Konten dari Pengguna

Jejak Sejarah Istana Gergaji: Dari Istana Mewah Oei Tiong Ham Hingga Kantor OJK

Nayla Mustika Wati
Pelajar, SMA N 1 Semarang
20 Oktober 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nayla Mustika Wati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kantor Otoritas Jasa Keuangan. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Otoritas Jasa Keuangan. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
Semarang, Mugassari — Sebuah bangunan megah yang terletak di Jalan Kyai Sholeh Nomor 12–14, Semarang Selatan, kini menjadi k Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, siapa sangka, gedung yang kini menjadi pusat aktivitas pemerintahan ini dulunya adalah istana mewah milik seorang pengusaha kaya raya yang memiliki pengaruh besar di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Sejarah Singkat Oei Tiong Ham dan Istana Gergaji
Bangunan yang dikenal dengan Istana Gergaji adalah salah satu peninggalan penting milik Oei Tiong Ham, seorang taipan besar dalam bisnis gula dan candu. Oei Tiong Ham dikenal sebagai "Raja Gula dan Raja Candu", julukan yang merefleksikan kesuksesan dan kekayaannya. Tidak hanya memiliki kekuasaan besar di Semarang, 50% wilayah kota ini dulunya dimiliki oleh sang pengusaha kaya tersebut.
Lingkungan Istana Gergaji dan Oei Tiong Ham. (Sumber: Dokumentasi Merdeka.com, 2024)
Istana Gergaji awalnya dimiliki oleh Hoo Yam Loo, sebelum kemudian dibeli oleh Oei Tji Sien, ayah dari Oei Tiong Ham. Dibangun pada akhir abad ke-19, istana ini memiliki luas sekitar 81 hektar dan menjadi simbol kemewahan dengan fasilitas seperti taman yang luas, gazebo, kebun binatang mini, hingga danau-danau kecil. Kini, sebagian besar dari area ini telah berubah menjadi perkampungan warga yang dikenal sebagai Balekambang.
ADVERTISEMENT
Istana Gergaji Menjadi Pusat Keramaian di Semarang
Bagian dari Lingkungan Istana Gergaji. (Sumber: Dokumentasi Youtube Harian Kompas, 2018)
Selain dikenal karena kemegahannya, Istana Gergaji juga pernah menjadi pusat keramaian masyarakat. Pada momen-momen tertentu, seperti hari raya lebaran, masyarakat sekitar diperbolehkan masuk ke kawasan istana untuk menikmati berbagai pertunjukan dan melihat kebun binatang mini yang dimiliki Oei Tiong Ham. Tidak hanya itu, taman yang luas dan danau di sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Hal ini diperkuat oleh penuturan Bapak Adji Muska, sesepuh Gergaji yang dulunya pernah bekerja sebagai anggota Korp Musik di Istana Gergaji, yang kini lebih dikenal sebagai Balai Prajurit. Dalam wawancaranya, Bapak Adji menjelaskan, "pada tahun 1950-an, masyarakat ramai mengunjungi istana tersebut setiap kali ada acara besar atau pertunjukan, menjadikannya titik pertemuan bagi warga lokal." (29/09/24)
ADVERTISEMENT
Aset Oei Tiong Ham Diambil Alih Negara
Perubahan besar terjadi pada tahun 1955, ketika pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi atas aset-aset milik Oei Tiong Ham, termasuk Istana Gergaji. Nasionalisasi ini terjadi karena adanya dugaan aktivitas ilegal yang melibatkan Oei Tiong Ham, membuatnya harus menghadapi pengadilan. Pemerintah kemudian mengambil alih tidak hanya properti ini, tetapi juga berbagai perusahaan dan aset lain milik sang pengusaha.
Seiring berjalannya waktu, Istana Gergaji tak lagi berfungsi sebagai rumah pribadi. Bangunan ini sempat digunakan untuk latihan militer, sebelum akhirnya diubah menjadi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015.
Perubahan Tata Guna Lahan
Gapura Gergaji Balekambang. (Sumber: Dokumentasi Google Maps, 2024)
Nasionalisasi dan transformasi bangunan ini turut membawa dampak besar terhadap tata guna lahan di sekitar Istana Gergaji. Wilayah yang dulunya merupakan bagian dari istana, seperti danau-danau kecil, kini telah berkembang menjadi permukiman warga yang dikenal dengan nama Balekambang. Hal tersebut mencerminkan transformasi wilayah dari properti pribadi yang megah menjadi kawasan yang lebih terbuka dan terjangkau oleh masyarakat umum.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan. (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
Perubahan ini tak hanya terjadi pada bangunan fisik, tetapi juga pada struktur sosial dan ekonomi di kawasan tersebut. Dengan peralihan dari rumah pribadi elit menjadi kantor pemerintahan, Istana Gergaji telah melalui berbagai fase perkembangan yang menggambarkan perjalanan panjang Semarang dalam menghadapi perubahan politik dan ekonomi sejak masa kolonial hingga era modern.
ADVERTISEMENT
Daya Tarik Sejarah yang Terlupakan
Meskipun sekarang digunakan sebagai Kantor OJK, Istana Gergaji tetap menyimpan cerita sejarah yang kaya. Bangunan ini menjadi saksi bisu dari kejayaan seorang taipan besar, peristiwa nasionalisasi, hingga perubahan fungsinya menjadi kantor pemerintahan. Warisan Oei Tiong Ham masih terasa di wilayah ini, terutama dengan adanya kawasan Balekambang, yang dulunya merupakan bagian dari taman-taman dan kebun binatang mini istana tersebut.
Bagi masyarakat Semarang, Istana Gergaji bukan hanya bangunan tua yang diubah fungsinya, tetapi juga bagian penting dari sejarah kota. Dengan segala kemegahan dan kisah di baliknya, Istana Gergaji menjadi simbol transformasi sosial, ekonomi, dan politik yang patut dipertahankan dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Daftar Referensi:
ADVERTISEMENT