Konten dari Pengguna

Hidup Mengalir Mengikuti Arus Seperti Menemukan Kedamaian dalam Ketidakpastian

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
8 September 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidup seringkali diibaratkan seperti sungai yang terus mengalir. Sebagian orang memilih untuk berenang melawan arus, berusaha mencapai tujuan tertentu dengan segala usaha dan perjuangan. Namun, ada pula yang lebih memilih untuk “mengalir” mengikuti arus kehidupan, mengambil pendekatan yang lebih pasif atau fleksibel dalam menghadapi tantangan dan perubahan. Pandangan ini, yang dikenal sebagai “hidup mengalir saja”, menjadi cara bagi banyak orang untuk mencapai kedamaian batin dalam dunia yang penuh ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “hidup mengalir”? Apakah ini berarti kita menyerah pada keadaan, atau justru sebaliknya, belajar menerima dan berdamai dengan realitas? Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai filosofi “hidup mengalir saja”, manfaatnya, risikonya, serta cara menerapkannya dengan bijak.
Filosofi Hidup Mengalir
Hidup mengalir mengikuti arus sering kali berkaitan dengan konsep “wu wei” dalam filosofi Taoisme, yang berarti “non-aksi” atau “bertindak tanpa paksaan.” Dalam pendekatan ini, seseorang belajar untuk tidak selalu berusaha mengendalikan atau mengubah segala sesuatu di sekitar mereka. Sebaliknya, mereka menerima keadaan sebagaimana adanya, dan bertindak secara alami sesuai situasi yang terjadi. Ini tidak berarti menjadi pasif atau apatis, tetapi lebih kepada merespons hidup dengan cara yang harmonis, tanpa perlawanan yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Filosofi ini juga memiliki kemiripan dengan konsep mindfulness, di mana seseorang diajak untuk hadir sepenuhnya dalam momen saat ini, tanpa memikirkan terlalu jauh masa depan atau terjebak dalam masa lalu. Dengan cara ini, hidup mengalir mengajarkan kita untuk tidak terlalu terobsesi pada hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Manfaat Hidup Mengalir
1. Mengurangi Stres dan Kecemasan:
Salah satu manfaat utama dari hidup mengikuti arus adalah pengurangan stres dan kecemasan. Ketika kita berhenti mencoba mengendalikan setiap aspek kehidupan dan mulai menerima bahwa tidak semua hal bisa direncanakan, pikiran kita menjadi lebih tenang. Kita tidak perlu lagi khawatir tentang hal-hal yang belum terjadi, atau merasa bersalah atas kegagalan di masa lalu.
ADVERTISEMENT
2. Fleksibilitas Mental dan Emosional:
Hidup dengan prinsip ini memungkinkan kita untuk lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan. Perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Dengan belajar mengalir, kita lebih mudah beradaptasi, karena kita tidak terjebak pada satu jalur atau harapan yang kaku. Fleksibilitas ini membuat kita lebih tahan banting ketika menghadapi kejutan atau ketidakpastian.
3. Keseimbangan Batin:
Orang yang mengalir dengan kehidupan cenderung memiliki keseimbangan batin yang lebih baik. Mereka tidak terlalu terjebak dalam ambisi yang tidak realistis atau tuntutan sosial yang berlebihan. Mereka memahami bahwa kehidupan memiliki ritmenya sendiri, dan terkadang, diam dan menunggu adalah tindakan terbaik.
4. Hubungan yang Lebih Sehat:
Dalam hubungan sosial, orang yang hidup mengalir cenderung lebih mudah menerima orang lain apa adanya, tanpa harapan yang berlebihan. Mereka lebih sabar dan penuh pengertian, karena mereka tidak memaksakan kehendak atau standar pribadi mereka terhadap orang lain.
ADVERTISEMENT
Risiko Hidup Mengalir Tanpa Perencanaan
Meski memiliki banyak manfaat, hidup mengalir juga memiliki risiko jika dipahami secara salah. Berikut beberapa potensi bahaya yang mungkin muncul:
1. Kurangnya Arah Hidup:
Jika tidak hati-hati, prinsip “hidup mengalir” dapat membuat seseorang kehilangan arah. Tanpa tujuan atau rencana yang jelas, seseorang mungkin akan tersesat atau terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Mereka bisa saja hanya menjalani hidup tanpa pencapaian atau perkembangan yang berarti, karena terus “menunggu” hal-hal terjadi dengan sendirinya.
2. Pasifisme Berlebihan:
Hidup mengalir tidak berarti kita tidak pernah mengambil inisiatif atau berusaha. Jika prinsip ini dijalankan dengan pasifisme berlebihan, seseorang bisa menjadi terlalu santai, hingga mengabaikan tanggung jawab atau peluang penting. Dalam kasus ini, hidup mereka mungkin akan stagnan dan tanpa perubahan positif yang nyata.
ADVERTISEMENT
3. Menghindari Tanggung Jawab:
Hidup mengalir dapat digunakan sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab. Beberapa orang mungkin memilih untuk “mengalir” karena tidak ingin menghadapi keputusan sulit atau situasi yang menantang. Hal ini dapat merugikan, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar mereka.
Mengalir dengan Bijak: Menemukan Keseimbangan
Untuk menjalani hidup yang mengalir secara efektif, kita perlu menemukan keseimbangan antara menerima kenyataan dan tetap aktif dalam kehidupan. Berikut beberapa cara untuk mengalir dengan bijak:
1. Tetapkan Tujuan Fleksibel:
Memiliki tujuan hidup adalah hal yang penting, tetapi pastikan tujuan tersebut fleksibel. Jangan biarkan diri terikat pada satu hasil tertentu. Jika rencana berubah, cobalah untuk menyesuaikan diri tanpa rasa frustrasi yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
2. Terima Hal-Hal di Luar Kendali:
Fokuslah pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti sikap dan usaha kita sendiri. Pada saat yang sama, belajarlah untuk menerima bahwa banyak hal dalam hidup ini di luar kendali kita, seperti keadaan ekonomi, kesehatan, atau keputusan orang lain.
3. Ambil Tindakan Saat Diperlukan:
Hidup mengalir bukan berarti tidak pernah bertindak. Ketika kesempatan muncul, atau ketika situasi menuntut kita untuk bertindak, lakukan dengan penuh keyakinan. Hidup mengalir artinya mengetahui kapan harus bersabar, dan kapan harus bertindak.
4. Jaga Pikiran dan Emosi yang Seimbang:
Praktikkan mindfulness atau meditasi untuk membantu menjaga keseimbangan pikiran dan emosi. Ketika kita mampu menjaga ketenangan batin, kita bisa lebih mudah menerima perubahan dan ketidakpastian dengan lapang dada.
ADVERTISEMENT