Konten dari Pengguna

Tradisi Sedekah Bumi: Simbol Syukur dan Kebersamaan Masyarakat Surabaya

Nova Pramudia
Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Uin Sunan Ampel Surabaya
12 Oktober 2024 18:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nova Pramudia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sedekah Bumi Di Kelurahan Pradah Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur/ Foto diambil pada tanggal 14 juli 2024
zoom-in-whitePerbesar
Sedekah Bumi Di Kelurahan Pradah Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur/ Foto diambil pada tanggal 14 juli 2024
ADVERTISEMENT
Tradisi Sedekah Bumi di Surabaya, khususnya di Kelurahan Pradah Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis, adalah contoh yang menunjukkan bagaimana hukum adat dan kearifan lokal bisa diselaraskan dengan kehidupan masyarakat kontemporer. Tradisi ini mencerminkan rasa terima kasih masyarakat terhadap hasil bumi yang melimpah. Tidak hanya sebagai penjaga identitas budaya, tetapi juga sebagai penguat harmoni dan solidaritas di dalam komunitas.
ADVERTISEMENT
Sedekah Bumi merupakan tradisi upacara adat yang cukup terkenal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Tradisi ini biasanya diselenggarakan pada awal bulan Muharram/Sura, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas semua berkah dan keselamatan yang diterima masyarakat. Di Surabaya, Sedekah Bumi merupakan bukan sekadar ritual, melainkan juga sebagai alat untuk meningkatkan hubungan dan keharmonisan antara warga. Tradisi ini melibatkan berbagai kegiatan, seperti doa bersama, menggelar tumpengan atau makanan khas lainnya, membagikan makanan kepada masyarakat, dan pertunjukan seni dan budaya tradisional.
Hukum adat merujuk pada norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat dan diakui oleh anggotanya. Dalam konteks Sedekah Bumi, terdapat beberapa teori hukum adat yang relevan, antara lain:
ADVERTISEMENT
• Teori Kearifan Lokal: Tradisi Sedekah Bumi mencerminkan kearifan lokal masyarakat Pradah Kali Kendal, yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal tercermin dalam penghargaan dan syukur masyarakat terhadap hasil bumi dari Tuhan. Tradisi ini juga menggambarkan bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan yang harmonis dengan alam dan sesamanya.
• Teori Komunitas: Hukum adat bertujuan memelihara keselarasan di dalam masyarakat. Sedekah Bumi meningkatkan solidaritas melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam upacara ritual. Kegiatan gotong royong dalam persiapan acara menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas antarwarga, yang merupakan inti dari hukum adat dalam membangun komunitas yang kuat dan harmonis.
• Teori Hukum sebagai Proses Sosial: Tradisi ini menunjukkan bagaimana hukum adat dapat berubah seiring dengan perubahan sosial, termasuk dukungan pemerintah dalam melestarikan warisan budaya lokal. Pemerintah Kota Surabaya telah memberikan dukungan signifikan terhadap pelaksanaan Sedekah Bumi, termasuk alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan ini. Dukungan ini tidak hanya meningkatkan semangat warga, tetapi juga memperkuat komitmen untuk melestarikan tradisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi di Pradah Kali Kendal dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram/Sura di Kelurahan Pradah Kali Kendal. Pada tahun 2024, acara ini dijadwalkan pada tanggal 14 Juli dan mencakup serangkaian kegiatan, termasuk:
• Doa Bersama: Sebelum acara dimulai, peserta berkumpul di punden barongan watu di Perumahan Darmo Permai Selatan untuk berdoa bersama. Doa ini dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat lokal. Doakanlah bersama ini adalah langkah awal dalam rangkaian acara yang menandai dimulainya ritual Sedekah Bumi.
• Kirab Budaya: Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan kirab budaya yang memperlihatkan produk pertanian dan makanan tradisional. Warga membawa tumpeng dan makanan khas lainnya untuk dibagikan kepada semua peserta. Kirab budaya ini bukan hanya menampilkan kekayaan hasil bumi, tapi juga menunjukkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat.
ADVERTISEMENT
• Pegelaran Wayang Kulit: Sebagai highlight acara, pertunjukan wayang kulit diadakan dengan mempersembahkan cerita-cerita tradisional yang memuat nilai-nilai moral dan budaya. Wayang kulit merupakan bagian penting dari tradisi Sedekah Bumi karena menyampaikan pesan moral dan memperkuat identitas budaya masyarakat.
Tradisi Sedekah Bumi di Pradah Kali Kendal memiliki makna yang dalam bagi masyarakat:
• Ungkapan Syukur: Ritual ini merupakan ekspresi rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diterima melalui panen. Dengan demikian, masyarakat menunjukkan rasa terima kasih mereka atas keberkahan yang telah diterima.
• Penguatan Identitas Budaya: Melalui penghormatan terhadap adat ini, penduduk Pradah Kali Kendal juga menjaga warisan budaya mereka di era modernisasi. Tradisi Sedekah Bumi merupakan lambang kearifan lokal yang penting untuk dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
• Pembangunan Sosial: Kegiatan gotong royong dalam persiapan acara memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara warga. Warga mengundang kerabat dan teman-teman untuk berbagi hidangan bersama, memperkuat hubungan sosial di dalam komunitas.
Pemerintah Kota Surabaya mendukung pelaksanaan Sedekah Bumi di Pradah Kali Kendal. Lurah Pradah Kali Kendal, Hajar Sulistyono, S.Sos, M.Si, menyatakan bahwa acara ini adalah upaya masyarakat dalam menjaga warisan budaya nenek moyang mereka sebagai wujud terima kasih dan solidaritas. Dukungan ini tidak hanya meningkatkan semangat warga tetapi juga memperkuat komitmen untuk melestarikan tradisi tersebut. Dalam pelaksanaannya, masyarakat aktif terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara. Partisipasi warga menunjukkan bahwa tradisi Sedekah Bumi bukan hanya ritual tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Kesimpulan
ADVERTISEMENT
Tradisi Sedekah Bumi di Kelurahan Pradah Kali Kendal merupakan penerapan hukum adat yang memiliki nilai sosial dan budaya yang signifikan. Melalui ritual ini, masyarakat mengekspresikan rasa syukur dan memperkuat ikatan sosial serta menjaga identitas budaya. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi warga, tradisi ini diharapkan dilestarikan untuk generasi mendatang dan menjadi simbol kearifan lokal yang perlu dijaga. Dalam era modernisasi, melestarikan tradisi seperti Sedekah Bumi menjadi sangat penting untuk mempertahankan harmoni dan kebersamaan dalam komunitas. Tradisi ini tidak hanya mengisi kehidupan masyarakat tetapi juga memastikan warisan budaya lokal tetap terjaga dan dihargai.