Modernisasi Militer China: Ambisi atau Gengsi?

Ayu Atikah Zahra'
mahasiswi hubungan internasional universitas mulawarman
Konten dari Pengguna
21 November 2022 19:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Atikah Zahra' tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(foto: Ayu Atikah Zahra')
zoom-in-whitePerbesar
(foto: Ayu Atikah Zahra')
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya semakin berkembangnya zaman, perubahan berada diluar kontrol manusia. Terkadang, perubahan itu sendiri sangat amat dibutuhkan atau memang terkadang perubahan itu terjadi dikarenakan ambisi kita sebagai manusia yang memiliki naluri untuk saling bersaing dan berusaha menjadi yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini salah satunya adalah negara China yang melakukan reformasi besar-besaran terutama di zaman Deng Xiao Ping. Pada perombakan tersebut ada 4 yang menjadi sorotan, yaitu industri, teknologi, pertanian dan pertahanan atau disebut the four modernization.
Menurut mereka modernisasi pada pertahanan atau militer merupakan hal yang terakhir karena ketika ketiga-nya (pertanian, industri dan teknologi) sudah tercapai maka aka nada kekuatan ekonomi yang menunjang sektor militer.
Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa akhirnya China memutuskan untuk melakukan modernisasi adalah adanya ambisi yang tinggi terhadap lawannya dan menganggap bahwa hal tersebut patut unutk dipersaingkan.
Salah satunya adalah saat perang teluk tahun 1991, yang merupakan titik awal adanya ambisi China untuk melakukan modernisasi terhadap militernya. Melihat adanya kesenjangan dalam sektor militer oleh keduanya membuat China semakin terobsesi.
ADVERTISEMENT
Lalu selanjutnya, ketika tahun 1990-an reformasi ekonomi di China menunjukkan perkembangan yang positif, hal ini akhirnya memiliki pengaruh pada sektor militer China sendiri.
Di lanjutkan dengan periode pasca perang dingin, dimana ancaman Soviet sudah mulai berkurang akhirnya China memutuskan untuk memperbaiki strategi keamanan mereka yang mana hal ini juga tentu saja berpengaruh pada sektor militer mereka. Mereka menyusun strategi baru dan mem-fokuskan diri kearah kemungkinan ancaman dari perbatasan.
Tak hanya beberapa alasan diatas, alasan China melakukan revolusi dan modernisasi adalah adanya globalisasi, dimana perubahan terus terjadi sehingga ada kemungkinan ancaman dominasi kekuatan militer berbasis teknologi atau karena adanya tren revolution in military affairs (RMA).
Kembali pada permasalahan perbatasan dimana sebenarnya hubungan China dengan beberapa negara tetangganya, serta pengalaman sejarah membuat China merasa takut akan ada negara yang mendominasi kekuatan militer di Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat beberapa alasan dan asumsi-asumsi mengenai modernisasi di China didasari oleh peningkatan dan ambisi, hal ini juga dibenarkan jika melihat menurut Jasen Castillo, yang mana beliau mengatakan bahwasanya negara memang selalu memiliki sifat ambisius dan pertumbuhan ekonomi memang berpengaruh sesuai dengan makin tingginya ambisi kebijakan luar negeri. Hal ini menjadi hal biasa ketika semuanya akhirnya berpengaruh pada peningkatan militer.
Hubungan Internasional sendiri pun melihat fenomena China yang melakukan modernisasi atas dasar rasa ketertinggalan dan memiliki pandangan yang negatifterhadap negara-negara maju bahkan pada wilayah-wilayah yang terletak didekat perbatasannya sendiri.
Hal itupun dapat dianalisis menggunakan prespektif Marxisme, yang mana memiliki asumsi dasar bahwasanya ekonomi menentukkan pola hubungan sosial dan politik, maka hal tersebut sangat mudah untuk kita analisis.
ADVERTISEMENT
Karena seperti yang sudah disebutkan diatas bahwasanya, penunjang adanya modernisasi militer salah satunya adalah ekonomi. Dimana perkembangan ekonomi membuat tuntutan kebutuhan militer semakin besar dan negara pun semakin ber-ambisi untuk lebih banyak melakukan pembaruan terhadap sektor militer mereka.
referensi:
Bunga Fitria Bangun.(2017). "Dinamika Hubungan Diplomatik China-Jepang Pasca Modernisasi Militer China." Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.