Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pupuk Organik Cair, Solusi Alternatif Mengurai Sampah Organik
18 Agustus 2024 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rachmat Nur Aldin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(21/07/2024)- Sampah Organik menjadi permalahan klasik di sebagian besar desa di Kecamatan Buaran, Pekalongan. Wonoyoso termasuk salah satu desa yang memiliki problem dalam pengelolaan sampah. Hal ini dikarenakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di desa ini masih belum ada. Dalam rangka mencari solusi alternatif berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan proses demonstrasi pembuatan pupuk organik cair dari sampah organik rumah tangga dalam post-acara kegiatan Senam Jantung Sehat ibu-ibu PKK di Desa Wonoyoso.
ADVERTISEMENT
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan variasi pupuk yang dibuat melalui proses fermentasi bahan-bahan tertentu yang memiliki kandungan karbohidrat (gula). Bahan yang dibutuhkan antara lain sampah organik 250 gram (kulit buah, nasi basi, cangkang telur), gula jawa 250 gram , EM4 100 mL, air cucian beras 8 L, air keran 2 L. Prosedur pembuatan POC relatif mudah dilakukan dan memiliki risiko kegagalan yang kecil, cukup haluskan bahan yang diperlukan kemudian semua bahan dicampur (mix) dalam satu wadah galon plastik bekas ukuran 15 L. Setelah semua bahan dicampur, larutan tersebut difermentasi selama kurang lebih 2 minggu. Galon bekas berisi larutan fermentasi disimpan pada tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Setiap hari galon berisi larutan wajib dibuka 2 kali, untuk mengelurkan gas hasil fermentasi yang sedang berlangsung.
POC memiliki banyak kelebihan, proses fermentasi bahan berkarbohidrat tinggi oleh mikroorganisme menjadikan unsur C untuk kebutuhan tanaman bisa terpenuhi. Bakteri fermentor juga berperan penting dalam penyedian unsur makro lainnya seperti Nitrogen, Fosfor yang dihasilkan dari pemecahan protein atau asam nukleat yang terdapat dalam bahan sampah organik yang dipakai. Kelebihan dari POC itu sendiri yakni jelas lebih aman serta ramah lingkungan, tidak merusak struktur tanah, risiko menimbulkan eutrofikasi (pencemaran nurtisi berlebih) pada lingkungan sekitar, murah. Sementara dari sisi lain, kekurangan POC yakni proses pembuatan hingga panen, membutuhkan waktu relatif lama, untuk penggunaan skala lahan luas memerlukan kuantitas pupuk cair yang banyak.
ADVERTISEMENT
Dari aspek kegunaan, pupuk organik cair bisa dikatakan multifungsi. Fungsi utama POC jelas mensuplai kebutuhan makronutrien tanaman seperti Karbon, Hidrogen, Nitrogen, Fosfor. Selain itu, POC juga dapat diaplikasikan sebagai salah satu insektisida alami. Teknik pengaplikasian POC cenderung mudah, dengan perbandingan 1:9 (cairan POC : air) dapat lansung diaplikasikan melalui proses penyiraman secara langsung ke media tanam atau penyemprotan di bagian dari tanaman.
Produk POC memiliki nilai ekonomis yang cukup baik di pasar pertanian terkait pupuk. Dilansir dari beberapa sumber harga rata-rata pupuk organik cair berkisar antara Rp. 40.000 hingga Rp. 60.000,00-. Prototype dari produk pupuk mahasiswa KKN UNDIP Tahun 2024 secara umum masih belum layak dan lulus tes uji mutu, memerlukan pengembangan lebih lanjut. Namun setidaknya dari kegiatan pembuatan pupuk organik cair ini dapat menjadi referensi dalam mengolah sampah organik serta inspirasi bagi warga masyarakat di Desa Wonoyoso yang memiliki antusiasme tinggi dalam berwirusaha serta bermanfaat bagi khalayak umum.
ADVERTISEMENT
Penulis
Nama : Rachmat Nur Aldin
Dosen Pembimbing Lapangan : Mijiono Hafidh Prasetyo, S. H., M. H., LL. M
Lokasi : Desa Wonoyoso, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan