Konten dari Pengguna

Pentingnya Pendidikan bagi Pesepak Bola Profesional: Investasi Masa Depan

M Azril Akbar Maulana
Mahasiswa UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
15 Oktober 2024 17:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Azril Akbar Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andres Iniesta atlet sepak bola juga mementingkan pendidikan hingga mendapatkan gelar double degree untuk jurusan biologi dan ilmu olahraga dan juga membuka akademi sepak bola di Singapura bernama Iniesta Academy Singapore ( Foto di gallery lalu saya edit).
zoom-in-whitePerbesar
Andres Iniesta atlet sepak bola juga mementingkan pendidikan hingga mendapatkan gelar double degree untuk jurusan biologi dan ilmu olahraga dan juga membuka akademi sepak bola di Singapura bernama Iniesta Academy Singapore ( Foto di gallery lalu saya edit).
ADVERTISEMENT
Sepak bola, sebagai salah satu olahraga terpopuler di dunia, sering kali menjadi impian karier bagi banyak orang. Banyak yang rela mengorbankan masa mudanya serta pendidikannya demi mengejar sukses di lapangan hijau. Namun, bukankah penting bagi pesepak bola profesional untuk tetap meraih pendidikan sebagai fondasi hidup di masa depan? Menurut saya, pendidikan tetap merupakan investasi terbaik, apa pun jalannya. Kita dapat mengambil contoh dari kiper legendaris tim nasional Indonesia, Kurnia Meiga, yang kini mengalami kesulitan ekonomi. Padahal, dulunya kariernya cemerlang. Namun, seperti yang kita ketahui, karier yang baik tidak selalu mulus. Hal-hal tak terduga bisa terjadi kapan saja. Ini menjadi bukti nyata bahwa mengandalkan karier sebagai atlet saja tidak cukup untuk menjamin kehidupan yang layak. Menurut data, rata-rata karier seorang atlet profesional hanya bertahan antara 5 hingga 10 tahun, dan sekitar 60% dari mereka mengalami masalah keuangan dalam lima tahun setelah pensiun. Ini kembali menunjukkan bahwa mengandalkan karier sebagai atlet saja tidak cukup untuk memastikan masa depan yang stabil. Coba bandingkan dengan profesi lain, entah di bidang kedokteran, teknologi, atau profesi lain yang memiliki pendidikan formal, mereka mempunyai lebih banyak opsi yang bisa dikerjakan setelah pensiun. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan sebagai landasan kuat untuk masa depan. Banyak mantan pemain sepak bola profesional yang akhirnya menyadari hal tersebut, baik sebelum pensiun maupun sesudahnya. Seolah-olah mereka menyimpulkan, “Pendidikan adalah bekal yang harus selalu saya bawa, meskipun saya berhasil di lapangan. Ketika karier saya berakhir, saya tahu saya memiliki sesuatu yang bisa diandalkan.” Pernyataan serupa juga pernah disampaikan oleh beberapa pesepak bola Indonesia seperti Kurnia Meiga, Cristian Gonzales, Shin Tae-yong, bahkan Ronaldo Kwateh, pemain muda berbakat, yang juga menegaskan pentingnya pendidikan di samping karier sepak bola. Namun, tak sedikit pula pemain yang masih mengabaikan pendidikan formal. Ada juga yang beralasan, “Bagaimana dengan karier saya jika harus sambil sekolah?” dan sebagainya. Padahal, mereka masih bisa mengikuti kelas daring atau pelatihan jarak jauh sebagai solusi praktis yang efektif demi menciptakan karier yang berkelanjutan. Pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga dapat menciptakan dampak sosial yang positif, seperti meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan fisik di kalangan atlet muda yang menjadi panutan bagi generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT