Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Proses Produksi Film Dokumenter Siswa SMK
16 April 2022 12:02 WIB
Tulisan dari Enggar Pristianora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menumbuhkan Mindset Filmmaker Pada Siswa
Sebelum melakukan proses produksi film dokumenter, siswa harus memahami pola pikir atau mindset seorang filmmaker. Para siswa diajak menonton film yang sebelumnya pernah dibuat kakak kelas mereka. Dengan tujuan untuk open mind tentang film dokumenter. Mereka harus memahami ekspresi narasumber untuk mengetahui pesan utama yang akan disampaikan, teknik pengambilan gambar yang dipakai dan setting lokasi yang mendukung karakter. Guru harus menjelaskan bahwa mindset seorang filmmaker adalah Bahasa gambar. Saat siswa berfikir tentang sebuah ide atau gagasan, maka harus memikirkan juga gambar apa yang cocok atau dipakai untuk mendukung ide tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan mempertimbangkan sejumlah hal teknis yaitu komposisi gambar, ukuran gambar, sudut pengambilan gambar, framing, pencahayaan dan estetika. Sangat penting juga bagi seorang siswa yang akan membuat film untuk memahami isi sebuah gambar, yang pertama adalah Informasi yang merupakan unsur penting dan menjadi tujuan utama dalam bertutur melalui gambar. Tiap gambar yang direkam harus memuat informasi tentang subjek atau objek. Kedua yaitu Estetika atau keindahan yaitu baik dan buruknya gambar terkait komposisi, sudut pengambilan gambar, framing, dan pencahayaan. Ketiga Drama, yaitu segala sesuatu yang dapat mengunggah perasaan pemirsa dan segala sesuatu yang menyangkut emosional manusia. Unsur ini merupakan daya tarik utama sebuah film yang merupakan barang langka. Sedangkan unsur yang bisa dimaksimalkan dari sebuah film dokumenter adalah informasi dan estetika.
ADVERTISEMENT
Diharapkan Mindset siswa akhirnya bermuara pada persoalan teknis dan isi sebuah gambar. Bahwa mindset yang harus dibangun, dilatih dan menjadi keterampilan dari siswa sebagai seorang filmmaker adalah kemampuan merekam momen atau kejadian dengan saaratnya kandungan informasi, estetika dan drama.
Cara Melakukan Riset Yang Benar
Riset harus dilakukan siswa sebagai upaya pemetaan ide sebelum sebuah gagasan ditemukan hingga didesain menjadi sebuah film dokumenter yang mengangkat realitas atau fakta bukan khayalan ataupun imajinasi siswa semata. Saat melakukan riset, yang harus dipetakan siswa adalah riset subjek, hunting lokasi, dan proposal.
Riset subjek dapat dilakukan dengan memperhatikan data fisik, data sosiologis, dan data psikologis. Memilih dan mencari lokasi syuting pengambilan gambar yang sesuai dengan treatment yang telah dibuat sebelumnya oleh siswa. Hunting lokasi dalam hal ini, siswa perlu melakukan pendekatan dengan objek yang bersangkutan sehingga proses syuting dapat berlangsung dengan baik. Selanjutnya observasi di lapangan harus dilakukan siswa untuk mengenali kondisi dilapangan dan untuk melihat dan menentukan sudut pengambilan gambar agar film yang dibuat siswa tetap estetik. Hal ini sangat membantu proses pembuatan film dokumenter yang akan diproduksi siswa menjadi mutlak kebenaranya, karena siswa akan mengetahui kondisi di lapangan yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Siswa hendaknya menyiapkan segala perizinan sebagai langkah ataupun bukti bila dalam kegiatan pengambilan gambar memang sedang melakukan tugas untuk meminimalisir ketika adanya kendala soal perizinan diluar prediksi. Hal berikutnya yang harus dilakukan siswa adalah melakukan pendekatan personal terhadap narasumber di lapangan untuk menyamakan pandangan. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan diri agar narasumber tidak merasa terganggu dan lebih jelas mengetahui apa tujuan siswa yang akan membuat film Bersama tim produksinya.
Menjalankan Tahap Praproduksi
Dalam tahap praproduksi siswa harus menyusun synopsis yang berisi ikhtisar plot penceritaan tentang subjek yang disusun dalam bentuk tertulis. Tahap berikutnya adalah hunting lokasi yang bertujuan memahami situasi dilokasi perekaman, terutama menyangkut sumber cahaya atau sumber listrik, serta menentukan posisi sinematografer hingga ia faham akan mengambil apa pada waktunya.
ADVERTISEMENT
Tahap berikutnya yaitu menyusun treatment script yang berisi rancangan momen-momen yang diharapkan bisa diperoleh dilapangan nanti dan poin-poin dalam wawancara (termasuk lokasi wawancara). Siswa juga harus menyusun budget dan alat produksi dengan tujuan untuk mengkalkulasi anggaran dan perlengkapan kerja. Hal yang terakhir, siswa harus menyiapkan daftar pertanyaan untuk narasumber, sehingga alur pertanyaan sesuai dengan kebutuhan film yang akan dibuat.
Melakukan Produksi
Menurut stokes (2007) visualisasi film dokumenter bisa dibangun dari unsur-unsur berikut ini:
1. Kronologi peristiwa dengan suasana yang nyata.
2. Arsip, artikel atau microfilm.
3. Kesaksian atau pernyataan narasumber.
4. Narator dan pewawancara.
5. Still foto karena memiliki ikatan historis dengan subject matter.
6. Perbincangan para aktor sosial yang terlibat dalam peristiwa.
ADVERTISEMENT
7. Silhouette untuk memberikan tekanan pada audio atau merahasiakan narasumber.
Untuk Audio film dokumenter dirangkai dari unsur-unsur:
1. Narasi yang disampaikan oleh narrator dengan atau tanpa kehadiranya di layer (voice over) dalam memandu subyek.
2. Syncrhronous sound, suara asli dari peristiwa yang dipersatukan dengan gambar yang direlay.
3. Sound effect.
4. Music ilustrasi.
5. Hening, Ketika memberikan tekanan pada unsur visualnya.
Seluruh elemen tersebut harus disusun struktur penyajianya oleh siswa secara sinematik sehingga membentuk kesatuan naratif film dokumenter yang utuh dan tentunya kebenaran dan keaslian film tidak boleh ditawar.
Pascaproduksi Yang Baik dan Benar
Pada proses editing, siswa harus menyusun dan merekonstruksi gambar dan dialog dengan menambah, mengurangi atau membuang shot yang diperlukan sesuai scenario dan konsep penyutradaraan dalam film dokumenter yang mereka produksi. Semua itu bertujuan untuk membentuk rangkaian penuturan cerita yang sinematik dan memenuhi standart dramatic, artistic dan teknis. Proses editing ini terdiri dari menambahkan transisi, mengkoreksi warna, filter dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses editing.
ADVERTISEMENT