Konten dari Pengguna

Pembangunan Terminal Wae Kelambu Mendukung Wisata Super Premium Labuan Bajo

Alexander Ginting
Ketua OPPINI (Forum Penilai Pemerintah Indonesia)
15 November 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Ginting tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Labuan Bajo (Foto : William Kusno/Free to use under the Unsplash License)
zoom-in-whitePerbesar
Labuan Bajo (Foto : William Kusno/Free to use under the Unsplash License)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Labuan Bajo adalah sebuah kelurahan di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini total luas wilayah darat dan wilayah lautnya adalah 9.450 km2. Terletak di ujung barat pulau Flores yang tergolong tandus dengan curah hujan yang rendah, pulau ini didiami oleh penduduk yang terkenal tangguh mengarungi kerasnya alam. Tanah yang cenderung tandus dan sulit diolah sebagai pertanian membuat banyak penduduk Manggarai barat memilih menjadi nelayan daripada menjadi petani. Pada tahun 2019 Kabupaten ini memiliki penduduk sekitar 275 ribu orang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019 diketahui bahwa tingkat kemiskinan penduduk di Kabupaten Manggarai Barat mencapai 18% atau dua kali lipat rata rata angka kemiskinan nasional. Kondisi ini menjadi sangat ironis, karena dalam wilayah kabupaten Manggarai terdapat pulau pulau kecil yang menyimpan keajaiban dunia, sebuah spesies reptil yang memiliki ciri sebagai hewan purbakala bernama Komodo! Komodo adalah keajaiban dunia yang hanya ada di pulau-pulau kecil di wilayah Manggarai Barat, dipastikan tidak ada satu tempat lain di dunia yang memiliki habitat hewan langka tersebut. Tidak hanya memiliki satwa purbakala yang hanya ada di wilayah tersebut, Manggarai Barat juga memiliki pulau-pulau, pantai, dan laut yang sangat indah. Keunikan dan keindahannya telah tersohor ke segala penjuru dunia, dan mendapatkan pengakuan dengan menetapkan Komodo sebagai situs warisan dunia UNESCO.
ADVERTISEMENT
Meskipun sejak tahun 1980 Taman Nasional Komodo sudah dikembangkan sebagai warisan dunia, namun tak kunjung mampu mengantar kehidupan masyarakat setempat kepada kemakmuran. Pengembangan wisata yang masih konvensional dan minimnya fasilitas pendukung wisata sangat mengurangi minat berkunjung dari wisatawan. Ditambah lagi masih minimnya infrastruktur dan besarnya ketergantungan kabupaten ini akan pasokan logistik dari luar pulau Flores membuat harga barang-barang konsumen menjadi mahal.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga barang konsumsi di Labuan Bajo adalah mahalnya biaya pengangkutan logistik ke Labuan Bajo akibat pemborosan waktu dalam kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan Pelabuhan Labuan Bajo masih diperuntukkan untuk Pelabuhan penumpang dan Pelabuhan logistik sekaligus, sehingga proses bongkar muat kapal menjadi sangat lambat dan mahal.
ADVERTISEMENT

Labuan Bajo sebagai destinasi Wisata Super Premium

Sejak dinyatakan sebagai salah satu destinasi wisata premium pada Juli 2019 lalu, pamor Labuan Bajo kian bersinar. Keunikan dan kualitas keindahan alamnya yang berkelas menjadi kebanggaan wisatawan sangat bangga pernah mengunjungi tempat ini.
Meskipun sejak tahun 1980 Taman Nasional Komodo sudah dikembangkan sebagai warisan dunia, namun tak kunjung mampu mengantar kehidupan masyarakat setempat kepada kemakmuran. Pengembangan wisata yang masih konvensional dan minimnya fasilitas pendukung wisata sangat mengurangi minat berkunjung dari wisatawan. Ditambah lagi masih minimnya infrastruktur dan besarnya ketergantungan kabupaten ini akan pasokan logistik dari luar pulau Flores membuat harga barang-barang konsumen menjadi mahal.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga barang konsumsi di Labuan Bajo adalah mahalnya biaya pengangkutan logistik ke Labuan Bajo akibat pemborosan waktu dalam kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan Pelabuhan Labuan Bajo masih diperuntukkan untuk Pelabuhan penumpang dan Pelabuhan logistik sekaligus, sehingga pelayanan Pelabuhan menjadi sangat lambat.
ADVERTISEMENT
Tingginya harga barang konsumsi di Labuan Bajo sering dikeluhkan oleh para wisatawan, berdasarkan pengamatan penulis setiap wisatawan minimal mesti merogoh selembar uang Rp 50 ribu untuk sekadar menikmati secangkir kopi dan makan sebungkus mi instan di Labuan Bajo. Namun harga yang tinggi ini sama sekali tidak mencerminkan keuntungan yang besar yang diperoleh para penjual, karena penjual juga harus membeli bahan baku dengan harga yang relatif tinggi pula.
Selain kepada wisatawan, mahalnya biaya transportasi logistik juga berpengaruh kepada harga barang-barang konsumsi bagi penduduk setempat. Tingkat harga yang tinggi secara langsung menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk di Labuan Bajo.

Labuan Bajo sebagai destinasi Wisata Super Premium

Pada Agustus 2020, telah dimulai pembangunan terminal baru di Labuan Bajo bernama Terminal Multipurpose Wae Kelambu. Terminal ini diperuntukkan bagi lalu lintas logistik dan bongkar muat peti kemas. Proses pembangunan terminal ini dikerjakan dengan cepat sehingga dalam waktu setahun kemudian, tepatnya pada Kamis tanggal 14 Oktober 2021 pelabuhan baru ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Secara teknis Terminal Multipurpose Wae Kelambu ini memiliki kapasitas yang cukup besar dan dapat berfungsi hingga 20 tahun ke depan untuk mengangkut logistik di Labuan Bajo.
Untuk percepatan pembangunan Pelabuhan ini maka prosesnya dilakukan secara simultan dengan menggunakan dana APBN dan BUMN. Pembangunan sisi laut dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya. Sedangkan pembangunan infrastruktur dari sisi darat dikoordinasikan oleh PT Pelindo Indonesia (Persero) dan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya (Persero). Fasilitas utama dari infrastruktur sisi laut yang telah dibangun di Terminal Multipurpose Wae Kelambu yaitu dermaga berukuran 120x20 meter persegi, trestle 60x12 meter persegi, dan causeway 690x20 meter persegi dengan lebar jalan 10,5 meter. Selain itu, terdapat container yard dengan luas 3 hektare, Gedung KSOP Kelas III Labuan Bajo seluas 378 meter persegi, dan kolam pelabuhan yang dapat disandari kapal hingga berukuran 25.000 DWT. Fasilitas pelabuhan pada sisi darat Terminal Multipurpose Wae Kelambu juga dilengkapi dengan power house, workshop, gate utama dan gate in/out, kantor operasional, signage, Base Transceiver Station (BTS), Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), gudang, masjid, hingga terminal BBM. Pelabuhan ini juga didukung dengan fasilitas pengolahan air produksi air bersih untuk suplai kebutuhan air kapal, serta didukung berbagai kendaraan dan mesin penunjang layanan kepelabuhan.
ADVERTISEMENT
Dengan diresmikannya Pelabuhan multipurpose ini diharapkan biaya pengadaan logistik di Labuan Bajo dapat segera turun, sehingga masyarakat dan wisatawan dapat menikmati barang-barang konsumsi dengan lebih murah. Di samping itu beroperasinya Pelabuhan baru ini diharapkan juga mempercepat geliat ekonomi daerah ini karena pasokan faktor produksi yang lebih cepat dan lancar serta manfaat ekonomi yang diperoleh dari penyerapan tenaga kerja baru dan bisnis penunjang kepelabuhan yang timbul di sekitar aset ini.