Konten dari Pengguna

Tren Baru dalam Melestarikan Warisan Budaya Melalui Tiktok dan Instagram

Diva Syafara
Seorang Mahasiswa UNDIP Jurusan Antropologi Sosial
20 Agustus 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diva Syafara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi (KKN UNDIP TIM II) Diva Syafara
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi (KKN UNDIP TIM II) Diva Syafara
ADVERTISEMENT
Kepatihan, 10 Agustus 2024 – Dari sekian banyaknya warisan budaya Indonesia yang diakui oleh dunia yaitu, Batik yang diminati dari dalam negeri maupun luar negeri serta lintas generasi muda maupun tua. Batik sendiri memiliki ciri khas masing-masing dari tiap daerah seperti pada daerah Pekalongan yang terkenal dengan motif flora dan fauna yang sekarang sudah dimodifikasi dengan tren sekarang akan tetapi tidak menghilangkan ciri khasnya. Dengan adanya media sosial seperti sekarang ini membuat banyak dari kaum manapun bisa melihat dan memilikinya.
ADVERTISEMENT
Platfrom tersebut bernama Tiktok dan Instagram yang saat ini digunakan oleh para pengrajin batik dalam memasarkan hasil dari karya mereka dengan membuat konten video pendek berisi tentang cara membuat pola, pencatingan pada kain dan pewarnaan dengan mempertontonkan Teknik pembuatan secara tradisional dalam pembuatannya. Oleh karena itu saya membuat program tata cara membuat konten untuk mempromosikan batik melalui Tiktok maupun Instagram yang berisi tata membuat konten dan jam-jam yang tepat untuk memposting sebuah video dimana pada jam tersebut banyak audience yang melihat. Teknik promosi lainnya berupa foto hasil kain batik yang dibuat dan sudah berbentuk baju dengan macam gaya busana modern.
Akhirnya saya menyambangi sebuah brand batik bernama “Mas Agunx Q” yang sudah menjual kain batik sampai ke luar negeri akan tetapi belum mempunyai sarana untuk mempromosikan selain Facebook milik akun pribadi pemilik dan bukan akun dari produk milik beliau. Sehingga saya berkolaborasi Bersama teman saya Jovinca Anggi dari Akuntansi Perpajakan membantu membuatkan akun Instagram bisnis untuk memperkenalkan lebih detail mengenai macam-macam motif, gaya busana, kualitas bahan. Dengan adanya media sosial seperti sekarang ini sangat membaantu para pengrajin batik tulis untuk membuat batik menjadi suatu mode stylist dan membuat kemasa yang elegan yang secara tidak sadar memikat calon pembeli.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadi Langkah inovatif dalam melestarikan budaya agar batik tidak terkekang oleh waktu dan secara tidak langsung juga membantu para pengrajin dalam promosi dalam penjualan kain batik yang dibuat. Diharapkan batik semakin mendapat apresiasi dari manca negara dan di akuin sebagai salah satu warisan Budaya Indonesia yang harus dilestarikan. oleh karena itu Saya Diva Syafara dari Antropologi Sosial membantu dalam memperomosikan hasil karya pengrajin dengan bentuk modul yang berisi tata cara pembuatan akun dan cara membuat konten untuk promosi penjualan. Maupun untuk Live Tiktok, Instagram maupun Shopee sebagai media promosi sekaligus penjualan