Konten dari Pengguna

Mengenali Identitas Diri yang Hilang: Aku yang Dulu Kemana?

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
5 September 2024 8:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam perjalanan hidup, kita sering kali mengalami momen di mana kita merasa asing dengan diri sendiri. Kalimat “kemana aku yang dulu?” mungkin terlintas dalam pikiran ketika kita merenungkan perubahan yang telah terjadi dalam diri kita seiring berjalannya waktu. Perasaan ini dapat muncul akibat berbagai alasan, baik dari tekanan hidup, pergeseran nilai-nilai pribadi, perubahan lingkungan, atau pengalaman traumatis yang mengubah cara kita melihat dunia dan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Mengapa Identitas Diri Bisa Berubah?
1. Pengaruh Lingkungan Sosial
Lingkungan tempat kita tinggal, orang-orang yang kita temui, dan komunitas tempat kita bergaul memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana kita memandang diri sendiri. Misalnya, ketika seseorang pindah ke lingkungan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya, ia mungkin merasa perlu untuk menyesuaikan diri agar diterima oleh lingkungan tersebut. Proses ini bisa menyebabkan pergeseran identitas, di mana seseorang mulai meragukan siapa dirinya yang sebenarnya.
2. Tekanan Hidup dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang semakin besar seiring bertambahnya usia, seperti pekerjaan, pernikahan, dan keluarga, sering kali membuat seseorang terjebak dalam rutinitas. Dalam upaya memenuhi harapan dan tanggung jawab ini, individu mungkin kehilangan koneksi dengan minat dan nilai-nilai yang dulu penting baginya. Akibatnya, muncul pertanyaan tentang di mana dirinya yang dulu penuh semangat dan tujuan.
ADVERTISEMENT
3. Trauma dan Pengalaman Hidup
Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau kegagalan besar, bisa mengguncang fondasi identitas diri seseorang. Rasa sakit dan kebingungan yang dihasilkan dari trauma ini bisa membuat individu merasa bahwa mereka telah kehilangan bagian dari diri mereka yang dulu. Trauma dapat memaksa seseorang untuk beradaptasi dan berubah secara emosional dan mental, sering kali meninggalkan perasaan kosong atau kehilangan arah.
4. Pergeseran Nilai dan Keyakinan
Seiring waktu, nilai-nilai dan keyakinan kita bisa berubah akibat pertumbuhan pribadi, pendidikan, atau pencerahan spiritual. Pergeseran ini sering kali menciptakan konflik internal, di mana seseorang merasa bahwa dirinya yang sekarang tidak lagi sejalan dengan siapa dirinya yang dulu. Ini bisa membuat seseorang merasa seolah-olah mereka telah kehilangan bagian penting dari identitasnya.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Krisis Identitas: Langkah untuk Menemukan Diri Kembali
1. Refleksi Diri
Langkah pertama dalam menghadapi krisis identitas adalah melakukan refleksi diri. Luangkan waktu untuk merenung dan menuliskan perasaan, pengalaman, dan perubahan yang telah terjadi dalam hidup Anda. Dengan menuliskan pikiran, Anda bisa mulai mengidentifikasi pola atau peristiwa tertentu yang mungkin telah memicu perubahan dalam diri Anda. Pertanyaan seperti “Apa yang telah berubah dalam hidup saya?” atau “Nilai-nilai apa yang masih saya pegang teguh?” bisa membantu dalam proses ini.
2. Menerima Perubahan
Salah satu hal tersulit dalam krisis identitas adalah menerima bahwa perubahan adalah bagian alami dari kehidupan. Setiap orang mengalami perubahan, baik dalam cara berpikir, berperilaku, maupun merasakan sesuatu. Penerimaan ini bisa menjadi langkah penting menuju rekonsiliasi dengan diri sendiri. Alih-alih berfokus pada apa yang hilang, coba fokus pada apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana Anda bisa menggunakan pengalaman tersebut untuk tumbuh dan berkembang.
ADVERTISEMENT
3. Menghubungi Kembali Minat dan Hobi Lama
Salah satu cara untuk menemukan kembali bagian dari diri Anda yang hilang adalah dengan kembali menghubungi minat atau hobi yang dulu Anda nikmati. Aktivitas-aktivitas ini bisa membawa kembali kenangan positif dan perasaan keterhubungan dengan diri sendiri. Apakah itu membaca, menulis, berkebun, atau bermain musik, melakukan sesuatu yang dulu Anda sukai bisa membantu membangkitkan semangat dan identitas Anda yang dulu.
4. Mencari Dukungan Sosial
Berbicara dengan teman dekat, anggota keluarga, atau terapis bisa memberikan perspektif baru dan dukungan yang dibutuhkan dalam proses ini. Terkadang, orang-orang di sekitar kita bisa membantu kita melihat diri kita dengan cara yang lebih objektif dan mengingatkan kita tentang siapa kita yang sebenarnya. Dukungan sosial juga penting untuk merasa diterima dan dipahami dalam masa-masa sulit.
ADVERTISEMENT
5. Mengeksplorasi Diri dengan Cara Baru
Sementara mengenang diri yang dulu bisa memberi rasa nyaman, eksplorasi diri dengan cara baru juga penting. Cobalah hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya, seperti mengambil kursus baru, melakukan perjalanan, atau terlibat dalam aktivitas sosial yang berbeda. Ini bisa membuka perspektif baru dan membantu Anda menemukan bagian baru dari diri Anda yang belum pernah Anda sadari.