk memulai bisnis pakaian bekas. Mereka biasanya membeli tas import berukuran besar berisi baju atau sering disebut “ball”. Ball berisi berbagai jenis dan merek pakaian dan biasanya memiliki berat hingga 100 kg. Tidak semua barang dalam ball dalam kondisi baik, tetapi biasanya penjual sudah mengetahui nomor kode dari setiap gulungan yang berisi nama merek pakaian.
ADVERTISEMENT
Budaya Thrift Menjadi Trend
Dengan membeli barang-barang thrift, barang-barang thrift mempunyai kesan yang berbeda saat menggunakannya terkesan vintage,estetik dan hits. Dengan OOTD thrift para anak muda bisa me- mix and match pakaian thrift mereka dengan sesuka hati. Thrift pun mempunyai dampak positif dan negatif. Budaya pakaian barat sudah banyak dianut oleh masyarakat kita khususnya anak-anak muda, karena gaya barat sudah menjadi trend di zaman modern ini. Untuk mendapatkan pakaian ala barat anak muda mengunjungi setiap tempat yang menjual pakaian bekas, karena kita semua tahu kebanyakan pakaian bekas yang dijual berasal dari luar negeri.
Evelin Meiliana Nabila, Mahasiswi Bisnis Digital IT Telkom Purwokerto.