Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Inventivitas Teater Petra melalui Pementasan Drama Les Justes Karya Albert Camus
23 November 2021 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Inta Afwiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama memiliki arti yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Draomai artinya melakukan, bermain, berlaku, dan sebagainya. Drama dapat diartikan pula sebagai aktivitas atau gerakan. Jadi, dapat disimpulkan drama secara umum memiliki arti karya sastra yang ditulis dalam bentuk percakapan dan dimaksudkan dengan pementasan oleh pemain drama.
Sebutan teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron yang di hilirkan dari kata theomai berarti memperhatikan, kagum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, makna teater adalah bangunan pementasan dan khalayak umum yang melihat,memperhatikan dengan adanya bahan kesenian di dalam bangunan dan dilihatkan oleh para penonton. (Tato Nuryanto, 2017:2)
ADVERTISEMENT
Sejarah Singkat tentang Berdirinya Teater Petra
Teater petra berdiri pada tahun 2016 di Jakarta, teater petra merupakan wadah kreativitas pemuda karang taruna, dan pelajar di Jakarta Pusat pada bidang seni pertunjukan khususnya seni teater. Kiprah kreativitas biasanya berlangsung di Taman Ismail Marzuki dan Gedung Kesenian Miss Tjitjih dalam perhelatan Festival Teater Jakarta.
Bagaimana Persembahan Kisah Revolusi oleh Teater Petra melalui Naskah Drama "Les Justes"?
Teater Petra memiliki banyak karya seni drama yang tentunya bertemakan tentang sosial politik. Adapun karya seni drama tersebut ialah, mempersembahkan drama yang berjudul “ Peninggalan Arsitektur” (2017), “Almamater Merah” ( 2018), “ Domba-domba Revolusi” ( 2019), dan yang terakhir ialah “ Les Justes” (2021). Dalam rangka festival teater Jakarta pusat 2021, teater petra mempersembahkan drama yang berjudul “Les Justes” karya Albert Camus dengan diadakannya acara festival setiap tahunnya. Pada pokok pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak persamaan.
ADVERTISEMENT
Tema dari pertunjukan seni drama tersebut ialah revolusi keadilan, dalam ilustrasi yang disuguhkan oleh penulis adalah di mana sebuah kelompok divisi tempur partai sosialis revolusioner berencana melakukan pengeboman terhadap kaisar Grand Duke (Paman Tsar Nicholas) yang ingin melakukan pelemparan bom. Ivan Kaliayev selaku pelempar bom pertama melihat anak kecil berada di kereta kuda milik Bangsawan. Upaya pertama di atur dengan sangat rapih dengan Kaliayev terpilih sebagai pelempar bom pertama dan Voinov yang kedua. Dengan lantang Kaliayev menegaskan bahwa Kaliayev tidak berani melemparkan bom kepada anak-anak maka jutaan anak-anak Rusia terancam mati kelaparan di tahun-tahun mendatang lantaran Tsar Nicholas yang bersewenang-wenang dengan ketidakadilan.
Teori Keadilan Aristoteles
ADVERTISEMENT
Teori keadilan ini sebagai suatu balasan hak pendapat, tetapi bukan persamarataan. Aristoteles membedakan hak persamaannya sesuai dengan hak yang sebanding. Kesamaan hak dinilai oleh manusia sebagai media yang sama. Inilah yang dapat dipahami bahwa semua orang atau setiap warga negara dihadapan hukum yang sama.
Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, teater petra mempunyai karakteristik dalam mempersembahkan sebuah drama, yaitu membawakan naskah drama yang bertema revolusi. Alasan teater petra membawakan naskah drama bertema revolusi itu karena mempunyai eksistensi tersendiri dalam mempersembahkan sebuah naskah yang berjudul Les Justes karya Albert Camus. Oleh karena itu, teater petra disetiap pementasan selalu identik dengan membawakan naskah yang bertema revolusioner. Tidak mudah untuk membawakan naskah drama bertema revolusioner, oleh sebab itu, teater petra sendiri sangat percaya diri dalam persembahannya tersebut. Karena baginya naskah drama tersebut menjadi sebuah tantangan untuknya dalam mempersembahkan naskah drama tentang sebuah revolusioner.
ADVERTISEMENT