Konten dari Pengguna

Budaya Literasi Lingkungan Kampus

Nugroho Widhi Pratomo
Dosen dan Peneliti
20 Desember 2024 23:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nugroho Widhi Pratomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokpri Widhi
zoom-in-whitePerbesar
Dokpri Widhi
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangan digitalisasi seperti saat ini budaya literasi seyogyanya bukan hal baru di lingkungan kampus. Membaca, menulis, dan mempresentasikan sesuatu merupakan kegiatan sehari-hari di perguruan tinggi. Proses pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah, maupun perguruan tinggi, sangat bergantung pada kesadaran literasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang seiring dengan budaya literasi di kalangan akademisi.
ADVERTISEMENT
Budaya literasi akan bertahan jika kita menyadari bahwa kebutuhan literasi tidak akan pernah berhenti, dan mereka yang memiliki budaya literasi tinggi akan tetap unggul di mana pun berada. Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan pemerintahan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjadi bangsa yang cerdas berarti memiliki budaya literasi yang tinggi, dengan kebiasaan membaca dan mampu menghasilkan banyak tulisan berkualitas. Kemampuan membaca dan menulis sangat penting untuk membangun sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan, serta menumbuhkan budi pekerti, kesetiakawanan, dan melestarikan budaya bangsa. Budaya literasi mendorong munculnya inovasi baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Pada masa Socrates, siswa di Yunani diperkenalkan dengan budaya literasi, sehingga beragam ilmu pengetahuan berkembang dari sana. Demikian pula di Mesopotamia dan Alexandria, di mana perpustakaan penuh dengan catatan pemikiran dan dokumentasi situasi serta kondisi yang direkam pada berbagai media. Budaya literasi sangat penting bagi mahasiswa. Selain bermanfaat untuk penyusunan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi, budaya literasi juga dapat menambah wawasan keilmuan mahasiswa, memperkuat keyakinan mereka, serta meningkatkan kepekaan terhadap fenomena di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Melalui budaya literasi di kalangan mahasiswa, karakter diri dan intelektual mereka akan terbentuk secara tidak langsung. Berbeda dengan siswa, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam ruang pembelajaran untuk menginterpretasikan apa yang mereka ketahui melalui opini yang disampaikan. Sesuai dengan peran mahasiswa sebagai agen perubahan, mereka seharusnya mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan sekitarnya