Konten dari Pengguna

Konstruksi Sosial Perempuan

Rifqiyah Amani
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto dan Santri di Pondok Pesantren Ath Thohiriyyah Purwokerto
20 Agustus 2022 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifqiyah Amani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : Pexels
ADVERTISEMENT
Gender berasal dari bahasa latin “genus” berarti tipe atau jenis. Gender merupakan ciri peran tanggung jawab yang diberikan oleh kontruksi sosial bukan dari Tuhan atau kodrat. Gender tercipta dari beberapa anggapan masyarakat yang pendapatnya dapat berubah sewaktu-waktu, konsep ini muncul dari budaya setempat. Contoh pekerjaan dapur yang dilaksanakan bagi pihak perempuan dan banting tulang mencari nafkah merupakan pekerjaan bagi laki-laki. Perbedaan tersebut mengakibatkan perempuan tertinggal, terbelakang dan terabaikan, hal ini berpengaruh pada konstribusi istri dalam berkeluarga cukup banyak dibungkam, laki-laki diidentikkan dengan kaum borjuis dan perempuan sebagai kaum proletar.
ADVERTISEMENT
Adanya perebedaan antara laki-laki dan perempuan bersifat kodrati tidak bisa dipungkiri memang memiliki perbedaan secara biologis. Kodrat seorang perempuan yakni menstruasi, melahirkan dan menyusui sedangkan pekerjaan rumah sebenarnya bisa digantikan posisinya.
Makna kesetaraan gender yang sesungguhnya dapat diartikan dari berbagai aspek dan anggapan masyarakat, tapi sayangnya lagi-lagi perempuan yang selalu diabaikan.
Dilahirkan sebagai perempuan memang tidaklah mudah, posisi dimana perempuan harus dituntut banyak hal dari dunianya, mulai dari segi fisik, karakter, kemampuan bahkan yang paling sensitif yakni keperawanan. Aspek tersebut merupakan suatu dasar acuan yang dijadikan sebagai tolak ukur bagaimana perempuan bisa dinilai dan dihargai. Lantas sebagai perempuan pasti akan mencoba dan berusaha semaksimal mungkin agar menjadi pribadi yang sempurna dimata orang lain.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, perempuan mulai berusaha aktif membela jati dirinya dan tidak mau untuk berdiam diri. Pekerjaan rumah yang hanya fokus pada sumur, dapur dan kasur kini mulai menyusut. Perempuan mulai menunjukkan eksistensinya dalam segala bidang, seperti dalam dunia perpolitikan gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang berani memimpin masyarakat dengan segala usaha kerja kerasnya.