Konten dari Pengguna

Menemukan Mimpi yang Terpendam

Nia Mir'atun Nisa'
Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam
12 Oktober 2024 20:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Mir'atun Nisa' tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
gambar pribadi
Di tengah liburan kuliah yang panjang dan tanpa akitivitas, seorang mahasiswi berusia 20 tahun menemukan dirinya terjebak dalam kebingungan. Berbeda dengan teman-teman sebayanya yang sibuk menjelajah dunia di luar, sedangkan dirinya harus terpaksa berdiam diri di rumah. Sebut saja mahasiwi ini dengan nama Starla Chayra, yang artinya bintang kebaikan. Sesuai namanya, ia ingin menjadi seorang bintang di luar sana yang selalu menebar kebaikan dimanapun ia berada.
ADVERTISEMENT
Ia bercerita mengenai teka-teki dalam sebuah kehidupannya. Selalu bertanya kemana takdir ini akan membawanya pergi rasanya seperti terombang-ambing diketidakjelasan. Selalu dihantui rasa takut, perasaan mudah cemas mengenai kehidupan dimasa mendatang dengan rutinitas menonton dan scrolling media sosial tanpa tujuan yang jelas. Hal ini membuat dirinya merasa resah dan putus asa ditambah rasa kekhawatiran akan tertinggal dengan yang lainnya hingga berakhir stres dan menyalahkan diri sendiri. Namun, takdir membawanya ke sebuah hal yang belom pernah dirasakan sebelumnya, sebuah video yang mengubah segalanya tanpa ia sadari sebelumnya.
Scrolling media sosial, membuat Starla menemukan video tutorial cara membuat cake, donat, brownies. Disitulah rasa ingin tahunya muncul “ apakah diri ini bisa melakukan hal yang sama ? ” ucapnya dalam hati. Meskipun memiliki bakat memasak yang lumayan terasah, namun dunia baking terasa asing baginya. Keinginan untuk belajar dan menggali potensi yang baru membangkitkan semangatnya. Dengan tekad yang kuat , ia memutuskan untuk memulai perjalanan ini dari nol.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat yang baru, Starla mulai meyusun rencana awal dengan tabungan seadanya, ia memberanikan diri untuk membeli kebutuhan-kebutuhan peralatan dasar secara bertahap seperti mixer, loyang, oven dan cetakan kue. Meskipun dalam benak dirinya merasa kesulitan, namun ia selalu yakin bahwa disetiap usaha akan membuahkan hasil yang manis. Tidak lupa, diselingi dengan do’a yang bersungguh-sungguh.
Di balik kesibukan dapur yang tampak sederhana, Starla, seorang gadis pemula di dunia baking sedang menyiapkan segalanya denagn penuh antusias. Bersiap melakukan eksperimen dari resep yang baru ia dapatkan. Setiap hari, ia meluangkan waktu untuk belajar teknik-teknik dasar baking, mencoba berbagai resep baru yang didapat dari video. Menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memaksimalkan resep hasil buatannya berhasil. Terkadang, sudah menghabiskan waktu lama tapi akhirnya gagal, merasa kesal tapi ia selalu meyakini bahwa setiap kegegalan merupakan awal dari kesuksesan. Starla pernah berkata “ Setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang akan membimbingnya ke arah yang lebih baik.”
ADVERTISEMENT
Melihat adonan yang ia racik berhasil, merupakan kepuasaan terhadap diri sendiri bagi seorang Starla. Ia memposting hasil karyanya di media sosial, membagikan foto dari hasil jerih payahnya. Mendapat respon-respon yang positif dari temannya, dan diantaranya menayakan “apakah menerima pesanan”. Hal tersebut sontak membuat Starla seketika terkejut dan merasa bangga, karena itulah momen titik balik yang mengubah pandangannya, ketika menyadari apa yang dilakukan ternyata diminati orang lain.
Dengan kepercayaan dan dukungan orang tua dan teman-temannya, dari situlah muncul motivasi dari benak Starla untuk melanjutkan usaha bakery kecil-kecilan. Mulai memberanikan diri mulai menerima pesanan. Meskipun hanya beberapa orang memesan brownies atau cake yang lain. Tidak hanya itu, ia juga mulai menitipkan produk di warung sekitar. Mulai belajar tentang manajemen usaha kecil-kecilan, dimulai dari belajar bagaimana cara menjaga kualitas produk yang dihasilkan meskipun harga bahan pokok sedang naik. “ Semua ini adalah bagian dari proses belajarku, aku bersyukur, aku bahagia dan aku menikmatinya” ucapnya yang selalu ia simpan di benak hatinya untuk menjadi wanita yang mandiri di kakinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Meski kuliah tetap berjalan dan jadwal kuliah yang padat, ia berusaha keras untuk membagi waktu antara belajar dan baking. Meskipun terkadang lelah, rasa bahagia saat melihat produk jualannya terjual dan mendapat pujian dari pelanggan menjadi membangkitkan semangatnya. “ Aku mulai merasa bahwa mungkin inilah jalanku, aku menemukan kebahagiaan disetiap kali orang menikmati cake yang aku buat ” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, ia semakin bertekad untuk memperdalam ilmu baking. Belajar resep dari berbagai buku, video, dan blog yang menjadi sumber inspirasi. Aktif berpartisipasi dalam komunitas baking di media sosial, membantunya untuk mendapat tips dari para baker yang sudah berpengalaman. Dari sinilah Starla menyadari bahwa baking merupakan seni dan ilmu yang membutuhkan dedikasi dan kesabaran.
ADVERTISEMENT
Kini Starla tidak hanya bermimpi menjadi seorang baker, tetapi juga bertekad untuk membuka toko bakery itu sendiri. Ia membayangkan tempat di mana orang-orang bisa menikmati cake buatanya yang dibuat dengan setengah hati. Perjalanan belum usai, mimpinya bukanlah suatu hal yang mustahil. “ Aku percaya mimpi itu bisa ditemukan di tempat yang tidak terduga. Bagi mereka ini mungkin hanya sebuah hobi, tapi bagiku ini adalah mimpi yang aku temukan setelah sekian lama.” ucapnya dengan penuh harapan serta keyakinan.