Konten dari Pengguna

Volksraad Sebagai Awal Corong Perjuangan Hindia Belanda

Hanifah Rahmawati
Perkenalkan nama saya Hanipah Rahmawati, kegiatan sehari-hari saya membaca buku, membantu kedua orang tua, melihat orang-orang sekitar, sesekali merenung untuk menemukan jati diri karena ada pepatah "kenali dirimu maka kamu akan mengenal Tuhanmu"
27 April 2021 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanifah Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
D. Talsma (1877-1929) Anggota Volksraad di Batavia
zoom-in-whitePerbesar
D. Talsma (1877-1929) Anggota Volksraad di Batavia
Tahukah anda bahwa sebelum 17 Agustus 1945, tepatnya 27 tahun yang lalu sebelum merdeka penduduk Nusantara sudah mendirikan dewan rakyat dengan nama lain sebagai Volksraad? Tentunya tak mengherankan bagi kita jika penduduk pribumi ikut andil dalam pemerintah Hindia Belanda, kita telah mengetahui orang asing yang berkulit putih cukup lama tinggal di Nusantara kurang lebih 3,5 abad dan ikut andil dalam mengendalikan kekuasaan di Nusantara meskipun tak mencakup semuanya Nusantara dikuasainya karena Nusantara terdiri dari beberapa pulau, yang mana orang asing itu mengalami kesulitan untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu dengan mengalami proses yang panjang dimana beberapa dari tokoh kita mengajukan petisi kepada Ratu Belanda untuk mendirikan lembaga parlemen di Hindia-Belanda. Ternyata usulan mereka disetujui dengan menambahkan lembaga tersebut dalam konstitusi Hindia-Belanda. Volksraad itu secara fungsional memiliki peran sebagai lembaga perwakilan rakyat bagi pemerintahan Hindia-Belanda, yang mana sejarah Volksraad itu sendiri berawal dari Belanda dan menyebar ke Hindia-Belanda Dalam buku Sejarah Indonesia Modern karya M.C Ricklefs, buku yang berjudul Die staatkundige ontwikkeling van die Suid-Afrikaanse Republiek onder Kruger en Leyds yang dicatat oleh Philip Rudolp Both
https://unsplash.com/s/photos/pemerintah-belanda
Volksraad sendiri adalah sebuah politik yang berasal dari Belanda lalu menyebar ke Hindia-Belanda yang kita sebut dengan lembaga Dewan Rakyat, bisa diartikan semacam DPR Hindia-Belanda. Dewan Rakyat ini pada masa pemerintahan Hindia-Belanda didirkan di Batavia pada tanggal 16 Desember 1916 oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur-Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama dengan Menteri Urusan Koloni Belanda; Thomas Bastiaan Pleyte.
ADVERTISEMENT
Latar belakang pembentukan Volksraad sendiri berawal dari rasa ketidakpuasan kepada pemerintahan Belanda yang dilakukan oleh para tokoh organiasasi pergerakan nasional yang ingin keadilan pemerintahan Hindia-Belanda dengan adanya demokratasi untuk penduduk Nusantara.
Pada awalnya disetujuinya pembentukan Volksraad alias Dewan rakyat di Hindia-Belanda hanya untuk meredam amarah bumiputra atau menenangkan suasana supaya Belanda mendapatkan hak otonomi Hindia,yang mana keadaan itu sangat kacau dengan banyaknya kaum pemberontak untuk melawan pemerintahan Belanda yang makin lama makin semena-mena layaknya menjadikan tuan rumah sebagai tamu bagi bangsanya (Nusantara) karena pada sejatinya Volksraad ini hanya sebagai badan penasihat yang hanya berhak memberikan usul-usul kepada pemerintah Hindia Belanda, sekaligus sebagai pelindung pertama kaum pribumi dan tanda peduli dengan hajat kehidupan kaum pribumi serta nasibnya, meskipun hanya sebagai legislatif dimana semua keputusan kembali kepada dewan tertinggi yaitu dewan Belanda. Hal ini, Volksraad hanya mempunyai kekuasaan terbatas, dimana hanya bisa memberikan nasehat saja. Namun, dalam hal anggaran belanja Hindia tidak berhak memutuskan.
ADVERTISEMENT
Dalam History Of Nusantara, karangan Vlekke disana terdapat gambaran ringkas mengenai Volksraad. Dewan Rakyat terdiri dari anggota-anggota yang dipilih dan diangkat oleh gubernur jendral. Dewan Perwakilan Rakyat pada zaman kolonial ini berhak mengeluarkan undang-undang dengan dipicu oleh meletusnya PD ke-1 di Eropa pada Agustus 1914. Disana Belanda membutuhkan bantuan dari bumiputra.
Tujuan menyetujui pembentukan Volksraad menurut Belanda ini sangatlah berbeda jauh dari kenyataannya. Dewan Rakyat Hindia yang dianggap sebagai “boneka pemerintahan”untuk mengendalikan amarah bumiputra tapi alhasil melahirkan sederet nama besar yang berpikir visioner seperti M.H Thamrin, Abdoel Moeis, Otto Iskandar di Nata, yang nantinya perjuangan mereka akan menjadi corong perjuangan Hindia Belanda.
Sayang, Volksraad berakhir ketika Jepang mendarat di Hindia Belanda dengan bermuka malaikat tapi berhati iblis, sehingga penduduk pribumi menyambut hangat mereka dengan harap dapat membantu penderitaan mereka sealama ini yang begitu dalam diserta dengan waktu yang tak cukup lama. Secara resmi pada tahun 1942 Volksraad sudah tidak berfungsi lagi dengan kata lain sudah berakhir. Pada tanggal 05 Agustus 1942, orang Asia itu berhasil menduduki Batavia yang menjadi pusat peradaban bagi Nusantara sendiri. Pada tanggal 07 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Jawa Barat. Dengan takluknya Belanda kepada Jepang yang menyakibatkan seluruh perangkat kelembagaan kenegaraan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda terhapus, termasuk Volksraad.
ADVERTISEMENT
Meskipun Volksraad telah dibubarkan karena datang Jepang tapi nilai-nilai Volksraad ini masih tertanam oleh para anggota Volksraad Hindia Belanda sendiri, karena dengan adanya Volksraad mereka dapat mengenal bagaimana sistem politik sebuah negara. Tak dipungkiri juga sistem politik Belanda kebanyakan masih dipakai oleh Indonesia sampai sekarang.