Konten dari Pengguna

Mengapa Rokok Lebih Bahaya bagi Generasi Milenial?

Zhananda Bagus Pramudyatirta Ananta
Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Airlangga
7 Juni 2023 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zhananda Bagus Pramudyatirta Ananta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bahaya Rokok. Foto: ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bahaya Rokok. Foto: ShutterStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita hidup di era serba digital, era informasi, era di mana segala hal tampaknya berada di ujung jari kita. Generasi Milenial, sebagai penduduk asli era ini, adalah pionir dalam navigasi dunia baru ini. Namun, di balik cahaya yang mempesona dari layar smartphone, tersembunyi bahaya yang sama sekali tidak digital dan jauh lebih mengerikan - Rokok. Bahaya rokok bagi generasi milenial, ironisnya, bisa jadi jauh lebih signifikan daripada yang kita sadari.
ADVERTISEMENT
Kenapa? Karena generasi milenial adalah generasi pertama yang hidup di dunia yang sepenuhnya sadar akan bahaya merokok. Ironi ini diperparah oleh fakta bahwa, meski begitu, prevalensi merokok di kalangan milenial tetap tinggi.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), rokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya. Lebih dari 7 juta dari angka tersebut merupakan hasil langsung dari merokok, sementara sekitar 1,2 juta adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Statistik ini semestinya telah cukup mengejutkan dan membuka mata kita, namun tampaknya tidak bagi sebagian generasi milenial.
Untuk mengutip kata-kata Mark Twain yang terkenal, "Merokok adalah kebiasaan yang saya tak bisa lepaskan; itu membunuh begitu banyak orang yang saya benci." Ironisnya, meski ditulis lebih dari seabad yang lalu, pernyataan ini masih relevan hari ini.
ADVERTISEMENT
Jadi, mengapa rokok menjadi lebih berbahaya bagi generasi milenial?
Pertama, meskipun pengetahuan tentang bahaya merokok lebih luas daripada sebelumnya, ini justru tampaknya membuat sebagian milenial merasa 'kebal'. Dengan perasaan abadi yang khas remaja dan dewasa muda, risiko jangka panjang seperti kanker paru-paru atau penyakit jantung sering kali diabaikan.
Kedua, rokok telah berkembang. Industri tembakau, dalam upayanya untuk bertahan, telah menciptakan produk-produk baru seperti vape dan rokok elektronik yang dikemas sebagai alternatif yang lebih sehat. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ini juga membawa risiko kesehatan yang serius. Tak hanya itu, generasi milenial tergoda oleh 'kekerenan' dan status sosial yang dihubungkan dengan perangkat ini.
Terakhir, ada peningkatan stres dan kecemasan di kalangan generasi milenial, yang sering kali diredam dengan merokok. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok bisa tampak seperti 'penenang' bagi beberapa orang, meskipun kenyataannya sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
Sebagai penulis dan aktivis kesehatan publik Amerika, Stanton Glantz, pernah berkata, "Rokok adalah produk konsumer yang satu-satunya yang, jika digunakan sesuai petunjuk, akan membunuh separuh dari penggunanya." Sementara generasi milenial lebih tahu tentang rokok daripada generasi sebelumnya, industri tembakau beradaptasi dan berubah, sehingga bahaya merokok mungkin lebih besar daripada yang mereka sadari.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Solusi pertama dan paling jelas adalah edukasi. Kita harus berusaha untuk menginformasikan generasi milenial tentang bahaya merokok sebenarnya, termasuk bahaya dari rokok elektronik dan vape. Pendidikan kesehatan yang jujur dan langsung bisa membuat perbedaan.
Selain itu, regulasi juga penting. Pemerintah harus memperketat hukum tentang penjualan tembakau kepada anak-anak dan remaja, serta membatasi iklan dan pemasaran produk tembakau. Penelitian telah menunjukkan bahwa langkah-langkah ini bisa sangat efektif dalam mengurangi prevalensi merokok.
ADVERTISEMENT
Namun, pada akhirnya, ini adalah masalah yang harus dihadapi generasi milenial itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh penulis terkenal dan mantan perokok berat, Allen Carr: "Merokok adalah cara untuk bunuh diri tanpa keberanian." Generasi milenial harus memutuskan sendiri bahwa mereka tidak akan menjadi korban industri tembakau.
Bahkan di era digital ini, kita tidak boleh lupa bahwa tantangan fisik dan nyata masih ada. Bahaya rokok bagi generasi milenial adalah salah satu tantangan tersebut. Mari kita berharap bahwa dengan pengetahuan dan alat yang tepat, generasi milenial dapat menghadapinya dan meraih masa depan yang lebih sehat dan lebih cerah. Pada akhirnya, bukan hanya tentang kesehatan individu, tapi juga tentang kesehatan dan masa depan generasi milenial sebagai keseluruhan. Mari kita berjuang bersama-sama untuk masa depan yang bebas rokok, di mana asap dan abu tidak merusak potensi dan harapan yang luar biasa dari generasi ini.
ADVERTISEMENT