Dampak Pandemi terhadap Pertumbuhan Properti di Indonesia

Alexander Ginting
Ketua OPPINI (Forum Penilai Pemerintah Indonesia)
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 13:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Ginting tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Properti dan Ekonomi (Sumber : Shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Properti dan Ekonomi (Sumber : Shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 sebesar 7,07% (year-on-year) menjadi pendorong pemulihan, membawa optimisme bagi seluruh anggota ekonomi. Neraca perdagangan mengalami surplus selama 16 bulan berturut-turut dan mencapai 4,74 miliar USD, tertinggi sejak Desember 2006. Selain itu, nilai tukar relatif stabil dan cadangan devisa mencapai 144,8 miliar USD pada akhir Agustus 2021 (meningkat $146,9 miliar pada bulan September 2021); menunjukkan bahwa ketahanan sektor luar cukup kuat. Pertumbuhan positif di semua sektor dan permintaan yang terus meningkat menunjukkan bahwa upaya pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Pemulihan ini sejalan dengan program pengobatan COVID-19 yang semakin efektif, dan tren penambahan kasus harian secara nasional terus menurun. Per 2 Oktober 2021, tingkat positif mingguan nasional adalah 0,98%
ADVERTISEMENT
Tren kenaikan di sektor real estate diperkirakan akan melebihi tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Ketika PDB nasional turun menjadi negatif 2,1% akibat dampak pandemi COVID-19, sektor real estate bisa mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,3%. Pada tahun 2020, nilai ekonomi nasional yang dibawa oleh sektor real estate cukup besar, mencapai 324,3 triliun rupiah. Angka ini menyumbang lebih dari 3% dari total perekonomian nasional dan merupakan kontribusi tertinggi sektor padat modal terhadap perekonomian nasional. Selama 10 tahun terakhir, sektor real estate juga terus mencapai rekor tertinggi dibandingkan bidang lainnya. Pencapaian ini menjadi cerita baru bagi industri real estate dan tentunya sangat membanggakan karena pencapaian tinggi ini justru diraih dalam situasi bisnis yang sulit akibat pandemi.
ADVERTISEMENT
Sektor real estate tanah air mampu menahan gempuran pandemi COVID-19 dengan cukup baik hingga fase kedua. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis para pelaku industri akan berpartisipasi di bidang ini di masa sulit ini. Sektor real estate merupakan penyumbang lapangan pekerjaan yang signifikan dan perekonomian berpotensi mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi. Padahal, sektor real estate terkait dengan 174 sektor industri.
Menurut Pengamat Epic Property Property Gali Ade Novran, tren yang tepat di sektor real estate salah satu indikatornya yang paling jelas adalah terus meningkatnya aktivitas penjualan pengembang, termasuk penyaluran pembiayaan perumahan (KPR) perbankan. Permintaan properti semakin hari semakin meningkat. Penduduk perkotaan di Indonesia mencapai 56,7%. Menurut proyeksi sebelumnya, proporsi penduduk di perkotaan diperkirakan mencapai 66,6% pada tahun 2035 dan 72,8% pada tahun 2045. Selain itu, masih akan ada 15,5 juta orang yang hidup dengan kekurangan perumahan pada tahun 2020. Untuk itu, sektor real estate terus didorong untuk terus memberikan kontribusi positif dalam penyediaan perumahan yang layak.
Ilustrasi rumah dan properti Foto: Thinkstock
Sektor real estate memberikan dampak eksponensial baik pada keterkaitan hulu maupun hilir dari 174 subsektor industri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat penyerapan tenaga kerja langsung di industri real estate juga mencapai 19 juta orang. Untuk mendorong industri real estate di masa pandemi, pemerintah telah memberikan berbagai insentif, antara lain kebijakan Loan-to-Value (LTV) dan 100% Financing of Value (FTV) untuk properti. Kebijakan PPN yang didukung pemerintah telah berdampak pada kinerja pasar di segmen berpenghasilan menengah ke atas dan pertumbuhan penjualan yang cukup besar di segmen residensial dengan harga berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dan lebih dari Rp 2 miliar. Kebijakan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian real estate rumah dan apartemen berdampak langsung pada industri real estate Indonesia, karena industri keramik Indonesia memberikan dampak positif berupa pertumbuhan dari 15% menjadi 20 %.
ADVERTISEMENT
Mengenai pengaruh persepsi pelaku pasar global terhadap investasi Indonesia, yang juga mempengaruhi stabilitas investasi real estate di Indonesia, investor global lebih fokus untuk fokus pada peluang investasi real estate di gateway pasar negara berkembang daripada di pasar yang kurang berkembang. Dengan kebangkitan investasi domestik dan internasional, tidak hanya sektor real estate yang mulai membaik, tetapi juga sektor jasa konstruksi. Industri jasa konstruksi meningkat sebesar 4,42% year-on-year (YoY/YOY). Dari sisi investasi, total investasi tetap (PMTB) meningkat sebesar 7,54% (YoY) ditopang oleh pertumbuhan gedung. Dengan semakin pesatnya digitalisasi di masa pandemi, berdampak sangat baik bagi sektor real estate di Indonesia. Buktinya, sektor real estate, khususnya yang bergerak di segmen perumahan, sudah mulai menawarkan apartemen kepada konsumen. Bahkan, beberapa pengembang besar di koridor Timur dan Barat Jakarta sibuk menyelesaikan proyeknya. Inovasi ini tidak hanya di bidang pemasaran dengan menggunakan layanan digital sehingga pembeli dan penjual tidak perlu bertatap muka, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi melalui kerja sama dengan nasabah bank.
ADVERTISEMENT