Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Syuting Film Pendek Perdana, Ini 7 Persiapan yang Perlu Dilakukan
22 Januari 2023 10:21 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Ichwan Persada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Buat saya, menyutradarai film pendek menjadi latihan paling efektif sebelum menuju ke tahapan berikutnya yaitu menyutradarai film panjang. Begitupun ada banyak hal yang perlu disiapkan sebelum syuting film pendek perdana.
7 Persiapan Sebelum Syuting Film Pendek
Saya mencatat setidaknya ada 7 hal yang perlu disiapkan agar syuting film pendek perdana bisa berjalan dengan lancar.
1. Siapkan Skenario dengan Baik
Sebelum memulai tahapan pra-produksi, yang perlu disiapkan paling awal adalah skenario. Jangan pernah berpikir hanya karena film pendekmu digarap secara indie maka kamu tak perlu skenario yang ditulis dengan baik. Justru karena kamu memproduksi film pendekmu ala indie, maka skenario adalah investasi terbesar yang kamu miliki.
Karena sudah punya kesadaran bahwa film pendekmu akan dieksekusi dengan biaya minimal, maka skenario perlu melakukan penyesuaian. 5 film pendek yang sudah saya sutradarai (sekaligus produseri])juga dibuat dengan biaya rendah dan hanya punya biaya untuk syuting selama 1 hari. Maka skenario perlu disiasati dengan segala keterbatasan itu.
ADVERTISEMENT
Maka skenario perlu ditulis dengan hanya menggunakan lokasi terbatas (lebih memungkinkan jika hanya 1-2 lokasi), dengan jumlah pemain yang tak banyak. Karenanya skenario akan bertumpu pada bagaimana pengadeganan sesuai visi sutradara hingga bagaimana dialog demi dialog akan terlontar dengan baik dari mulut para pemain.
Dan yang terpenting cari cerita dengan isu-isu menarik dan relevan. Jangan mengulang hal-hal yang sudah dibahas di ribuan film/serial/miniseri/sinetron/FTV. Kamu perlu mencari cerita-cerita yang segar dan menarik karena itu akan menjadi kekuatan pertama dari film pendekmu.
2. Lakukan Tahapan Praproduksi dengan Benar
Mentang-mentang karena film pendekmu berbiaya rendah, lantas kamu menggampangkan praproduksi? Eits, itu salah besar. Justru karena filmmu berbiaya rendah, maka tahapan praproduksimu juga dilakukan dengan benar agar semuanya berjalan lancar sesuai rencana dan terutama tak memerlukan tambahan biaya.
ADVERTISEMENT
Jika salah perhitungan, sesederhana hari syuting bertambah, kamu tetap perlu biaya tambahan minimal untuk memberi makan para crew dan pemain yang bekerja keras bukan?
Di tahapan ini tak hanya dilakukan meeting praproduksi beberapa kali, tetapi juga dilakukan script conference di mana kepala departemen mulai dari produser, sutradara, penata kamera, penata artistik, penata suara hingga penata busana/rias akan membaca skenario secara runut dari tiap adegan, membicarakan hal-hal teknis yang tertulis di dalamnya, menyamakan persepsi dan melakukan penyesuaian sebelum syuting dilangsungkan.
3. Manfaatkan Segala Jaringan, Koneksi, dan Pertemanan
Filmmu butuh banyak hal sebelum terwujud. Ia butuh lokasi hingga alat seperti kamera, perekam suara dan lainnya. Tapi kamu bisa mendapatkannya secara gratis. Bisa dengan skema kerja sama barter, juga bisa dengan memanfaatkan jaringan pertemanan.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu butuh lokasi rumah minimalis dan kebetulan kamu punya teman dengan rumah seperti itu. Maka teman tersebut bisa kamu ajak untuk terlibat sebagai salah satu associate producer karena memberi kontribusi peminjaman lokasi secara gratis.
Sementara untuk kamera, perekam suara, dan lainnya, kamu bisa mengajak teman-temanmu yang memang sudah berkecimpung di dunia tersebut. Jika kamu bisa mempresentasikan proyek film pendekmu dengan baik, bukan tak mungkin mereka mau bergabung dan menjadi crew.
4. Lakukan Tahapan Casting dengan Benar
Film pendekmu boleh saja ala indie, tapi kamu tetap bisa mencari pemain dengan melakukan tahapan casting dengan baik. Mungkin dari jejaring teman-teman yang sudah pernah berakting sebelumnya atau melalui sanggar/kelas akting.
Dengan casting, kamu bisa menguji kekuatan skenariomu, juga melihat kecocokan calon pemain dengan kebutuhan karakter di skenariomu. Tahapan ini boleh dilakukan selama beberapa lama hingga kamu bisa mendapatkan calon pemain terbaik yang dirasa pas dengan.
ADVERTISEMENT
Jika skenariomu ditulis dengan baik dan temanya segar dan menarik, bukan tak mungkin kamu bisa mengajak pemain yang cukup punya nama untuk terlibat. Sebagian dari mereka bekerja tak sekadar untuk kepentingan komersial, mereka juga kadang memilih sebuah proyek semata karena pertimbangan bahwa proyek tersebut akan bisa menghasilkan karya berkualitas baik.
5. Adakan Workshop Acting
Sebelum syuting, kamu wajib melakukan workshop acting dengan para pemain inti selama beberapa kali. Di tahapan ini, sutradara bisa melihat langsung kapasitas para pemainnya sebelum mereka berakting di depan kamera, juga bisa mengoreksi dan berdiskusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Lebih baik lagi jika proses workshop ini kamu rekam dan hasilnya bisa menjadi bahan diskusi untuk beberapa keperluan seperti revisi skenario jika diperlukan, pergerakan pemain dan kamera dan lain-lain. Jadi kamu bisa meminimalisasi “kejutan-kejutan” yang bisa terjadi pada saat syuting.
ADVERTISEMENT
6. Adakan Recce, Blockshot, dan Fitting
Sebelum syuting dan setelah melakukan pencarian lokasi, kamu dan tim perlu melakukan tahapan bernama recce dan blockshot. Biasanya 2 tahapan ini dilakukan terpisah namun untuk kepentingan efisiensi bisa dilakukan dalam satu waktu.
Di tahapan recce, kamu melihat kembali segala lokasi yang diperlukan, pernak-pernik yang perlu dihilangkan dan dimasukkan, juga mengecek beberapa hal penting seperti kesesuaian warna dinding, apakah lokasinya berada di tempat ramai, apakah lampu di lokasi perlu diganti mengingat kamu hampir pasti tak punya lampu dengan watt besar. Juga bisa mengecek keramaian yang mungkin terjadi dan berpengaruh pada perekaman suara pada saat syuting. Dengan segala pengecekan ini, kamu bisa meminimalisasi risiko sebelum terjadi pada saat syuting.
Sementara di tahapan blockshot, kamu melakukan reka adegan dari tiap adegan yang ditulis di skenario. Biasanya 1 adegan terdiri dari beberapa gambar yang sudah disusun dalam bentuk shotlist. Di tahapan ini, dengan menggunakan crew sebagai pemeran pengganti, kamu bisa melakukan reka adegan dan direkam dalam bentuk foto. Dan foto-foto ini akan lebih efektif dari storyboard karena kamu bisa melihat langsung angle maupun detil-detil kecil lainnya. Foto-foto ini nantinya dicetak satu persatu dan digabung menjadi satu sebagai pedoman pada saat syuting dilakukan.
ADVERTISEMENT
Di tahap fitting, kamu akan melihat bagaimana tiap pemain menggunakan baju-baju sesuai dengan kebutuhan adegan. Proses fitting ini menjadi penting karena kamu bisa menyesuaikan color palette yang kamu rancang dengan warna-warna baju dari para pemain dalam satu adegan. Dan juga kamu bisa menyesuaikannya dengan warna-warna yang muncul di lokasi mulai dari warna dinding, lukisan hingga pernak-pernik lainnya sehingga tidak bertabrakan satu sama lain.
7. Cek dan Ricek sebelum Syuting Dilakukan
Sehari sebelum syuting, persiapan final dilakukan. Kamu perlu melakukan cek dan ricek segala hal. Apakah shotlist/time schedule/scene control sudah dibuat oleh tim penyutradaraan, apakah kamera, lensa, peralatan suara sudah dipastikan dalam keadaan baik, apakah lokasi sudah dipastikan aman dan sudah berkoordinasi dengan lingkungan setempat, apakah segala pernak-pernik sudah tersedia, apakah segala baju dan kebutuhan rias telah tersedia dan terutama apakah konsumsi sudah dipastikan tersedia pada saat diperlukan.
ADVERTISEMENT
Tim produksi bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengecekan kesiapan dari seluruh departemen sebelum memulai syuting. Tentu saja agar syuting yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya bisa berjalan dengan lancar dan aman dan bisa diselesaikan dengan baik.
Selamat syuting film pendek perdanamu ya!
Ichwan Persada adalah sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute.