Sering Main TikTok dan Instagram Meningkatkan Rasa Insecure pada Remaja

Mahasiswi Binus University Jurusan Marketing Communication
Konten dari Pengguna
23 Januari 2023 14:58
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isabel Katinka Aryono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari anak-anak menjadi dewasa. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa terbaik di dalam kehidupan seseorang.
Masa remaja dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk mencoba banyak sekali hal baru. Tetapi tanpa disadari, banyak orang yang merasakan pergejolakan mental yang hebat pada masa remaja ini. Di mana banyak permasalahan mental yang dirasakan karena mulai memasuki fase yang jauh berbeda.
Apalagi saat ini, kondisi dunia dan majunya teknologi ternyata berpengaruh besar terhadap hal ini, khususnya pada penggunaan media sosial.
Di zaman sekarang sangat jarang kita temukan remaja yang tidak menggunakan media sosial. Dengan tujuan awal untuk tetap up to date dan memposting kehidupan sehari-hari saja. Sayangnya, lama kelamaan media sosial telah menciptakan permasalahan yang begitu kompleks pada mental para remaja.
Media sosial seharusnya bisa menjadi platform di mana para remaja bisa bebas berekspresi, menjalin koneksi dengan teman sebaya, dan memposting keseharian mereka dengan nyaman. Tetapi ternyata masalah yang begitu serius telah terjadi di media sosial zaman sekarang. Khususnya pada kedua media yang begitu populer, yaitu TikTok dan Instagram.
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
Sejak awal pandemi Covid-19, TikTok telah merajalela di dunia remaja. Awalnya hanya untuk saling memposting video menari dengan lagu-lagu yang sedang tren. Lama kelamaan penggunaan TikTok semakin dominan.
Tidak jarang TikTok digunakan sebagai tempat memamerkan kekayaan atau harta seseorang. Demikian pula dengan Instagram. Beberapa tahun ke belakang Instagram adalah tempat yang sangat seru untuk menyebarkan foto-foto dan video sesuai keinginan kita. Sekarang, itu sudah berubah.
Instagram seperti tempat semua orang untuk saling berlomba menyebarkan yang terbaik. Tidak sedikit para generasi muda yang harus menonaktifkan akunnya sejenak hanya untuk tidak terlibat di perasaan insecure setelah melihat postingan orang lain. Maraknya penggunaan kedua aplikasi tersebut telah meningkatkan masalah mental pada remaja. Berikut perasaan negatif yang muncul karena media sosial:
  1. Para remaja merasa insecure karena melihat kehidupan orang lain yang begitu baik dan seakan-akan tanpa kekurangan apa pun.
  2. Para remaja merasa insecure dengan pencapaian orang lain yang begitu besar, dan merasa seakan-akan diri sendiri hanya ada di titik itu-itu saja.
  3. Para remaja merasa insecure dengan penampilan orang lain yang begitu indah atau flawless di media sosial.
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Perasaan insecure memang sebuah rasa yang wajar. Biasanya perasaan ini muncul karena faktor tertentu, seperti kurangnya kasih sayang dari orang terdekat atau perilaku bully yang dialami.
Sedihnya adalah media sosial yang seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan, malah berakibat negatif seperti ini. Jika perasaan insecure mulai tiba, berikut adalah yang perlu kita lakukan :
  1. Ingat bahwa segalanya di media sosial hanyalah palsu. Semua orang hanya akan menampilkan sisi terbaik dari diri dan kehidupan mereka. Anggaplah media sosial sebagai "panggung" di mana semua orang tidak akan memperlihatkan keburukan mereka di sana. Apa pun yang orang lain bagikan di TikTok ataupun Instagram hanyalah bagian terbaik dari hidup mereka.
  2. Ingat bahwa hidup bukanlah kompetisi. Tidak ada yang menjadi saingan kita dan kita tidak perlu mengikuti gaya hidup orang lain. Perjalanan hidup kita telah diatur dan semua adil sesuai porsinya.
  3. Bersyukur terhadap segala hal yang dimiliki dan yang belum dimiliki. Mulai menghargai hal-hal kecil yang ada di kehidupan kita juga bagian dari bersyukur. Ingat bahwa tidak semua orang memiliki apa yang kita miliki dan tidak semua orang sama beruntungnya dengan kita.
  4. Membatasi penggunaan media sosial. Disaat rasa insecure sedang muncul, batasilah diri untuk tidak terlalu sering membuka media tersebut. Dengan begitu kita memberikan waktu untuk lebih fokus ke diri kita sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan batasan waktu pada pembukaan aplikasi TikTok dan Instagram.
  5. Mulai lebih mencintai diri sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara lebih mengapresiasi apa pun yang ada pada diri kita, memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri, dan lebih meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kita sukai.