Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Multitasking Tidak Membuat Kita Jadi Produktif
14 Januari 2023 11:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kaori Kirsten tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu mengerjakan tugas sambil menonton drama Korea? Mengendarai mobil sambil membalas WhatsApp temanmu? Atau bahkan mengikuti kelas online dan rapat organisasi sekaligus? Jika ya, maka kamu telah melakukan multitasking.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, multitasking adalah kondisi ketika kita melakukan dua atau lebih tugas yang tidak berhubungan secara bersamaan.
Seringkali kita merasa keren ketika mampu melakukan multitasking. Kita seakan telah menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas.
Padahal, multitasking justru membuat kita tidak produktif dan menyumbang banyak dampak negatif yang berpengaruh pada kelangsungan hidup kita, lho.
Lalu, mengapa multitasking menghambat produktivitas kita?
Multitasking dan Kaitannya dengan Cara Kerja Otak
Ternyata, otak manusia tidak mampu mengerjakan banyak aktivitas kompleks yang menghabiskan banyak energi dalam satu waktu. Profesor Earl Miller, seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology, mengatakan bahwa otak kita tidak dapat melakukan multitasking dengan baik karena memang tidak dirancang untuk itu.
ADVERTISEMENT
Otak kita bukanlah sebuah browser yang bisa membuka banyak tab sekaligus. Berdasarkan penjelasan Miller, otak hanya dapat merespons satu hal dalam satu waktu. Memborbardir otak dengan beragam informasi secara bersamaan justru akan memperlambat kinerja otak.
Dampak Buruk Multitasking
Semakin sering melakukan multitasking, semakin rentan pula diri kita kehilangan fokus terhadap segala sesuatu yang ditangkap oleh otak. Kita cenderung mengalami delay dalam memproses informasi.
Dampak buruk multitasking tidak boleh disepelekan karena memiliki efek jangka panjang yang sangat serius. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa multitasking sangat dapat merusak fungsi otak, bahkan secara permanen.
Studi dari University of Sussex di Inggris menemukan bahwa seorang multitasker tinggi memiliki kepadatan otak yang lebih sedikit di anterior cingulate cortex, yaitu wilayah di otak yang bertanggung jawab atas empati, kontrol kognitif, serta pengendalian emosi. Hal tersebut mengganggu kesehatan mental kita sehingga dapat menyebabkan uring-uringan, mudah lelah, sensitif, bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penelitian dari University of London memaparkan bahwa orang yang melakukan banyak tugas kognitif secara bersamaan mengalami penurunan IQ sebanyak 10 – 11 poin dan penurunan produktivitas hingga 40%.
Mulai Lakukan Singletasking
Setelah memahami dampak buruk multitasking, kita harus menerapkan cara kerja baru yang dinamakan singletasking. Singletasking adalah cara mengerjakan tugas satu per satu sehingga hasil yang muncul jauh lebih maksimal.
Singletasking meningkatkan produktivitas kita karena dengan hanya fokus pada satu hal, kita cenderung lebih enjoy dan memaknai setiap pekerjaan dengan baik. Hal ini dapat mengurangi stres dan membuat pekerjaan kita lebih cepat selesai.
Bagi multitasker, singletasking memang bukan hal yang mudah. Butuh usaha yang lebih besar untuk melatih diri supaya tidak mudah ter-distract.
ADVERTISEMENT
Kita dapat memulainya dari hal yang paling sederhana seperti membuat jadwal yang spesifik setiap hari, mematikan notifikasi ponsel ketika sedang mengerjakan tugas, membersihkan meja belajar agar tidak terganggu, dan sebagainya.
Nah, kamu sudah tahu kan efek negatif dari multitasking? Yuk, hindari multitasking dan mulai fokus pada satu hal!