Konten dari Pengguna

Orang Tua Menasehati Anak Tidak Harus di Depan Publik!

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
3 September 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menasehati anak adalah bagian penting dari proses pengasuhan. Namun, cara dan tempat di mana nasihat diberikan dapat berdampak besar pada anak. Salah satu tindakan yang sering kali dilakukan oleh orang tua adalah menasehati atau bahkan menegur anak di depan publik. Meskipun niatnya mungkin baik, tindakan ini bisa memiliki dampak yang tidak diinginkan pada perkembangan emosional anak.
ADVERTISEMENT
Mengapa Orang Tua Menasehati di Depan Publik?
Beberapa orang tua memilih untuk menasehati anak di depan publik karena berbagai alasan, seperti:
1. Kondisi yang Mendesak: Terkadang, situasi membutuhkan intervensi segera, seperti saat anak melakukan kesalahan yang serius atau membahayakan dirinya atau orang lain.
2. Perasaan Malu: Orang tua merasa malu atau terganggu oleh perilaku anak di depan orang lain dan merasa perlu segera menegur.
3. Kurangnya Kesadaran akan Dampaknya: Beberapa orang tua mungkin tidak menyadari dampak jangka panjang dari menasehati anak di depan publik, menganggapnya sebagai cara efektif untuk mendisiplinkan.
Dampak Negatif pada Anak
Menasehati anak di depan publik, meskipun mungkin tampak efektif dalam jangka pendek, dapat memiliki berbagai dampak negatif:
ADVERTISEMENT
1. Menurunkan Harga Diri: Ketika seorang anak ditegur di depan orang lain, mereka dapat merasa dipermalukan. Ini bisa mengikis kepercayaan diri dan harga diri mereka, terutama jika hal tersebut terjadi berulang kali.
2. Menciptakan Perasaan Malu yang Berlebihan: Anak-anak cenderung sangat sensitif terhadap pandangan orang lain. Menjadi pusat perhatian negatif di depan publik dapat menimbulkan rasa malu yang mendalam, yang bisa mempengaruhi hubungan sosial mereka di masa depan.
3. Mengurangi Efektivitas Nasihat: Menasehati di depan orang lain bisa membuat anak merasa dipermalukan dan defensif, sehingga mereka lebih fokus pada perasaan malu daripada memahami pesan yang ingin disampaikan oleh orang tua.
4. Merusak Hubungan dengan Orang Tua: Jika anak merasa sering dipermalukan oleh orang tuanya di depan umum, mereka mungkin mulai merasa kurang nyaman atau bahkan takut untuk terbuka kepada orang tua mereka. Hal ini dapat merusak kepercayaan dan ikatan emosional yang seharusnya dibangun dalam hubungan orang tua-anak.
ADVERTISEMENT
Alternatif yang Lebih Baik
Untuk menghindari dampak negatif tersebut, orang tua dapat mempertimbangkan beberapa pendekatan alternatif dalam memberikan nasihat atau teguran kepada anak:
1. Menunda Nasihat Hingga Waktu yang Tepat: Jika memungkinkan, tunggu hingga ada momen yang lebih pribadi dan tenang untuk memberikan nasihat. Ini bisa dilakukan ketika sudah sampai di rumah atau di tempat yang lebih sepi.
2. Berbicara Secara Pribadi: Jika nasihat harus diberikan segera, ajak anak ke tempat yang lebih sepi atau jauh dari kerumunan. Ini memungkinkan anak untuk fokus pada pesan tanpa merasa dipermalukan.
3. Gunakan Bahasa Tubuh dan Nada yang Tepat: Kadang-kadang, teguran ringan dapat disampaikan melalui kontak mata atau bahasa tubuh yang menunjukkan ketidaksetujuan, tanpa perlu menegur secara verbal di depan umum.
ADVERTISEMENT
4. Fokus pada Kebaikan dan Penguatan Positif: Daripada langsung menegur, fokuskan pada perilaku positif yang diinginkan. Misalnya, jika anak berperilaku tidak pantas, orang tua bisa mengingatkan perilaku yang diharapkan dengan cara yang positif.