Konten dari Pengguna

Fakta Menarik Tentang Sumur Mas Banyumas

Ayu Handayani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
26 Mei 2022 22:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumur Mas, Banyumas. sumber dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumur Mas, Banyumas. sumber dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 16 Mei 2022, Saya berkesempatan berkunjung ke daerah Banyumas melalui acara kampus. daerah yang sangat istimewa dari segi peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan sejarah yang saya kunjungi di Banyumas yaitu Sumur Mas. Sumur Mas ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang terkenal sebagai sumur keramat yang menjadi tempat banyak orang berkunjung untuk bermunajat.
ADVERTISEMENT
Sumur yang berdiameter 15cm dengan kedalaman tiga meter yang sudah ada selama berabad-abad ini memiliki banyak kisah kejadian. Menurut juru pelihara Sumur Mas ini sering terjadi kejadian-kejadian yang tidak disangka kerap terjadi dengan Sumur Mas. Bisa jadi saat musim hujan, sumur kering sedang saat musim kemarau air lancar mengalir. Keunikaan yang lain, setiap bulan Ramadhan air sumur hanya akan tersedia selama tiga hari setelah malam Jumat Kliwon.
Juru Pelihara Sumur Mas, Triyono Indra W (37) menuturkan, Sumur Mas acap menjadi tempat bermunajat bagi pengunjung yang datang, tak terkecuali beberapa pejabat yang memiliki keinginan untuk menjaga atau meraih jabatan lebih tinggi.
“Beberapa pejabat sering ke sini untuk berdoa. Mereka cuci muka lantas meminum air, mengambil ruh kepemimpinan para leluhur Banyumas,” ujar Triyono saat ditemui di komplek Kadipaten Banyumas, Desa Saudagaran Kecamatan Banyumas.
ADVERTISEMENT
“Seorang pejabat berkali-kali gagal menimba padahal sumur dipenuhi air. Bisa jadi pula, air yang dikenal jernih di Sumur Mas ini, tiba-tiba keruh saat ditimba,” kata Triyono lagi.
Triyono menjelaskan, siapa pun yang hendak bermunajat di Sumur Mas mesti menimba air tanpa dibantu juru kunci. Mereka yang datang dan memiliki kepentingan dengan Sumur Mas, juga disarankan memenuhi sejumlah syarat, seperti membawa kembang telon, kinangan, rokok kemenyan, pisang mas raja, kemenyan dan minyak duyung.
“Perkakas timba untuk menimba airnya juga khusus, yakni tempurung kelapa gading yang memiliki makna ingatan pada leluhur dan benang merah yang melambangkan kesetiaan,” tambah Triyono.
Keberadaan Sumur Mas di komplek Kadipaten Banyumas, memiliki kisah yang menjadi latar belakang keberadaannya. Triyono menceritakan, pada tahun 1708 seorang lelaki priyayi bertapa di Wanasepi, perbukitan angker yang kini jadi bagian wilayah Desa Binangun, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
ADVERTISEMENT
Ketika matahari mulai tenggelam, terlihat suatu garis cahaya tak biasa tegak lurus menyentuh daratan menembus rindang hutan belantara. Pertapa itu memahaminya sebagai wangsit, lantas ia berjalan bertelanjang kaki menuju titik garis cahaya itu.
Kejadian ini bersamaan dengan kondisi wilayah Banyumas yang tengah mengalami kisruh politik. Pertapa berdarah biru bernama Raden Malik Gandakusuma yang kelak tersohor sebagai Yudanegara II Bupati Banyumas ke-7 ini, berusaha menenangkan batin di Wanasepi, ia mencari petunjuk spiritual, cara mengatasi kekisruhan yang telah membawa dampak kesengsaraan rakyat.
“Raden Gandakusuma meneruskan perjalanan menuju hutan. Sampai kemudian ia sampai di mata air berwarna keemasan sebab pantulan cahaya senja. Di mata air itulah, Raden Gandakusuma lantas berwudhu dan melakukan Salat Magrib. Mendekatkan diri pada Pencipta, ia mendapat bisikan agar memindah pusat pemerintahan di wilayah mata air itu berada,” kata Triyono.
ADVERTISEMENT
Mata air tersebut, konon akan menjadi perantara mengusir bencana juga penyakit yang menyengsarakan rakyat Banyumas. Juga kekuatan bagi para pemimpin yang memiliki niat baik mengentaskan penderitaan rakyat jelata.
Singkat cerita, lantas dibangunlah kadipaten sesuai wangsit tersebut. Mata air yang lantas dikenal luas sebagai Sumur Mas, menjadi bagian paling khas di belakang komplek Dalem Kadipaten.