Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Peran Keluarga dalam Pencegahan Stunting
23 Desember 2023 13:12 WIB
Tulisan dari Bambang Edi S dr SpA MKes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stunting merupakan masalah riil yang ada di sekiyar kita, dapat terjadi di kota maupun desa, keluarga miskin maupun kaya, karena stunting tak hanya disebabkan oleh kurangnya makanan dalam sebuah keluarga tetapi juga pengetahuan kesehatan dan gizi yang kurang atau ketidaktepatan praktek pemberian makan pada bayi dan anak. Stunting juga dapat disebabkan oleh adanya penyakit kronis pada bayi dan anak. Stunting perlu mendapat perhatian dari kita semua karena dapat berakibat buruk pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Anak yang terkena stunting dapat mengalami gangguan kecerdasan dan berdampak pada produktivitas anak tersebut di masa depan. Demikian diungkap Bambang Edi Susyanto, dokter anak dan dosen FKIK UMY dalam pengajian Pimpinan Ranting Aisyiyah Sendangrejo, Minggir, Sleman, minggu, 17 Desember 23 yang lalu.
Pencegahan stunting lebih mudah daripada menangani stunting yang sudah terjadi. Pencegahan dilakukan dengan peran aktif keluarga, kader kesehatan, tenaga kesehatan puskesmas dan dokter anak di rumah sakit. Keluarga dan kader kesehatan berperan melakukan pencegahan primer dengan membina kesehatan dan tumbuh kembang anak serta berkonsultasi/merujuk ke puskesmas apabila menjumpai bayi dan anak yang mengalami perlambatan pertumbuhan, gizi kurang, gizi buruk atau bayi BBLR. Puskesmas berperan dalam pencegahan sekunder, mengonfirmasi rujukan kader kesehatan dan menatalaksana bayi atau anak yang mempunyai masalah gizi serta merujuk bayi/anak yang terdiagnosis stunting ke dokter anak di rumah sakit. Dokter anak berperan dalam pencegahan tersier, yaitu mengonfirmasi kembali diagnosis stunting, identifikasi tanda bahaya yang ada pada pasien serta menatalaksana kasus stunting dan bayi BBLR. Berjalannya sistem rujukan berjenjang secara efektif akan memperbaiki pencegahan dan tatalaksana stunting.
ADVERTISEMENT
Bambang Edi menekankan peran keluarga untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dan gizi, mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kualitas air bersih yang digunakan keluarga, memberikan makanan yang bergizi pada anak, melakukan upaya pencegahan penyakit dengan imunisasi serta segera mengakses pelayanan kesehatan jika sakit. Selain itu keluarga juga perlu menjaga kesehatan remaja dan calon pengantin, wanita hamil dan ibu menyusui serta anak-anak balita.
Akhirnya, ditegaskan bahwa mengatasi perlambatan pertumbuhan, jauh sebelum stunting terjadi, itu jauh lebih penting dan lebih mudah daripada mengatasi anak yang terlanjur stunting. Bambang menandaskan, adanya amanah yang diberikan kepada kita agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah, sebagaimana difirmankan dalam surat An-Nisa ayat 9. Menjadi tugas kita bersama untuk menyiapkan generasi yang tidak lemah, generasi yang sehat paripurna secara jasmani, rohani, mental emosional dan sosial termasuk dengan upaya bersama mencegah stunting. Rasul pun mengingatkan, bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh azza wa jalla daripada mukmin yang lemah (Hadits shahîh, riwayat Muslim, Ahmad, Ibnu Mâjah dan an-Nasâ-i.
ADVERTISEMENT