Konten dari Pengguna
Mimpi Anak Muda: Antara Harapan dan Kenyataan
6 Juli 2025 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menitKiriman Pengguna
Mimpi Anak Muda: Antara Harapan dan Kenyataan
Pernahkah kamu merasakan bahwa hidup terasa menolak langkahmu? Mimpi-mimpi yang dulu terasa nyata tiba-tiba terasa jauh dan susah untuk diraih? Itulah yang dirasakan banyak anak muda hari ini,Olivya Sifa Adni

Tulisan dari Olivya Sifa Adni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mimpi Anak Muda: Terbang Tinggi, Jatuhnya Sendiri.
Pernahkah kamu merasakan bahwa hidup terasa menolak langkahmu? Mimpi-mimpi yang dulu terasa dekat dan nyata tiba-tiba terasa jauh dan susah untuk diraih? Itulah yang dirasakan banyak anak muda hari ini, terutama Gen Z. Di tengah gempuran ekspektasi, mereka dihadapkan pada kenyataan yang sering kali tak seindah bayangan.
ADVERTISEMENT
Gen Z cenderung lebih sering mengalami tekanan besar terkait pendidikan, pekerjaan, dan ekspektasi hidup. Gen Z tumbuh pada masa pencapaian akademik, kesuksesan karier, dan pencapaian tinggi sangat ditekankan. Hal ini secara tidak langsung memicu stres yang berdampak buruk pada kesehatan mental.
Faktor Penyebab
1. Ekspektasi Sosial yang Tinggi
• Fase hidup Gen Z kerap diwarnai tekanan: lulus cepat, kerja mapan, bahkan memiliki rumah sebelum usia 30. Tekanan ini kerap membuat mereka merasa belum cukup meski sudah berusaha.
2. Tekanan dari Media Sosial
• Interaksi harian di Instagram, TikTok, atau LinkedIn memicu perbandingan sosial. Saat kita melihat potongan terbaik hidup orang lain, mudah merasa kurang.
• Studi Emory: penggunaan media sosial lebih dari 3 jam sehari dapat meningkatkan risiko masalah mental pada Gen Z (dailytelegraph.com.au), (mckinsey.com), (sph.emory.edu)
ADVERTISEMENT
3. Ketidakstabilan Ekonomi
• Pandemi, PHK, sulitnya mendapat rumah, serta inflasi adalah tantangan nyata. Meski punya keterampilan, Gen Z sering terhambat oleh kondisi struktural.
4. Pendidikan yang Kurang Relevan
• Kurikulum lebih menekankan nilai dan hafalan ketimbang pengembangan jiwa dan arah hidup. Akibatnya, banyak yang lulus namun bingung akan tujuan hidupnya.
5. Krisis Identitas & Tekanan Diri
• Banyak Gen Z merasa perlu “jadi sesuatu” agar dianggap berhasil. Rasa tidak cukup ini menimbulkan overthinking dan ketakutan.
• Fenomena overthinking di malam hari dapat memicu kecemasan dan depresi dalam Gen Z (mum.id), (rswonolangan.ihc.id)
Dampak & Risiko
1. Terdegradasi Kesehatan Mental
• Tekanan yang tidak tertangani bisa menimbulkan stres, kecemasan, hingga depresi. Banyak fresh graduate merasakan burnout hanya karena merasa “belum sukses” di usia 25+.
ADVERTISEMENT
2. Overthinking & Hilangnya Rasa Percaya Diri
• Terlalu sering membandingkan diri membuat overthinking: takut salah, takut mulai sesuatu.
3. Apatisme & Kehilangan Semangat Hidup
• Tanpa dukungan memadai, mimpi bisa redup. Pilihan aman atau menarik diri jadi jalan keluar, padahal hal ini mereduksi potensi diri.
4. Hubungan Sosial Terganggu
• Rasa tidak pantas atau minder dapat membuat relasi terganggu, bahkan menimbulkan hubungan yang tidak sehat karena ingin tampil “sempurna”.
Solusi & Upaya
1. Membedakan Mimpi Sejati dari Tekanan Sosial
• Tanyakan: apakah mimpi itu milikmu atau hanya karena “ingin dilihat sukses”?
2. Mindset “Proses adalah Progres”
• Proses yang berliku adalah bagian dari perjalanan. Orang sukses juga pernah gagal, bedanya mereka tidak berhenti.
ADVERTISEMENT
3. Batasi Perbandingan Sosial
• Setiap orang punya jalannya sendiri. Bila perlu, kurangi penggunaan media sosial untuk memulihkan fokus pada diri sendiri.
4. Perkuat Dukungan Emosional
• Cari teman bicara, mentor, atau komunitas. Psikolog bukan untuk “orang gila”, tapi tempat aman untuk memahami diri sendiri.
5. Sesuaikan Mimpi dengan Realitas
• Mimpi tidak harus ditinggalkan. Mereka bisa disesuaikan agar tetap bermakna meskipun tidak persis seperti rencana awal.
6. Rayakan Pencapaian Kecil
• Setiap langkah kecil layak diapresiasi, diterima kuliah, disiplin bangun pagi, menyelesaikan satu tugas, itu semua adalah progres berarti.
Gagal bukan berarti selamanya. Kadang mimpi di luar rencana justru membuka peluang baru yang lebih bermakna. Teruslah bermimpi, sembari bersahabat dengan realita. Kadang di sanalah kehidupan menemukan arti yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT