Konten dari Pengguna

Teh Hijau dalam Menurunkan Berat Badan

Aisyah Puteri Suherman
Mahasiswa Program Magister Ilmu Pangan, sekolah Pascasarjana IPB
7 Juni 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Puteri Suherman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh kalangan masyarakat karena dianggap memiliki khasiat dan potensi yang baik bagi kesehatan (Pastoriza et al. 2017; Aryanti et al. 2021). Teh hijau (Camellia sinensis) merupakan salah satu jenis teh yang direkomendasikan dan dikonsumsi di dunia sebagai minuman sehari-hari yang memberikan manfaat kesehatan (Ferreira et al. 2020). Teh hijau memiliki berbagai khasiat kesehatan bagi tubuh manusia, sebagai minuman dalam program diet.Lalu bagaimana peran dan mekanisme teh hijau dalam menurunkan berat badan?
ADVERTISEMENT
Bahan dalam teh hijau yang menarik perhatian karena manfaatnya dalam menurunkan berat badan adalah katekin. Mekanisme penurunan berat badan katekin teh hijau adalah melalui proses termogenesis dan oksidasi lemak. Mekanisme lain dimana katekin dalam teh hijau dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan termasuk mengatur nafsu makan, meregulasi enzim yang terlibat dalam metabolisme lipid hati, dan mengurangi penyerapan nutrisi dalam tubuh. Mekanisme penurunan berat badan katekin disebabkan oleh adanya sistem saraf simpatis (SNS) yang berperan dalam mengatur pengeluaran energi dan lipolisis. Katekin dalam teh hijau juga menghambat katekol o-metiltransferase (COMT), enzim yang berperan dalam degradasi NE (Trivana et al. 2023).
Kehadiran norepinefrin (NE) merupakan mediator utama aktivitas SNS. NE ini dapat merangsang pengendapan lemak pada jaringan perifer (adiposa, hati, otot rangka), melepaskan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi dan meningkatkan metabolisme lipid hati. Penghambatan COMT dan fosfodiesterase dapat meningkatkan aktivitas SNS dalam meningkatkan oksidasi lemak. Peningkatan oksidasi lemak dapat menurunkan berat badan, lemak tubuh, dan lemak perut. Nafsu makan dapat meningkat bila tingkat oksidasi asam lemak hati rendah dan ATP meningkat secara bersamaan. Pada saat yang sama, jika nafsu makan berkurang, lemak tubuh dan lemak perut juga akan berkurang karena digunakan untuk oksidasi lemak untuk menghasilkan ATP sehingga menyebabkan penurunan berat badan (Trivana et al. 2023).
ADVERTISEMENT
EGCG dapat menghambat FAS (enzim utama yang mensintesis asam lemak dari malonil-KoA dan asetil-KoA menjadi TAG), serta menghambat enzim ACC (asetil-KoA karboksilase). Enzim ACC merupakan enzim kunci dalam sintesis asam lemak, dan asam lemak disimpan dalam bentuk TAG. Penurunan malonil-KoA terjadi karena terhambatnya aktivitas enzim ACC. Reduksi malonil-KoA secara langsung mengurangi sintesis asam lemak. Pengurangan kehilangan mitokondria akan secara langsung mengurangi sintesis asam lemak dan dikombinasikan dengan penghambatan sintesis asam lemak (FAS), mencegah penumpukan lemak. Pada saat yang sama, secara bersamaan mengurangi penghambatan karnitin transferase I, sehingga memungkinkan lebih banyak asam lemak memasuki matriks mitokondria, secara efektif meningkatkan beta-oksidasi (pembakaran lemak) menjadi ATP sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan. Polifenol seperti EGCG menghambat lipase pankreas (seperti fosfolipase) yang bekerja langsung pada lumen usus. Fosfolipase berperan dalam pencernaan dan penyerapan lipid. EGCG menghambat penyerapan lipid, mengurangi jumlah lipid yang masuk ke dalam darah, dan pada akhirnya disimpan dalam bentuk TAG. Jika fosfolipase dihambat, penyerapan lipid berkurang dan ekskresi meningkat (Trivana et al. 2023).
ADVERTISEMENT
Banyaknya manfaat yang ada dalam teh hijau menyebabkan teh hijau mulai dimasukkan ke dalam pangan fungsional dan ditambahkan pada berbagai produk nutraceutical dan pharmaceutical (Sarma et al. 2023; Chacko et al. 2010). Walaupun memiliki banyak manfaat, akan tetapi harus selalu diingat apa yang dikatakan oleh Paracelsus yaitu “Segala sesuatu adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun; hanya dosisnya yang menjadikan sesuatu bukan racun”. Oleh sebab itu, konsumsi teh hijau berlebihan juga tidak baik sebab dapat menyebabkan mual, muntah, dehidrasi, lemas, pusing, insomnia, tremor, kegelisahan, diuresis, dan masih banyak lagi.
Referensi
Aryanti R, Perdana F, & Syamsudin R. 2021. Telaah Metode Pengujian Aktivitas Antioksidan pada Teh Hijau (Camellia sinensis (L) Kuntze). Jurnal Surya Medika. Vol. 7(1):15-24.
ADVERTISEMENT
Chacko SM, Thambi PT, Kuttan R, Nishigaki I. 2010. Beneficial effects of green tea: A literature review. Chin Med. 5(13). doi: https://doi.org/10.1186%2F1749-8546-5-13
Farooq S, Sehgal A. 2018. Antioxidant Activity of Different Forms of Green Tea: Loose Leaf, Bagged, and Matcha. Curr. Ress. Nutr. Food. Sci. J. 6 (1): 35-40.
Ferreira L, Saosa Filho, Marinovic M, Rodrigues A, Otton R. 2020. Green tea polyphenols positively impact hepatic metabolism of adiponectin knockout lean mice. Journal of Functional Foods. 64(1):1-10.
Nawab A, Farooq N. 2015. Review on green tea constituents and its negative. The Pharma Innovation Journal. 4(1): 21-24
Pastoriza S, Mesias M, Cabrera C, & Rufian-Henares J. 2017. Healthy Properties of Green and White Teas: An Update. Food Funct. 8(1): 2650-2662.
ADVERTISEMENT
Sarma A, Bania R, Das MK. 2023. Green tea: Current trends and prospects in nutraceutical and pharmaceutical aspects. Journal of Herbal Medicine. 41: 100694. doi: https://doi.org/10.1016/j.hermed.2023.100694
Trivana L, Nur M, Rosidah SC. 2023. Metabolisme Katekin Teh Hijau dan Manfaat Kesehatan Terhadap Obesitas. BSIP Perkebunan. 1(2) : 1-7.
Penulis :
Kelompok 7 (Aisyah, Ussy & Hanif)
Mahasiswa Magister, Ilmu Pangan IPB