Konten dari Pengguna

Deklarasi Istiqlal, Pesan Persaudaraan Antar Umat Untuk Dunia

Fathurrahman Yahya
Pemerhati Politik dan Isu-Isu Internasional, Program Doktoral Kajian Komunikasi Politik dan Diplomasi Universitas Sahid Jakarta.
7 September 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrahman Yahya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Paus Fransiskus Cium Tangan Imam Besar Masjid IstiqlalPemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Paus Fransiskus Cium Tangan Imam Besar Masjid IstiqlalPemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan Apostolik Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus yang ke-45 ke luar negeri menuju Asia dan Oseania khsusunya Indonesia, Papua Nugini, Timur Leste dan Singapura mendapat sorotan media internasional. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024 dan Pertemuannya dengan tokoh lintas agama, utamanya Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, Kamis (5/9/2024) juga tidak luput dari pemberitaan media internasional.
ADVERTISEMENT
Kedua tokoh agama ini mendapat perhatian karena memperlihatkan suasana keakraban dan persaudaraan, walaupun berbeda iman. Selain itu, keduanya menyampaikan pesan-pesan persaudaraan dan perdamaian yang dikomunikasikan tokoh lintas agama melalui Deklarasi Istiqlal.
Pertemuan Pesan ‘’Langit dan Bumi’’
Dari Masjid Istiqlal, Deklarasi dibacakan tokoh lintas agama untuk menguatkan persaudaraan antar umat beragama dalam keragaman dengan fokus pada penghargaan terhadap nilai-nilai dan ritus-ritus agama serta menjaga lingkungan alam dari dampak perubahan iklim (Climate Change). Di pelataran Masjid Istiqlal, tokoh lintas agama menyerukan poin-poin penting sebagai Deklarasi ersama, termasuk upaya menjaga dan melestarikan lingkungan, sehingga secara substantif isi Deklarasi Istiqlal mempertemukan pesan ‘’langit dan bumi’’.
Bersama dengan Paus Fransiskus, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi bertajuk The Istiqlal Declaration atau Deklarasi Istiqlal 2024. Imam Besar Masjid Istiqlal mewakili tokoh muslim dan Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia dan Pemimpin Takhta Suci Vatikan, menyampaikan pesan-pesan Yang Maha Suci di hadapan tokoh-tokoh perwakilan lintas agama Indonesia untuk ‘’dibumikan’’.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah umat Islam, tapi juga rumah besar bagi kemanusiaan. Siapapun bisa mengunjungi Istiqlal dan mengambil manfaat ketika berada di Istiqlal.
Nasaruddin menyampaikan suatu keresahan soal konflik antar negara hingga soal krisis lingkungan. Menurutnya, saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia banyak yang menderita akibat konflik dan menghadapi kriris lingkungan, perubahan iklim serta pemanasan global.
Substansi ‘’Deklarasi Istiqlal 2024" menyerukan sebuah pesan rekonsiliasi kemanusiaan, perdamaian dan persaudaraan antar umat serta melestarikan lingkungan. Paus Fransiskus berpesan bahwa "satu akar yang sama bagi semua agama adalah pencarian untuk berjumpa dengan yang Ilahi..., sebuah pencarian akan sukacita yang lebih besar dan kehidupan yang lebih kuat daripada semua jenis kematian..." kata Fransiskus.
Imam Besar Masjid Istiqlal Menyambut Paus Fransiskus/Foto/Istimewa
Paus berpesan kepada umat agar selalu melihat secara mendalam karena hanya di sanalah Anda dapat menemukan apa yang menyatukan di balik perbedaan."Kami dengan tulus menyerukan kepada semua orang yang beritikad baik untuk mengambil tindakan tegas guna menjaga integritas melestarikan lingkungan alam dan sumber dayanya."
ADVERTISEMENT
Setidaknya, Deklarasi Istiqlal menjadi pesan moral kepada tokoh-tokoh agama, khususnya di Indonesia agar tetap kosisten untuk menyelamatkan bumi yang dihuni umat manusia dari kerusakan, pada saat beberapa lembaga keagamaan memperoleh kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi tambang sebagai bagian dari sumber kekayaan bumi.
Terowongan, Simbol Persahabatan
Pesan-pesan “langit’’ tentang persaudaraan, persahabatan, perdamaian dan kerukunan antar umat yang disampaikan kedua tokoh agama tersebut, seperti terefleksi dan mewujud secara kasat mata dalam ‘’Terowongan Silaturahmi’’. Paus Fransiskus bersama Imam Besar bertemu dan melintasi Terowongan Silaturahmi yang menjadi penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Menggambarkan adanya terowongan ini, keduanya memberikan makna simbolik dan filosofis tentang arti persadaudaraan, kerukunan dan kebesamaan dalam pencarian kebenaran.
Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
‘’Terowongan ini bukan hanya menjadi jembatan bagi umat muslim, tetapi juga bagi umat yang lain’’, kata Imam Besar, Nasaruddin Umar.
ADVERTISEMENT
Paus mensinyalir bahwa kita semua bersaudara, dimana semua peziarah berada dalam perjalanan menuju Tuhan, melampaui apa yang membedakan kita.."Saya berdoa kepala Allah Sang Pencipta segala sesuatu, agar Ia memberkati semua mereka yang melewati terowongan ini dalam semangat persahabatan, kerukunan dan persaudaraan. " kata Paus Fransiskus.
"Yang benar-benar mendekatkan kita adalah menciptakan hubungan antara perbedaan-perbedaan kita, dengan menjaga agar ikatan persahabatan, perhatian, dan hubungan timbal balik tumbuh.
Berkaitan dengan ini Paus Fransiskus ingin meninggalkan dua pesan untuk Anda. Pertama, selalu melihat secara mendalam karena hanya di sanalah Anda dapat menemukan apa yang menyatukan di balik perbedaan. Kedua, agar menjaga ikatan, terowongan itu dibangun dari satu sisi ke sisi lain untuk menciptakan hubungan antara dua tempat yang berbeda dan berjauhan, inilah yang dilakukan lorong bawah tanah: Menghubungkan dan menciptakan ikatan.
ADVERTISEMENT
Tentang ‘’Terowongan Silaturahmi’’ tersebut digambarkan Paus sebagai jembatan penghubung di mana masing-masing pihak terbuka kepada pihak lain, di mana kita berkomitmen untuk mencari kebenaran bersama dengan belajar dari tradisi agama pihak lain; untuk saling memenuhi kebutuhan manusia dan spiritual.
*****
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia khususnya tentu menjadi sorotan (positif), Dunia, karena Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim dan terbesar di Dunia. Sementara, penganut Kristen Katolik hanya sekitar 3,08 % (2021) saja. Namun, Kedua pemimpin agama itu tampak akrab bagaikan saudara sebagai umat manusia, walaupun dibatasi oleh sekat-sekat tradisi dan ritus-ritus keagamaan yang berbeda. Sebuah bukti bahwa Indonesia adalah Bhinneka dan majemuk yang menghargai keragaman dan perbedaan.
Deklarasi Istiqlal membawa pesan-pesan penting mengenai nilai-nilai persaudaraan, persahabatan, kerukunan dan kemanusiaan menuju perdamaian. Pertemuan Imam Besar Istiqlal, Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus di Terowongan Silaturahmi merupakan saksi sejarah yang menampilkan potret toleransi kemanusiaan. Setidaknya, Terowongan ini telah mewujudkan tiga aspek sebagaiman dirancang yaitu mencakup Kebangsaan, Kebudayaan dan Toleransi. Dan, persaudaraan antar umat ini bisa menjadi eksprimen sejarah untuk Dunia. (Fath)
ADVERTISEMENT