Perjuangan Ir Soeratin Melawan Kolonialisme Belanda Lewat Sepak Bola

nova cahyo
mahasiswa universitas negeri semarang
Konten dari Pengguna
31 Maret 2022 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nova cahyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Nama Ir Soeratin Sosrosoegondo pasti tidak asing lagi terdengar dalam sejarah sepak bola di Indonesia karena beliau adalah ketua umum pertama PSSI sekaligus pencetus berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang didirikan pada 19 April 1930. Bahkan nama Ir Soeratin diangkat sebagai kejuaraan sepak bola tahunan oleh PSSI.
ADVERTISEMENT
Kegemaran Ir Soeratin kepada dunia sepak bola sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia dalam melawan kolonialisme Belanda. Pada masa itu sepak bola sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Ir Soeratin memiliki keinginan membentuk sebuah organisasi yang dapat menyatukan seluruh pecinta sepak bola di Indonesia. Keinginan beliau baru bisa terwujud pada 19 April 1930 saat diresmikannya Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta.
Harapan Ir Soeratin dengan membentuk organisasi sepak bola di Indonesia dapat menyatukan semangat masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan kolonialisme yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa itu. Sekaligus diharapkan dapat menjadi wujud dari sumpah pemuda tahun 1928. Nasionalisme diharapkan dapat lebih berkembang dan maju melalui dunia sepak bola.
ADVERTISEMENT
Biografi Ir Soeratin.
Ir Soeratin Sosrosoegondo lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 Desember 1898. Ayahnya bernama R. Soesroegondo yang bekerja sebagai guru pada masa kolonial Belanda dan pengarang buku Bausastra Bahasa Jawi. Ibunya bernama RA Srie Woelan, adalah adik kandung dari Dr. Soetomo tokoh pendiri Organisasi Budi Utomo.
Ir Soeratin bersekolah di Koningin Wilhemina-school selama lima tahun di Jakarta. Pada tahun 1920 Ir Soeratin memutuskan untuk meneruskan pendidikan ke Jerman, Ir Soeratin mengambil Sekolah Teknik Tinggi di Hamburg. Kemudian, pada tahun 1927 Ir Soeratin berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai Insinyur sipil dan pada tahun 1928 beliau memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan Insinyur di Jerman Ir Soeratin memutuskan untuk bekerja di perusahaan konstruksi yang di kelola oleh pemerintah kolonial Belanda. Perusahaan tersebut berfokus pada pembangunan jembatan dan gedung di daerah Bandung. Namun tak berselang lama beliau memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan kemudian lebih aktif dalam kegiatan pergerakan. Melalui sepak bola Ir Soeratin mulai menemukan jati dirinya.
ADVERTISEMENT
Karena kecintaanya terhadap dunia sepak bola di Indonesia Ir Soeratin memutuskan untuk mengadakan pertemuan secara sembunyi-sembunyi dengan tokoh-tokoh sepak bola di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Solo.
Perjuangan Ir Soeratin Membentuk PSSI.
Perjalanan Ir Soeratin Sosrosoegondo untuk membentuk sebuah organisasi sepak bola di Indonesia memang tidak mudah karena pada saat itu pemerintah kolonial Belanda juga sangat anti dengan organisasi pergerakan yang dibuat oleh para pemuda pribumi. Setiap kegiatan yang dilakukan Ir Soeratin dan kawan-kawannya untuk membahas pembentukan organisasi sepak bola selalu dilakukan secara diam-diam dan rahasia bahkan harus berpindah-pindah tempat mulai dari Jakarta, Bandung dan Solo.
Namun, pada akhirnya setelah melalui diskusi yang panjang Ir Soeratin dan kawan-kawa memutuskan untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta tepatnya di Gedung Sosietet Hande Priyo di jalan Sriwedari, Gondomanan. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari tujuh Bond yang berasal dari berbagai daerah. Ketujuh Bond tersebut adalah Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoengsche Indonesische (BIVB), Soerabajasche Indonesische Voetbalbon (SIVB), Indonesia Voetbalbond Magelang (IVM), Madioensche Voetbalbond (MVB), Voerslandshe Voetbalbond (VVB Solo), dan Persatuan Sepak Bola Mataram (PSM Yogyakarta). Setelah dilakukannya pertemuan tersebut yang dipimpin langsung oleh Ir Soeratin menghasilkan beberapa point penting yaitu, memutuskan bahwa pada tanggal 19 April 1930 Ir Soeratin dan perwakilan Bond dari Tujuh daerah tersebut membentuk Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia (PSSI) dan mengangkat Ir Soeratin sebagai Ketua Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia (PSSI). Dalam tahun yang sama nama organisasi tersebut diganti menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
ADVERTISEMENT