28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Ramadan dan Halal Lifestyle : Mendorong Ekonomi Keberlanjutan Berbasis Syariah

Erdin Nadid
Bachelor of Law UMSurabaya II Student of Islamic Economics and Halal Industry, Gadjah Mada University, Kader Muhammadiyah
1 Maret 2025 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erdin Nadid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain sebagai waktu untuk memperdalam spiritualitas dan meningkatkan ibadah, Ramadan juga membawa dampak signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan, terutama ekonomi. Salah satu fenomena yang semakin menonjol adalah adopsi gaya hidup halal atau halal lifestyle selama Ramadan, yang berperan penting dalam mendorong ekonomi keberlanjutan berbasis syariah.
ADVERTISEMENT
Halal lifestyle merupakan konsep hidup yang mengacu pada prinsip-prinsip Islam, di mana setiap aspek kehidupan dijalankan sesuai dengan aturan syariah. Dalam Islam, istilah halal berasal dari bahasa Arab yang berarti "diperbolehkan" atau "sah" menurut hukum Islam. Dengan kata lain, gaya hidup halal mencerminkan kepatuhan terhadap aturan agama dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Pada awalnya, konsep halal lebih banyak dikaitkan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh umat Muslim. Namun, seiring perkembangan zaman dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjalankan kehidupan yang sesuai dengan syariah, cakupan halal semakin meluas. Saat ini, prinsip halal tidak hanya diterapkan pada makanan dan minuman, tetapi juga mencakup berbagai produk dan layanan lain yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam industri kesehatan dan kecantikan, produk-produk seperti obat-obatan, kosmetik, dan farmasi kini mulai mengadopsi standar halal untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan bebas dari unsur haram. Selain itu, sektor keuangan juga telah mengembangkan sistem ekonomi berbasis syariah, seperti perbankan dan investasi halal, guna memberikan solusi finansial yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dengan semakin luasnya penerapan prinsip halal dalam berbagai bidang, gaya hidup halal kini tidak hanya menjadi bagian dari identitas religius umat Islam, tetapi juga mencerminkan kesadaran akan kualitas, kebersihan, dan etika dalam konsumsi dan aktivitas sehari-hari.
Halal Lifestyle: Lebih dari Sekadar Konsumsi
Gaya hidup halal bukan sekadar pilihan konsumsi, melainkan sebuah prinsip hidup yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Mulai dari makanan dan minuman, fashion, pariwisata, hingga layanan keuangan, semuanya harus selaras dengan nilai-nilai syariah yang menjunjung tinggi keadilan, transparansi, dan keberlanjutan. Semakin tingginya kesadaran umat Muslim terhadap konsep halal menjadikan industri ini terus berkembang, tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga global.
ADVERTISEMENT
Momen Ramadan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi halal secara signifikan. Selama bulan suci ini, permintaan terhadap produk dan layanan halal meningkat tajam, terutama di sektor makanan dan minuman. Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIE), total pengeluaran umat Muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal mencapai USD 184 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan melonjak menjadi USD 281,6 miliar pada tahun 2025.
Ramadan: Katalis Pertumbuhan Ekonomi Halal
Ramadan seringkali menjadi pendorong utama peningkatan aktivitas ekonomi di sektor halal. Konsumsi masyarakat meningkat, terutama pada sektor makanan dan minuman.
Dilansir dari laporan "State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021" menyebutkan bahwa pada tahun 2020, masyarakat Muslim di Indonesia menghabiskan sekitar 135 miliar dolar AS untuk makanan dan minuman halal. Laporan ini menunjukkan betapa pentingnya pasar makanan halal di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Pengeluaran yang besar ini mencerminkan tingginya permintaan akan produk-produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan meningkatnya kesadaran dan permintaan akan produk halal, industri ini memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan umat Muslim, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi semua pihak
ADVERTISEMENT
Halal Lifestyle dan Ekonomi Keberlanjutan Berbasis Syariah
Shutterstock.com
Ekonomi syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga menekankan prinsip keberlanjutan dan kesejahteraan sosial. Berbeda dari sistem ekonomi konvensional, ekonomi syariah berlandaskan nilai-nilai keadilan, transparansi, dan keberkahan. Larangan terhadap riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi) memastikan bahwa setiap transaksi ekonomi berlangsung secara etis dan bertanggung jawab. Selain itu, instrumen sosial seperti zakat, infaq, sedekah, dan wakaf menjadi pilar penting dalam distribusi kekayaan yang lebih adil dan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Pada bulan Ramadan, penerapan ekonomi syariah semakin terlihat nyata. Pengumpulan dan distribusi zakat serta sedekah meningkat, memperkuat solidaritas sosial dan menggerakkan ekonomi umat. Fenomena ini tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima zakat, tetapi juga menciptakan efek berganda dalam perekonomian, di mana daya beli masyarakat meningkat dan roda bisnis, khususnya sektor UMKM, bergerak lebih dinamis.
ADVERTISEMENT
Adopsi gaya hidup halal selama Ramadan juga berperan besar dalam memperkuat ekonomi keberlanjutan berbasis syariah. Permintaan terhadap produk dan layanan halal melonjak, mendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas barang dan jasa mereka. Hal ini tidak hanya menguntungkan dari sisi bisnis, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, menekan angka pengangguran, serta memastikan bahwa produk yang beredar sesuai dengan prinsip halal dan thayyib (baik dan berkualitas). Dengan demikian, konsep halal tidak hanya sebatas aspek konsumsi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Di sisi lain, lembaga keuangan syariah memegang peran penting dalam mendukung ekosistem gaya hidup halal. Dengan menyediakan layanan keuangan berbasis syariah, seperti pembiayaan tanpa riba dan investasi halal, masyarakat diberikan alternatif yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan syariah di masyarakat, semakin besar pula kesadaran mereka dalam memilih layanan perbankan yang lebih beretika. Pemahaman yang baik tentang riba dan mekanisme perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap keputusan individu untuk menjadi nasabah bank syariah.
ADVERTISEMENT
Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap ekonomi berbasis syariah, halal lifestyle bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah gerakan ekonomi yang membawa dampak luas bagi kesejahteraan umat. Ke depan, integrasi antara gaya hidup halal dan sistem ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah diharapkan semakin kuat, menciptakan ekosistem yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada keberlanjutan dan kemaslahatan bersama.