Konten dari Pengguna

Martin Luther : Penggerak Sejarah Kekristenan

Matthew Khow
Seorang Pelajar di SMAK IPEKA Tomang
19 Februari 2025 14:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Matthew Khow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Tokoh Martin Luther. Foto : istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Tokoh Martin Luther. Foto : istockphoto.com

Biografi Martin Luther

ADVERTISEMENT
Di tengah kekuasaan gereja yang mendominasi Eropa pada abad ke-16, seorang pria bernama Martin Luther muncul sebagai suara perubahan yang mengguncang fondasi tradisi yang sudah bertahan ratusan tahun. Dikenal sebagai seorang reformis yang sangat berani dan kritis. Ia juga biasa diketahui oleh banyak orang karena aksinya yang sangat terkenal yaitu menempelkan 95 dalil di sebuah gereja Roma.
ADVERTISEMENT
Beliau adalah seorang teolog, reformis, dan tokoh penting dalam sejarah Gereja Kristen yang hidup pada abad itu. Luther dikenal sebagai penggagas Gerakan Reformasi Protestan yang mengubah wajah gereja dan masyarakat Eropa secara mendalam. Ia juga banyak menentang praktik korup dalam gereja pada zaman itu. Ia bahkan pernah menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat Jerman saat itu.
Martin Luther lahir pada 10 November 1483 di Eisleben, Jerman, dalam sebuah keluarga yang biasa saja. Ayahnya, Hans Luther, seorang penambang, berharap Luther menjadi pengacara untuk meraih kesuksesan dan mengangkat derajat keluarga. Luther menerima pendidikan awal di sekolah Latin di Mansfeld, lalu melanjutkan ke Magdeburg dan Eisenach. Ia dikenal sebagai pemuda yang kritis dengan minat besar dalam filsafat dan teologi. Pada 1501, Luther masuk Universitas Erfurt dan meraih gelar sarjana dalam tiga tahun, serta gelar magister pada 1505.
ADVERTISEMENT
Di bawah tekanan ayahnya, ia melanjutkan studi hukum, namun kehidupannya berubah setelah mengalami pengalaman spiritual mendalam. Sebuah badai hampir merenggut nyawanya, dan dalam ketakutan, ia bersumpah menjadi biarawan jika Tuhan menyelamatkannya. Menepati sumpah, ia masuk Biara Agustinian di Erfurt dan mulai hidup religius. Di biara, ia mempelajari teologi dan ditahbiskan sebagai imam pada 1507. Luther melanjutkan studi di Universitas Wittenberg dan memperoleh gelar doktor teologi pada 1512, yang memberinya posisi sebagai profesor Alkitab.
Luther, dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalamannya sebagai seorang biarawan, mulai merasakan kegelisahan dalam dirinya atas berbagai praktik yang ia anggap bertentangan dengan ajaran Alkitab. Salah satu praktik yang paling ia kritik adalah penjualan surat indulgensi, di mana gereja menawarkan pengampunan dosa dengan imbalan sumbangan uang. Luther meyakini bahwa keselamatan seseorang tidak dapat dibeli dengan materi, melainkan hanya melalui iman kepada Tuhan.
Illustrasi Martin Luther Menempel 95 Dalil. Foto : istockphoto.com
Pada 31 Oktober 1517, Luther mengambil langkah yang sangat berani dengan menempelkan 95 Dalil di pintu Gereja Kastil Wittenberg. Dalam dalil-dalil tersebut, ia mengkritik keras praktik indulgensi serta menyuarakan perlunya reformasi dalam tubuh gereja. Tindakannya ini segera menarik perhatian luas dan memicu perdebatan sengit di kalangan akademisi serta pemimpin gereja.
ADVERTISEMENT
Pihak gereja, khususnya Paus Leo X, melihat Luther sebagai ancaman serius terhadap otoritas gereja Katolik. Pada tahun 1520, Paus mengeluarkan bulla kepausan Exsurge Domine yang mengancam akan mengucilkan Luther jika ia tidak menarik kembali pandangannya. Namun, Luther menolak untuk tunduk dan justru membakar dokumen tersebut secara terbuka sebagai bentuk penolakan terhadap otoritas kepausan.
Illustrasi Persidangan Diet of Worm 1521. Foto : istockphoto.com
Ketegangan semakin meningkat hingga akhirnya Luther dipanggil ke Diet of Worms pada tahun 1521, sebuah sidang yang diadakan oleh Kaisar Romawi Suci, Charles V. Dalam persidangan ini, Luther kembali diminta untuk mencabut ajarannya, tetapi ia tetap teguh pada keyakinannya dan mengucapkan kata-kata yang terkenal: "Di sini aku berdiri, aku tidak bisa berbuat lain. Tuhan menolongku." Akibat penolakannya, Luther resmi dikucilkan dari gereja dan dinyatakan sebagai buronan oleh Kekaisaran Romawi Suci.
ADVERTISEMENT
Setelah sidang tersebut, Frederick III dari Saxony melindungi Luther dengan membawanya ke Kastil Wartburg. Selama berada di pengasingan, Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, sebuah langkah besar yang memungkinkan lebih banyak orang memahami ajaran Kristen tanpa harus bergantung pada interpretasi gereja Katolik. Terjemahan ini menjadi dasar bagi perkembangan bahasa Jerman modern dan semakin memperkuat gerakan Reformasi.
Seiring berjalannya waktu, ajaran Luther menyebar dengan cepat di berbagai wilayah Eropa. Banyak penguasa dan rakyat yang mendukung gagasan reformasi dan mulai meninggalkan gereja Katolik. Gerakan ini kemudian melahirkan berbagai denominasi Kristen Protestan, yang terus berkembang hingga saat ini.
Martin Luther bukanlah sekedar teolog dan reformis, tetapi juga seorang pengubah arah sejarah kekristenan. Ia menekankan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman, bukan perbuatan atau sumbangan materi, yang menjadi dasar ajaran Reformasi Protestan hari ini. Meskipun keberaniannya menentang gereja membuatnya kontroversial dan terancam konsekuensi besar, warisannya tetap bertahan sampai sekarang. Kebebasan beragama dan perubahan pemikiran intelektual yang dipicu oleh ajaran-nya masih memberikan dampak hingga kini.
ADVERTISEMENT