Tantangan Pandemi Covid-19: Promosi Budaya Indonesia di Panama

I Nyoman Try Sutrisna
ASN/Diplomat Kemlu yang mudah tertarik dengan hal-hal receh...
Konten dari Pengguna
21 Mei 2022 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Nyoman Try Sutrisna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ditugaskan sebagai Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Panama City, Panama, berbagai aktivitas promosi budaya rutin saya lakukan untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia. Sebut saja, pameran kuliner, tarian tradisional, dan seminar di universitas-universitas yang ada di Panama.
Seminar Wonderful Indonesia di salah satu universitas di Panama
Semua dilakukan dengan semangat tinggi menampilkan Indonesia di salah satu negara Amerika Tengah itu dengan satu tujuan, mengharumkan nama Indonesia. Namun, perubahan besar terjadi ditengah penugasan saya di Panama.
ADVERTISEMENT

Munculnya Virus Covid-19

Masih segar di ingatan, akhir tahun 2019 yang lalu seolah menjadi penanda bagi lahirnya tatanan dunia baru. Ya, waktu itu dunia dihebohkan dengan berita seputar munculnya virus yang diberi nama Covid-19. Berbagai media di seluruh penjuru dunia saling berlomba untuk menjadi yang terdepan dalam memberitakan situasi terkini di Wuhan. Pada waktu itu, Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk melakukan lockdown total di wilayah tersebut.
Berita mengenai Covid-19 terus berseliweran hingga memasuki awal tahun 2020. Hingga pada akhirnya, tanggal 9 Maret 2020 Presiden Panama mengumumkan untuk pertama kalinya adanya kasus penularan positif Covid - 19 di wilayah Panama City, ibukota negara Panama. Masyarakat pun menjadi heboh dan khawatir akan terkena situasi yang sama seperti di Wuhan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, WHO secara resmi mengumumkan ke seluruh dunia bahwa penularan virus Covid - 19 telah memasuki status baru yaitu pandemi global. Dari sinilah muncul berbagai macam kebijakan baru yang dibuat khusus untuk menghambat penularan virus tersebut secara global. Tidak luput, Pemerintah Panama juga gencar menerbitkan berbagai himbauan dan aturan untuk menekan angka penularan termasuk lockdown total.
Suasana salah satu sudut kota Panama City saat lockdown
Serangan virus Covid-19 secara tiba-tiba pun perlahan mulai menjajah segala lini kehidupan. Dari sinilah mulai nampak efek domino dari penularan Covid-19. Ya, ternyata bukan hanya di sektor kesehatan saja yang diserang, melainkan berbagai aspek kehidupan lainnya juga ikut terkena dampaknya.
Sektor ekonomi pun ikut terseok - seok. Tidak sedikit pekerja yang dirumahkan dan tidak mendapatkan gaji akibat banyaknya sektor bisnis yang berhemat dan melakukan berbagai cara agar tetap bertahan di tengah badai pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran terjadinya kerusuhan dan penjarahan massal akibat banyaknya pekerja yang di-PHK semakin meningkat. Beberapa toko di daerah lingkungan padat Panama City mengalami penjarahan oleh massa yang frustasi akan keadaan. Untungnya petugas kepolisian nasional yang dibantu oleh penjaga perbatasan – Panama tidak memiliki tentara nasional – dapat segera mengendalikan situasi.

Titik Balik Aktivitas Promosi Indonesia Dimasa Pandemi

Pandemi seakan menghentikan denyut nadi kehidupan masyarakat Panama sebagaimana terjadi di berbagai belahan dunia lainnya. Hanya sektor kebutuhan pokok dan kesehatan yang berjalan. Namun seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 juga memunculkan sebuah inovasi untuk melanjutkan berbagai aktivitas secara daring.
Salah satu terobosan guna melanjutkan aktivitas promosi budaya Indonesia di Panama pun dilakukan: Kelas Virtual Tari Tradisional Indonesia. Tak disangka, sambutan yang didapat luar biasa. Ya, sebanyak 179 orang dengan antusias mendaftar untuk mempelajari dua tarian tradisional Indonesia yang diajarkan: Tari Saman dan Tari Bali.
Pelaksanaan Kelas Tari Secara Virtual oleh KBRI Panama City
Kelas Virtual memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan kelas tatap muka. Peserta tak terkendala oleh jarak dari tempat tinggalnya ke kelas tari. Cukup memiliki handphone atau laptop dan jaringan internet, peserta dapat langsung mengikuti kelas.
ADVERTISEMENT
Kepraktisan itulah yang mendorong tidak hanya warga Panama, bahkan warga dari negara lain seperti Kosta Rika, Honduras, Nikaragua untuk ikut serta dan mengenal lebih jauh budaya Indonesia.
Disamping mengajarkan tarian, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk menginformasikan tawaran beasiswa seni dan budaya pemerintah Indonesia kepada para peserta. Harapannya, semakin banyak masyarakat Panama yang dapat mempelajari seni dan budaya Indonesia, semakin besar peluang Indonesia dalam memajukan hubungan kerja sama kedua negara.
Contoh nyata hasil dari beasiswa seni dan budaya Indonesia itu antara lain pengajar dari kelas tari ini: Cristian Mejia dan Graciela Lopez. Keduanya merupakan alumni salah satu beasiswa seni dan budaya Indonesia dari Kosta Rika dan Meksiko. Cristian belajar seni perkusi di salah satu institut seni di Jawa Tengah pada tahun 2017. Ketertarikannya akan seni perkusi tubuh membawanya mengembara hingga ke Aceh dan mempertemukannya dengan Tari Saman.
Cristian (berdiri kedua dari kiri) dan Graciela (bersimpuh ketiga dari kiri), alumni beasiswa seni dan budaya Indonesia, berpose bersama tim setelah acara seminar Wonderful Indonesia
Serupa dengan Cristian, Graciela memiliki kesan yang mendalam terhadap Bali hingga menimbulkan minatnya untuk mempelajari kesenian Tari Bali. Ia pun diterima sebagai peserta salah satu beasiswa seni dan budaya Indonesia dan belajar di salah satu institut kesenian di Bali selama setahun. Kini Graciela telah mendirikan komunitas tari tradisional di Mexico City, Meksiko dan kerap berkontribusi pada penyelenggaraan-penyelenggaraan pentas seni Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pandemi memang memberikan tantangan yang sangat besar. Namun kita mesti kreatif membuat berbagai macam terobosan untuk membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang besar dan mampu menjawab segala tantangan.