Konten dari Pengguna

Sejarah Peradaban Islam di Melayu

Ilham Kholili
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
16 Januari 2023 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Kholili tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peradaban Islam di Melayu Sumber: Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Peradaban Islam di Melayu Sumber: Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Islam datang ke tanah Melayu ketika pengaruh Hindu dan Buddha masih kuat. Kala itu, Sriwijaya (Budha) dan Majapahit (Hindu) masih menguasai sebagian besar wilayah yang kini termasuk wilayah Melayu. Masyarakat Melayu berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melalui jalur perdagangan, sama seperti ketika berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha. Melalui aktifitas niaga, masyarakat Melayu yang sudah mengenal Hindu-Buddha lambat laun mengenal ajaran Islam. Persebaran Islam ini pertama kali terjadi pada masyarakat pesisir (dipinggiran laut dan sungai) yang lebih terbuka terhadap budaya asing. Setelah itu, barulah Islam menyebar ke daerah pedalaman dan pegunungan melalui aktifitas ekonomi (perdagangan), dakwah, perkawinan/pernikahan, pendidikan, tasawuf, kesenian dan politik. Islam masuk ke tanah Melayu termasuk awal, berdasarkan beberapa teori yang berkembang. Masuknya Islam ke tanah Melayu ada lima teori. Teori-teori ini muncul dalam upaya menjelaskan dan menguraikan bagaimana Islam sekarang sebagian besar di anut oleh masyarakat di kawasan Melayu. Pertama teori Mekkah mengatakan Islam masuk ke tanah melayu cukup awal setelah beberapa puluh tahun meninggalnya Nabi Muhammad. Teori ini dipelopori oleh Buya Hamka sebagai bentuk penyanggahan yang dikemukakan oleh penulis barat Snouck Horgronje bahwa Islam dari Gujarat india. Teori ini menjelaskan bahwa Islam masuk ke tanah Melayu pada abad ke 7. Kedua teori Gujarat menjelaskan bahwa Islam datang dari Gujarat yang di sampaikan oleh Snouck Hourgronje. Islam datang pada abad ke 13 M dengan berpatokan ditemukanya makam sultan yang beragama Islam pertama Malik asShaleh raja pertama kerajaan Samudera Pasai berdasarkan bentuk nisannya diperkirakan berasal dari Gujarat (India). Ketiga teori Persia menjelaskan bahwa Islam di bawa dan disebarkan oleh orang-orang dari Persia. Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti peringatan 10 Muharram atau Asyura. Keempat teori Cina dalam teori ini menjelaskan bahwa etnis Cina Muslim sangat berperan dalam proses penyebaran agama Islam di Nusantara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada teori Arab, hubungan Arab Muslim dan Cina sudah terjadi pada Abad pertama Hijriah. Dengan demikian, Islam datang dari arah barat ke Nusantara dan ke Cina berbarengan dalam satu jalur perdagangan. Islam datang ke Cina di Canton (Guangzhou) pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) dari Dinasti Tang, dan datang ke Nusantara di Sumatera pada masa kekuasaan Sriwijaya, dan datang ke pulau Jawa tahun 674 M berdasarkan kedatangan utusan raja Arab bernama Ta cheh/Ta shi ke kerajaan Kalingga yang di perintah oleh Ratu Sima. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam dating ke Nusantara berbarengan dengan Cina. Akan tetapi teori di atas tidak menjelaskan tentang awal masuknya Islam, melainkan peranan Cina dalam pemberitaan sehingga dapat ditemukan buktibukti bahwa Islam datang ke Nusantara pada awal abad Hijriah. Kelima teori Turki menjelaskan bahwa selain orang Arab dan Cina, Indonesia juga diislamkan oleh orang-orang Kurdi dari Turki. Ia mencatat sejumlah data. Pertama, banyaknya ulama Kurdi yang berperan mengajarkan Islam di Indonesia dan kitab-kitab karangan ulama Kurdi menjadi sumbersumber yang berpengaruh luas. Misalkan, Kitab Tanwīr al-Qulūb karangan Muhammad Amin alKurdi populer di kalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Kedua, di antara ulama di Madinah yang mengajari ulama-ulama Indonesia terekat Syattariyah yang kemudian dibawa ke Nusantara adalah Ibrahim alKurani. Ibrahim al-Kurani yang kebanyakan muridnya orang Indonesia adalah ulama Kurdi. Ketiga, tradisi barzanji populer di Indonesia dibacakan setiap Maulid Nabi pada 12 Rabi‟ul Awal, saat akikah, syukuran, dan tradisi-tradisi lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat diphami bahwa peradaban Islam memberikan perubahan bukan hanya dalam bentuk bangunan fisik saja tapi juga merubah manusianya dalam akhlak yang unggul dalam berbagai macam aspek kehidupan (sosial, politik, ekonomi dan keagamaan) . Kemajuan dan kehebatan Islam di wilayah Melayu kemudian merubah karakter masyarakat yang sebelumnya menganut agama Hindu-Budha menjadi masyarakat l beragama Islam. Merubah masyarakat Melayu yang sudah memiliki kebudayaan HinduBudha menjadi Islam tidaklah mudah butuh waktu yang cukup panjang dan dengan berbagai macam cara seperti melalui perdagangan, pernikahan, dakwah, pendidikan, tasawuf, kesenian dan politik. Keberhasilan Islam masuk menjadi agama myoritas di masyarakat Melayu menjadikan peradaban Melayu lebih maju dan berkembang lagi dengan memberikan perubahan ke berbagai macam aspek kehidupan (Sosial, Polik, Ekonomi dan Keagamaan).
ADVERTISEMENT