3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Halal Lifestyle bagi Generasi Z: Tren atau Tuntutan?

Erdin Nadid
Bachelor of Law UMSurabaya II Student of Islamic Economics and Halal Industry, Gadjah Mada University, Kader Muhammadiyah
1 Maret 2025 14:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erdin Nadid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Saat ini, gaya hidup halal semakin populer di kalangan Generasi Z, menjadi lebih dari sekadar label, tetapi bagian dari identitas dan prinsip hidup mereka. Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, Generasi Z memiliki akses tak terbatas terhadap informasi, menjadikan mereka lebih kritis dan selektif dalam menentukan pilihan. Mereka tidak hanya mengonsumsi produk dan layanan berdasarkan kualitas atau harga, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip mereka, termasuk kehalalan suatu produk.
ADVERTISEMENT
Dari makanan, kosmetik, hingga gaya hidup, preferensi terhadap produk halal semakin terlihat di berbagai sektor. Banyak di antara mereka yang secara aktif mencari sertifikasi halal, memastikan bahwa apa yang mereka konsumsi tidak hanya baik secara kesehatan, tetapi juga sesuai dengan standar etika dan keagamaan. Media sosial pun turut berperan besar dalam membentuk tren ini, dengan semakin banyaknya influencer dan komunitas yang mengkampanyekan pentingnya gaya hidup halal.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah fenomena ini hanya sekadar tren sesaat yang dipengaruhi oleh arus digital dan media, ataukah telah menjadi kebutuhan mendasar yang akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran akan nilai-nilai halal? Apakah gaya hidup halal di kalangan Generasi Z akan bertahan dan menjadi fondasi dalam pola konsumsi mereka di masa depan?
ADVERTISEMENT
Halal: Gaya Hidup atau Kebutuhan?
Menurut laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023, industri halal global diprediksi mencapai USD 2,8 triliun pada 2025. Sektor utama yang berkembang meliputi makanan, kosmetik, farmasi, pariwisata, dan keuangan syariah. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, menjadi pasar utama dalam industri halal ini.
Riset dari Bank Indonesia (2022) juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% konsumen muda Muslim Indonesia kini lebih teliti dalam memilih produk halal. Media sosial seperti TikTok dan Instagram memainkan peran besar dalam meningkatkan kesadaran mereka. Banyak influencer dan konten kreator membagikan pengalaman mereka dengan produk halal, membuatnya semakin diminati.
Regulasi Halal di Indonesia
Pemerintah telah menerapkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Regulasi ini mengharuskan semua produk makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan, hingga jasa terkait untuk memiliki sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Tujuannya adalah memberikan kepastian kepada konsumen Muslim, termasuk Generasi Z, agar bisa memilih produk dengan nyaman dan aman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, secara global, standar halal juga diakui oleh lembaga seperti Halal Development Corporation (HDC) Malaysia dan The Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC). Hal ini semakin memperkuat keyakinan Generasi Z bahwa halal bukan sekadar label, tetapi standar yang harus diperhatikan.
Kenapa Generasi Z Mulai Beralih ke Gaya Hidup Halal?
shutterstock.com
Generasi Z semakin tertarik dengan gaya hidup halal karena berbagai faktor yang sesuai dengan pola pikir dan kebiasaan mereka dalam mengonsumsi informasi serta memilih produk. Kesadaran spiritual menjadi salah satu pendorong utama, di mana akses yang lebih luas terhadap informasi melalui media sosial membuat mereka lebih peduli dalam memilih produk yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini diperkuat dengan tren gaya hidup sehat, di mana produk halal sering dikaitkan dengan bahan alami, organik, dan bebas dari zat berbahaya, menjadikannya pilihan yang lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kemudahan akses teknologi juga memainkan peran besar dalam mempermudah Generasi Z menjalani gaya hidup halal. Aplikasi seperti SiHalal, Halal MUI dan QR Halal BPJPH memungkinkan mereka untuk dengan cepat memeriksa status kehalalan suatu produk hanya dengan sekali klik. Tidak hanya itu, dukungan industri dari berbagai brand besar seperti Unilever, Nestlé, dan H&M semakin memperkuat tren ini. Dengan semakin banyaknya pilihan produk halal di pasaran, Generasi Z merasa lebih leluasa dalam menerapkan gaya hidup halal tanpa harus mengorbankan kenyamanan atau preferensi mereka dalam berbelanja.
Halal Lifestyle : Peluang dan Tantangan
Dari berbagai aspek, tampak jelas bahwa gaya hidup halal bukan hanya sekadar tren, melainkan tuntutan zaman. Kesadaran Generasi Z terhadap pentingnya konsumsi halal tidak hanya dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, tetapi juga oleh kebutuhan akan gaya hidup sehat, transparansi produk, dan kepedulian terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan regulasi yang semakin ketat, dukungan industri yang semakin besar, serta kemudahan akses informasi, gaya hidup halal bukan lagi pilihan semata, tetapi menjadi bagian dari identitas dan gaya hidup modern Generasi Z. Jadi, bagi mereka, halal bukan hanya tren – ini adalah cara hidup yang lebih baik!
Namun, Meskipun gaya hidup halal semakin diminati oleh Generasi Z, penerapannya masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan produk halal di pasaran, terutama di sektor kosmetik, obat-obatan, dan makanan olahan yang belum sepenuhnya bersertifikasi. Selain itu, harga produk halal yang cenderung lebih tinggi dibandingkan produk non-halal sering menjadi kendala, terutama bagi Generasi Z yang masih dalam tahap pendidikan atau awal karier. Tekanan sosial juga menjadi tantangan tersendiri, di mana sebagian dari mereka kerap mengalami kesulitan dalam mempertahankan gaya hidup halal saat bersosialisasi di lingkungan yang kurang memahami konsep ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, maraknya produk dengan klaim halal tanpa sertifikasi resmi juga menjadi isu yang membingungkan Generasi Z. Banyak produk yang menggunakan label "halal-friendly" tanpa adanya verifikasi dari lembaga berwenang, sehingga memerlukan ketelitian lebih dalam memilih produk. Kurangnya edukasi yang mendalam tentang halal di berbagai aspek kehidupan, seperti keuangan dan fashion, juga membuat penerapan gaya hidup halal belum sepenuhnya optimal. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, peningkatan kesadaran, serta dukungan industri yang lebih luas, tantangan ini dapat diatasi, membuka peluang bagi Generasi Z untuk terus menjalankan gaya hidup halal dengan lebih mudah dan konsisten.