Konten dari Pengguna

Mengapa Anak yang Dibesarkan dengan Usaha Masih Menyusahkan?

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
10 September 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orangtua yang bekerja keras, mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya demi memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Namun, ada kalanya anak-anak yang telah mendapatkan dukungan dan fasilitas tersebut justru mengalami kesulitan atau membuat keputusan yang dapat merugikan diri mereka sendiri. Fenomena ini sering menimbulkan pertanyaan: Mengapa seseorang yang telah dibesarkan dengan susah payah masih saja menyusahkan di kemudian hari?
ADVERTISEMENT
1. Faktor Lingkungan dan Pembelajaran
Meskipun seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh tantangan, tidak selalu menjamin bahwa mereka akan mengembangkan keterampilan atau karakter yang diperlukan untuk sukses di kemudian hari. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam mentransfer pelajaran hidup yang mereka pelajari selama masa kecil ke dalam kehidupan dewasa mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh:
• Ketidakcocokan Metode Pengajaran: Metode pengajaran yang digunakan orangtua mungkin tidak sesuai dengan gaya belajar anak atau tidak relevan dengan kebutuhan mereka saat dewasa.
• Lingkungan Sosial: Faktor-faktor seperti lingkungan sosial yang kurang mendukung atau hubungan yang buruk dengan teman sebaya dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan.
2. Tekanan dan Ekspektasi
ADVERTISEMENT
Orang yang dibesarkan dengan kesulitan sering kali merasakan tekanan untuk memenuhi ekspektasi tinggi yang ditetapkan oleh orangtua atau diri mereka sendiri. Tekanan ini bisa menyebabkan:
• Stress Berlebih: Terlalu banyak tekanan untuk sukses dapat mengarah pada kecemasan dan stress, yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang sehat dan produktif.
• Kecemasan Berbasis Prestasi: Rasa tidak pernah cukup baik atau selalu harus lebih baik dari yang diharapkan dapat menyebabkan perasaan kegagalan meskipun ada pencapaian.
3. Kesulitan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan
Setelah dewasa, seseorang mungkin menghadapi tantangan baru yang tidak dapat disiapkan oleh pengalaman masa kecil mereka. Kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan hidup yang signifikan seperti:
• Masalah Kesehatan Mental: Kondisi seperti depresi atau gangguan kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
• Keterampilan Sosial dan Keputusan: Beberapa orang mungkin kurang keterampilan sosial atau keterampilan dalam membuat keputusan yang dapat mengakibatkan masalah dalam hubungan pribadi atau profesional mereka.
4. Pola Pikir dan Pembentukan Identitas
Cara seseorang membentuk identitas dan pola pikir mereka dapat mempengaruhi bagaimana mereka menghadapi tantangan hidup. Faktor-faktor ini mencakup:
• Persepsi Diri: Seseorang yang merasa bahwa mereka tidak pantas menerima keberhasilan atau merasa tidak layak untuk bahagia mungkin akan melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri.
• Pengaruh Lingkungan: Lingkungan sosial dan budaya yang mengelilingi individu dapat memainkan peran penting dalam pembentukan identitas dan sikap terhadap kesulitan.
5. Dukungan dan Sistem Sosial
Akhirnya, dukungan dari keluarga, teman, dan sistem sosial yang lebih luas dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mengatasi tantangan. Ketidakberhasilan dalam menerima dukungan yang memadai dapat menyebabkan.
ADVERTISEMENT
• Kurangnya Motivasi: Tanpa dukungan yang cukup, seseorang mungkin kehilangan motivasi atau merasa terasing dari lingkungan mereka.
• Isolasi Emosional: Kurangnya dukungan emosional dapat memperburuk masalah pribadi dan profesional.