Metaverse, Masa Depan yang Gagal?

M A Nafis
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
16 Januari 2023 7:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M A Nafis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penggunaan VR dalam Metaverse | Sumber : Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan VR dalam Metaverse | Sumber : Unsplash
ADVERTISEMENT
Metaverse adalah konsep dunia digital yang diciptakan oleh manusia yang dapat diakses seseorang menggunakan internet. Metaverse diciptakan dengan tujuan menjadi platform yang digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi, berinteraksi, bekerja dan belajar dengan cara yang sangat efisien karena kita bisa melakukannya dimana saja tanpa harus bepergian. Namun, meskipun konsep metaverse telah ada selama beberapa tahun sebelum adanya Facebook .Inc beberapa proyek yang diciptakan untuk membuat konsep ini menjadi sebuah kesuksesan telah gagal.
ADVERTISEMENT

Proyek Metaverse

Salah satu proyek yang gagal adalah Second Life. Proyek ini diluncurkan pada tahun 23 Juni 2003 yang bertujuan untuk menjadi dunia virtual agar orang - orang dapat berinteraksi satu sama lain. Akan tetapi, meskipun awalnya populer, Second Life gagal dalam menarik dan mempertahankan pengguna yang cukup untuk membuat proyek ini bisa dikatakan sukses.
Proyek lain Metaverse yang sempat diciptakan tapi gagal adalah Google Lively. Proyek ini diluncurkan pada tahun 31 Desember 2008 dengan tujuan sama seperti Second life, yaitu projek ini diharapkan agar bisa menjadi suatu fasillitas untuk orang - orang saling berinteraksi satu sama lain. Namun, meskipun Google Lively mendapatkan hype dari kalangan tech-enthusiast, proyek ini ditutup setelah hanya beberapa bulan diluncurkan karena kurangnya minat dari pengguna.
ADVERTISEMENT
Kendala lain dari proyek metaverse yang gagal adalah masalah teknologi. Beberapa proyek yang dikembangkan tidak mampu menyediakan teknologi yang cukup canggih untuk menciptakan dunia virtual yang memiliki grafis realistis dan menarik. Beberapa proyek juga kesulitan dalam menyediakan server yang cukup untuk menampung user yang banyak sehingga terkadang hal seperti ini membuat pengguna yang awalnya tertarik menjadi bosan dan meninggalkan proyek metaverse.

Metaverse Mark Zuckerberg

Perusahaan Facebook milik Mark | Sumber : Unsplash
Pada bulan Oktober 2021, Facebook.inc memutuskan untuk mengubah nama perusahaannya menjadi "META", dengan harapan dapat mempopulerkan proyek Metaverse. Namun, meskipun Mark memiliki ambisi yang tinggi untuk proyek ini, Metaverse gagal dalam menarik minat pengguna yang cukup sebagai user aktif. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan kegagalan ini adalah kegagalan dalam menyediakan teknologi yang cukup canggih, kurangnya minat dari pengguna, dan kesulitan dalam mengelola komunitas.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor penting dalam kegagalan Metaverse adalah ketidakcocokan dengan kebutuhan pasar saat ini. Pada saat Metaverse diluncurkan, banyak orang baru saja pulih dari pandemi dan ingin melakukan aktivitas secara offline dan bertemu orang secara langsung, tentu saja banyak orang yang sudah bosan dengan kehidupan online selama 2 tahun lamanya. Hal ini membuat Metaverse tidak menarik bagi banyak orang.
Selain itu, banyak perusahaan besar yang ikut membeli tanah di Meta hanya untuk mengikuti hype sosial media atau agar sekedar dilirik oleh para tech-enthusiast. hal ini membuat proyek Metaverse dianggap sebagai hype belaka yang tidak memiliki nilai jangka panjang di masa depan.
Selain itu, beberapa perusahaan juga mengembangkan teknologi seperti realitas virtual dan augmented reality untuk membuat dunia virtual yang lebih realistis dan menarik nantinya. Hal ini diharapkan akan menjadi landasan bagi metaverse agar bisa sukses di masa depan. Meskipun proyek metaverse telah mengalami banyak kegagalan dan halangan dalam pembuatannya, konsep ini masih dianggap sebagai salah satu teknologi yang bisa mengubah pandangan kita terhadap cara berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain di masa depan. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, kita mungkin akan melihat metaverse yang sukses di masa depan nantinya.
ADVERTISEMENT