Konten dari Pengguna

Seni Mengontrol Amarah dalam Situasi Sulit

Ajeng Wiko Rimadani
Mahasiswa Univeraitas Amikom Purwokerto
18 September 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Wiko Rimadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : istockphoto.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengontrol emosi, terutama dalam hal menahan amarah, adalah sebuah pencapaian yang tidak bisa dianggap remeh. Setiap orang pasti pernah merasa marah, tapi mampu untuk tidak meledak atau bereaksi secara berlebihan adalah tanda kedewasaan emosional yang kuat. Untuk banyak orang, perjalanan ini bukan hanya tentang menahan diri, tetapi juga memahami apa yang memicu amarah, dan bagaimana cara meresponsnya dengan lebih bijak.
ADVERTISEMENT

1. Penyebab Amarah

Amarah bisa dipicu oleh banyak hal, dari hal-hal sepele seperti komentar negatif hingga masalah besar yang menyangkut harga diri atau hubungan. Namun, apa yang sering tidak disadari adalah bahwa emosi marah sering kali merupakan bentuk respons terhadap ketidaknyamanan emosional yang lebih dalam, seperti merasa tidak dihargai, kecewa, atau bahkan cemas.
Mengetahui penyebab dari amarah adalah langkah awal untuk bisa mengontrolnya. Ketika seseorang mampu memahami pemicu-pemicu ini, mereka akan lebih mudah mengantisipasi dan mengendalikan emosi sebelum memuncak.

2. Strategi Mengontrol Amarah

Untuk dapat berhasil mengontrol amarah, ada beberapa strategi yang mungkin telah kamu terapkan. Strategi ini tidak hanya melibatkan penundaan dalam bereaksi, tetapi juga bagaimana menghadapi pemikiran yang memicu amarah tersebut.
ADVERTISEMENT
• Berpikir Sebelum Bertindak: Saat merasa marah, respons insting mungkin adalah bereaksi secara cepat. Namun, memberi diri waktu untuk berpikir, entah itu dengan menarik napas dalam-dalam atau menghitung sampai sepuluh, dapat menghindari terjadinya ledakan emosi.
• Penyadaran Diri: Mengetahui kapan amarah mulai meningkat merupakan langkah penting dalam mengendalikannya. Ketika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda seperti jantung berdegup lebih cepat atau otot yang tegang, ini adalah sinyal bahwa emosi sedang memuncak. Dengan menyadari hal ini, kamu bisa memutuskan untuk mengambil langkah-langkah meredakan sebelum meledak.
• Menghindari Situasi Pemicu: Dalam beberapa situasi, kamu mungkin sudah tahu apa yang akan memicu amarah. Misalnya, percakapan yang selalu berubah menjadi perdebatan atau tempat yang menimbulkan stres. Dengan menghindari atau mengurangi paparan terhadap situasi tersebut, kamu telah membuat langkah preventif yang baik.
ADVERTISEMENT

3. Pengalihan Fokus

Seringkali, marah muncul karena terlalu fokus pada masalah yang memicu emosi. Dalam situasi ini, mengalihkan fokus ke hal lain bisa sangat membantu. Beberapa cara yang bisa digunakan antara lain:
• Aktivitas Fisik: Melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau lari dapat membantu melepaskan ketegangan emosional.
• Berpikir Positif: Mengingat hal-hal positif yang pernah kamu capai, atau berbicara kepada diri sendiri dengan kalimat penyemangat, dapat mengubah cara pandang terhadap situasi yang sedang dihadapi.
• Mencari Hobi: Melibatkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan, seperti melukis, bermain musik, atau menonton film, bisa menjadi cara untuk menjauhkan diri dari emosi yang memuncak.

4. Pentingnya Refleksi Diri

Setelah berhasil menahan amarah, sering kali seseorang merasa lebih lega. Namun, langkah berikutnya yang penting adalah refleksi. Refleksi membantu kita memahami lebih dalam bagaimana kita berhasil mengontrol emosi dan pelajaran apa yang bisa diambil untuk masa depan.
ADVERTISEMENT
Dengan refleksi, kamu bisa mengevaluasi situasi dan bagaimana responsmu terhadapnya. Apakah ada teknik tertentu yang efektif? Apa yang bisa dilakukan lebih baik di lain waktu? Refleksi ini akan memperkuat kemampuanmu dalam mengelola emosi di masa depan.

5. Dampak Positif dari Mengontrol Amarah

Mengontrol amarah memberikan banyak dampak positif, baik untuk kesehatan mental maupun hubungan sosial. Dengan tidak terbawa emosi, kamu telah menunjukkan penguasaan diri yang tinggi, yang akan membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Secara mental, tidak meledak ketika marah juga memberikan rasa kedamaian, karena kamu tidak perlu merasa menyesal atau bersalah atas kata-kata atau tindakan yang tidak diinginkan. Selain itu, kemampuan untuk mengontrol emosi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri, karena kamu tahu bahwa kamu memiliki kendali penuh atas reaksimu.
ADVERTISEMENT

6. Perjalanan yang Berkelanjutan

Mengontrol emosi, terutama amarah, adalah perjalanan yang berkelanjutan. Tidak ada yang bisa selalu sempurna dalam menghadapi emosinya. Namun, setiap kali kamu berhasil mengatasi marah tanpa bereaksi secara berlebihan, itu adalah langkah maju menuju kedewasaan emosional.
Setiap pencapaian ini layak dirayakan, karena kemampuan untuk mengontrol amarah tidak hanya membuat hidup lebih damai, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.