Konten dari Pengguna

Energi Malam: Mengapa Harapan Tidak Pada Saat Kita Lelah?

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
11 September 2024 13:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Hidup dari pagi hingga sore sering kali merupakan rutinitas yang melelahkan. Dengan berbagai tuntutan dan tekanan yang dihadapi sepanjang hari, seperti pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, atau komitmen sosial, tubuh dan pikiran kita bisa merasa kehabisan energi. Namun, malam hari seringkali membawa sebuah fenomena menarik: meski kelelahan melanda, banyak orang masih memiliki energi untuk berharap dan berfantasi tentang sesuatu yang mungkin tidak bisa mereka miliki.
ADVERTISEMENT
1. Sumber Kelelahan dan Harapan
Kelelahan fisik dan mental dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari kerja fisik yang berat, beban kerja yang tinggi, hingga stres emosional, semua ini dapat menguras energi kita. Ketika malam tiba, tubuh kita mungkin telah mencapai batasnya, tetapi harapan dan keinginan sering kali tetap menyala.
Salah satu alasan utama adalah bahwa harapan memberikan motivasi dan rasa tujuan. Ketika seseorang merasa lelah, harapan menjadi pelarian dari rutinitas yang monoton. Ini seperti menyimpan secercah cahaya di tengah kegelapan, memberi kita sesuatu untuk dinantikan dan bertujuan untuk diperjuangkan.
2. Psikologi di Balik Harapan
Psikologi memainkan peran besar dalam fenomena ini. Harapan adalah bagian dari apa yang disebut “mekanisme koping” — cara kita menghadapi dan mengatasi stres. Ketika seseorang menghadapi kelelahan dan frustrasi, berfantasi atau berharap tentang sesuatu yang ideal bisa memberikan rasa penghiburan. Ini memberikan rasa kontrol dan mengalihkan perhatian dari masalah saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, harapan sering kali terkait dengan cita-cita dan impian yang lebih besar. Saat malam tiba dan kita memiliki waktu untuk refleksi diri, kita mungkin memikirkan apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup. Meski kita tahu bahwa beberapa harapan mungkin tidak realistis, proses membayangkannya memberikan rasa kepuasan dan dapat meredakan stres.
3. Peran Imaginasi dan Fantasi
Imaginasi dan fantasi memainkan peran penting dalam menjaga semangat kita. Meski mungkin kita sadar bahwa beberapa harapan tidak bisa dicapai dalam waktu dekat, proses membayangkannya sering kali memberi kita energi baru. Fantasi adalah cara bagi kita untuk menjelajahi kemungkinan dan impian, meski hanya dalam pikiran kita. Ini memberi kita rasa kebebasan dan kreativitas yang tidak selalu bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
4. Fungsi Sosial dan Emosional dari Harapan
Harapan juga memiliki fungsi sosial dan emosional. Berharap dan berbagi harapan dengan orang lain dapat mempererat hubungan dan memberikan dukungan sosial. Ketika kita berbicara tentang harapan dan impian kita kepada orang lain, kita sering kali mendapatkan dorongan semangat dan umpan balik positif, yang membantu kita untuk terus memelihara harapan meski menghadapi kesulitan.
5. Mengelola Harapan dan Kelelahan
Mengelola harapan secara realistis penting untuk kesejahteraan mental kita. Sementara harapan memberikan dorongan dan semangat, penting untuk juga menyeimbangkan harapan tersebut dengan kenyataan. Mengakui keterbatasan kita dan menetapkan tujuan yang dapat dicapai dapat membantu mengurangi frustrasi dan stres.