Batik Papua Makin Eksis, Begini Faktanya!

Dhul Ikhsan
Penulis konten semenjak 2017 Lulusan Ilmu Komunikasi di Universitas Al Azhar Indonesia (2014), Bekerja sebagai Marketing Communication (2018 - 2020) Wirausaha hingga kini.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2021 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhul Ikhsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kain-kain batik Papua yang dipamerkan di acara IndiHome Wonderful Papua (18/3). Sumber : Telkom Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Kain-kain batik Papua yang dipamerkan di acara IndiHome Wonderful Papua (18/3). Sumber : Telkom Indonesia
ADVERTISEMENT
Batik lebih dikenal sebagai seni budaya Jawa di atas kain. Tapi tahu kah kalian, batik kini menjadi bagian tak terpisahkan dengan Indonesia secara umum. Sebagai warisan kebudayaan asli nusantara yang diakui dunia, seni membatik kini menyebar hingga ke wilayah timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Batik sendiri memiliki keunikan. Setiap elemen gambar yang tertuang melalui ayunan canting memiliki makna dan filosofi tersendiri. Ada yang menggambarkan status pemakainya. Ada yang menunjukkan perasaannya. Dan, untuk di Papua sendiri, kerajinan seni batik mengadopsi dari corak yang tersemat dari ukiran-ukiran dan pahatan yang dibuat masing-masing suku mereka.
Yakoba Womsihor selaku pegiat batik asli dari Tanah Papua mengakui bahwa batik bukanlah budaya asli suku Papua. Suku asli Papua awalnya mengenal karya seni ukir dan pahat. Mengukir corak di atas kain menjadi tren di kalangan mama-mama Papua tidak lama ini.
Tidak mudah loh, bagi pengerajin batik Papua untuk mengembangkan dan mencipta motif batik mereka sendiri. Ada beberapa fakta yang musti kalian ketahui terkait batik Papua. Ini dia beberapa di antaranya,
ADVERTISEMENT
Wajib Izin Sebelum Batik
Membuat motif batik dari corak ukiran serta pahatan Papua tidak bisa dilakukan sembarangan. Menurut Yakoba Womsihor selaku narasumber di acara webinar IndoHome Wonderful Papua (18/3) kemarin, mengadaptasi corak dari seni ukir dan pahatan mereka harus melalui izin dari pemiliknya. Hal ini lazim bagi mereka untuk menjaga keaslian sekaligus menghormati karya pembuatnya.
Yakoba Womsihor (ketiga dari kiri). Sumber : Telkom Indonesia
Mama Yakoba menjelaskan terdapat pembagian status di dalam menciptakan corak batik asli Papua. Pencipta, pengguna, dan pemakai.
Sebelum seseorang (pengguna) hendak mengkreasikan cantingnya di atas kain dengan menggunakan corak asli suku Papua, mereka wajib terlebih dahulu meminta izin kepada pencipta corak tersebut, atau kepada ahli warisnya. Setelah itu, si pengguna harus mendaftarkan izin tersebut ke instansi pemerintahan terkait, yang menunjukkan bahwa si pencipta telah memberinya hak di dalam menggunakan karyanya untuk dinikmati oleh pemakai (konsumen).
ADVERTISEMENT
Perbedaan Motif dan Warna Antar Suku
Tidak semua corak batik Papua diambil dari corak seni pahat dan ukiran sebelumnya. Sebagian dari karya batik mama-mama Papua terkadang menggambarkan letak geografis mereka. Oleh karenanya, akan banyak terlihat gambar berupa benda-benda disekitar Tanah Papua, seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya, di dalam batik khas Papua.
Tidak sampai di situ, penggunaan warna antara satu suku dengan suku lainnya berbeda-beda. Suku yang tinggal di atas penggunungan dengan yang tinggal di pesisir tentu menggunakan warna tidak sama. Karena panorama yang terbentuk di dalam benak mereka akan kampung halaman menjadi ciri khas tersendiri yang nantinya akan memiliki nilai jual tersendiri.
Ikon Papua adalah Pengecualian
Meski masing-masing suku menggambar motif batik sesuai dengan ciri khas kampung halamannya, terdapat satu corak yang mereka sepakat menggunakannya. Burung Cenderawasih.
ADVERTISEMENT
Ya, burung yang dikenal sebagai Bird of Paradise itu tidak tersebar merata di wilayah Papua. Seperti halnya Biak, tempat Mama Yakoba tinggal. Diakuinya, Cenderawasih tidak ada di sana. Namun masyarakat Papua sepakat bahwa burung tersebut adalah ikon di tanah mereka.
“Oleh karenanya, seluruh pengerajin Papua dari suku mana saja dapat menggambar burung Cenderawasih di batik mereka,” terang Yakoba Womsihor di acara IndiHome Wonderful Papua kemarin.
Gema Batik Papua ke Luar Negeri
Batik Papua memang masih baru dikembangkan. Namun lanjut Mama Yakoba gemanya sudah sampai ke luar negeri. Kehadiran internet sangat membantu pengerajin batik Papua memasarkan karya mereka ke luar.
Jaringan internet yang cepat dan stabil menjadi kebutuhan bagi pengerajin batik di sana. Tidak saja dimanfaatkan untuk berbagi wawasan, jaringan tersebut memberi dampak yang signifikan bagi pendapatan mereka.
ADVERTISEMENT
“Untuk hari ini saja, saya mendapatkan 10 juta rupiah,” aku pegiat batik Papua tersebut kepada hadirin.