Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Kalimantan Timur di Ujung Harapan: Menghadapi Tantangan Kemiskinan
19 September 2024 17:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Desti aulia pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalimantan Timur, salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, tetap menghadapi tantangan sosial yang serius. Meskipun pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama didorong oleh sektor pertambangan seperti batu bara dan minyak bumi, kemiskinan masih menjadi masalah utama di wilayah ini, khususnya di daerah perdesaan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, sekitar 6,10 persen penduduk Kalimantan Timur berada di bawah garis kemiskinan, dengan 50,81 persen dari populasi miskin tinggal di daerah pedesaan (Hakim, 2021). Kemiskinan di perdesaan seringkali berkaitan dengan rendahnya tingkat pendidikan, minimnya akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan perumahan layak, serta ketergantungan pada sektor pertanian berproduktivitas rendah (Hakim, 2021).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengangguran juga menjadi masalah penting. Kalimantan Timur memiliki tingkat pengangguran yang fluktuatif, sebagian disebabkan oleh ketergantungan terhadap sektor pertambangan yang rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Ketika harga batu bara atau minyak turun, perusahaan sering kali mengurangi jumlah tenaga kerja, yang menyebabkan peningkatan pengangguran. Tantangan ini diperburuk oleh kurangnya diversifikasi ekonomi di provinsi ini. Banyak penduduk lokal, terutama di daerah pedesaan, masih bergantung pada sektor pertanian tradisional yang kurang memberikan pendapatan stabil dan tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (Hakim, 2021).
Masalah sosial lainnya adalah akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Di wilayah pedesaan, akses terhadap sekolah menengah dan fasilitas kesehatan yang memadai masih terbatas. Hanya 28,39 persen rumah tangga miskin di pedesaan yang tinggal di rumah layak huni, dan sebagian besar rumah tangga tersebut juga mengalami keterbatasan akses terhadap air minum bersih dan sanitasi yang layak (Hakim, 2021). Pendidikan yang rendah, khususnya di kalangan kepala rumah tangga (71,18 persen hanya tamat sekolah dasar atau dibawahnya), menjadi penghambat signifikan bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan di Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Meski Kalimantan Timur memiliki potensi besar dari segi ekonomi, terutama dengan rencana pemindahan ibu kota negara ke wilayah tersebut, keberlanjutan pembangunan hanya bisa dicapai jika masalah-masalah sosial ini diatasi secara efektif. Kemiskinan, pengangguran, rendahnya akses pendidikan, serta kondisi perumahan yang tidak layak adalah tantangan yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Pengentasan masalah-masalah ini tidak hanya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Kalimantan Timur di masa depan.
untuk mengatasi masalah kemiskinan perdesaan di Kalimantan Timur memerlukan pendekatan kebijakan yang menyeluruh dan komprehensif. Mengingat kerumitan masalah yang dihadapi, mulai dari rendahnya tingkat pendidikan, ketergantungan pada sektor pertanian yang tidak stabil, hingga kondisi perumahan yang tidak layak, berbagai alternatif kebijakan harus dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Beberapa alternatif kebijakan yang dapat diterapkan di antaranya adalah Peningkatan Akses Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan, Diversifikasi Ekonomi di Perdesaan, Perbaikan Infrastruktur Perumahan dan Akses Layanan Dasar, Peningkatan Akses Jaringan Sosial dan Jaminan Sosial, dan Reformasi Sektor Pertanian.
ADVERTISEMENT