Konten dari Pengguna

Dampak KDRT Bagi Pelaku, Korban, dan Anak

Ahya Sofa
Untuk saat ini saya memiliki kesibukan sebagai mahasiswa di uin syarif hidayatullah Jakarta, maka dari itu saya berinisiatif untuk membuat tulisan di kumparan ini
23 September 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahya Sofa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kekerasan Rumah Tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk konflik yang dialami oleh pasangan suami istri bahkan anak. KDRT dapat meliputi kekrasan fisik, kekerasan seksual, kekrasan emosional, tindakan mengancam.
ADVERTISEMENT
Menurut Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2004 mendefinisikan kekerasan dalam rumah tangga sebagai segala tindakan yang menyebabkan penderitaan atau kesengsaraan dalam bentuk KDRT baik fisik, seksual, psikis, atau penelantaran terhadap seseorang, terutama perempuan, dalam lingkup rumah tangga.
(sumber: https://www.istockphoto.com/id)
Faktor terjadinya KDRT adalah:
• Perselingkuhan
Perselingkuhan terjadi ketika suami terlibat hubungan dengan perempuan lain. Perselingkuhan ini dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan fisik atau kekerasan seksual.
• Masalah Ekonomi
Hak nafkah adalah hak yg dimiliki oleh istri terhadap suami. Namun, ketika hak ini tidak dipenuhi atau diabaikan oleh suami, dapat menimbulkan kekerasan ekonomi yang dapat memicu konflik dan ketidakharmonisan keluarga.
• Campur Tangan Keluarga
Campur tangan anggota keluarga dari pihak suami sering kali menjadi penyebab KDRT. Anggota keluarga yang terlalu ikut campur dalam kehidupan rumah tangga pasangan dapat memperburuk situasi dan memicu terjadinya kekerasan fisik dan psikologis.
ADVERTISEMENT
• Kebiasaan Judi
Praktik perjudian seringkali menyebabkan masalah keuangan bagi pasangan suami istri. Tekanan utang akibat judi dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil di dalam rumah tangga, yang pada akhirnya dapat memicu pertengkaran dan kekerasan dalam rumah tangga.
• Alkoholisme
Suami yang mengalami masalah alkohol cenderung memiliki perilaku agresif dan tidak dapat mengontrol emosi mereka dengan baik. Dampak negatif dari alkoholisme, seperti perubahan kepribadian, kehilangan kendali diri, dan peningkatan kecenderungan terhadap kekerasan, dapat mempengaruhi hubungan suami istri.
• Perbedaan Prinsip
Perbedaan prinsip antara suami dan istri juga dapat menyebabkan konflik dan penyebab KDRT. Perbedaan dalam pandangan hidup, nilai-nilai, dan prinsip dapat menciptakan kesenjangan yang sulit untuk diatasi. Ketidaksepahaman dan ketidakmampuan untuk mencapai kesepakatan dalam hal-hal penting dalam kehidupan rumah tangga dapat memicu pertengkaran yang berpotensi berujung pada kekerasan.
ADVERTISEMENT
Dampak KDRT bagi pelaku, korban dan anak:
• Bagi Pelaku
KDRT tidak menimbulkan dampak kepada korban saja, pelaku KDRT juga mendapatkan dampaknya. Yaitu Terjerat dalam mata rantai kekerasan yang sulit diputuskan, mengembangkan persepsi yang salah tentang kekerasan, kesulitan dalam menyesuaikan diri, kesulitan dalam menyelesaikan masalah pribadi. Dan dampak lainnya adalah mendapatkan hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp36 juta.
• Bagi Korban
mengalami sakit fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak berdaya, mengalami ketergantungan pada suami yang sudah menyiksa dirinya, mengalami stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Dampak kekerasan terhadap pekerjaan si istri adalah kinerja menjadi buruk, lebih banyak waktu dihabiskan untuk mencari bantuan pada Psikolog ataupun Psikiater, dan merasa takut kehilangan pekerjaan. Dampaknya bagi anak adalah: kemungkinan kehidupan anak akan dibimbing dengan kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam pada anak-anak akan lebih tinggi, anak dapat mengalami depresi, dan anak berpotensi untuk melakukan kekerasan pada pasangannya apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku dan cara memperlakukan orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh orang tuanya
ADVERTISEMENT
• Bagi anak
Trauma dan gangguan psikologis: Anak yang menyaksikan KDRT dapat mengalami trauma dan gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Perilaku menyimpang: Kekerasan pada anak dapat menyebabkan perilaku menyimpang.
Penurunan fungsi otak: Kekerasan pada anak dapat menyebabkan penurunan fungsi otak.
Kualitas hidup menurun: Kekerasan pada anak dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Ketakutan terhadap hubungan romantis: Anak perempuan yang menyaksikan KDRT dapat mengalami ketakutan terhadap hubungan romantis di masa depan. Menarik diri dari hubungan interpersonal: Anak yang menyaksikan KDRT dapat menarik diri dari hubungan interpersonal. Kebiasaan berbicara kasar: Anak yang mengalami kekerasan psikis dapat terbiasa berbicara kasar. Pendidikan bermasalah: Anak yang mengalami kekerasan sosial dapat mengalami masalah dalam pendidikan.
ADVERTISEMENT