Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Rumi: Jatuh Cinta Sebelum Mengenal Wanita?
6 April 2021 11:58 WIB
Tulisan dari Rey Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai sufisme dan keindahan sastranya, salah satu tokoh sufi ternama Jalaludin Rumi pernah menuliskan, “Katupkan kedua mata agar kau bisa melihat dengan mata yang lain.” Kata-kata dengan kesan mistis dari penyair sufi ini bukanlah ditulis tanpa sebab, secara tidak langsung syair-syair Rumi memang mengandung makna tasawuf yang mendalam. Oleh sebab itulah, para pengamat sastra dan sufi masih tetap mengkaji berbagai syair dari Jalaludin Rumi.
ADVERTISEMENT
Sebab bukan tidak mungkin jika perjalanan dan karya-karyanya dikaji lebih mendalam lagi hal itu akan memberikan pengaruh positif bagi orang yang mendalaminya, karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ribuan pesan tersurat maupun tersirat tentang makna kehidupan terkandung di antara larik-larik puisi dan syairnya.
Jalaludin Rumi merupakan salah satu dari sekian banyak sufi yang mengagungkan cinta. Ia mampu memberikan energi tersendiri dalam tiap larik sajak-sajaknya, dan menjadikan tiap kalimat yang ia tulis menjadi penyejuk bagi tiap jiwa yang bahkan sama sekali tak haus akan cinta. Puisi dalam dunia sufi ialah sebuah karya tulis yang mengandung nilai-nilai tasawuf, pengalaman tasawuf, dan biasanya merupakan ungkapan kerinduan sang penyair akan Tuhan. Dalam dunia Barat sendiri sufi lebih dikenal dengan sebutan Islamic Mysticism atau Mistisisme Islam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa karya-karya dari Rumi memang bagaikan catatan cinta dan rindu yang bernuansa spiritual.
ADVERTISEMENT
Syair-syair Jalaluddin Rumi memang dikenal banyak mengandung nuansa mistis dan spiritual, tidak semua orang mampu mengungkap nilai-nilai, serta karakteristik cinta yang terkandung dalam puisi-puisi Rumi. Menurut Rumi, tidak cukup hanya dengan ilmu pengetahuan saja untuk meraih ketentraman jiwa. Rumi menyadari bahwa ada sebuah kekuatan yang tersembunyi di dalam diri manusia, jika digunakan sepenuhnya dengan ketaatan, maka dapat memberikan kebahagiaan dan pengetahuan yang tak tertandingi.
Kekuatan tersembunyi ini tak lain ialah cinta. Bagi Rumi cinta merupakan rahasia ketuhanan dan penciptaan, oleh sebab itu, cinta tak dapat didefinisikan, ia juga merupakan potensi rohani yang mampu mengangkat makhluk hingga ke tingkatan tertinggi penciptaan.
Pembicaraan mengenai cinta memang selalu menarik dari masa ke masa, dari kalangan remaja hingga lanjut usia, dari belahan bumi Selatan hingga Utara. Bahkan sejak zaman nenek moyang hingga sekarang cinta senantiasa berjalan berdampingan dengan kita. Cinta dalam Islam juga memiliki posisi yang istimewa. Bagaimana tidak, bahkan Allah memiliki sifat al-Wadud atau Maha Cinta, dan menciptakan semesta atas dasar cinta-Nya pada Baginda Nabi Muhammad saw. Maka tak heran jika Rumi berkata “Hiruplah hanya cinta!”
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini karya-karya Rumi menjadi warisan berharga peradaban Islam, masih tetap dikaji dan digunakan sebagai referensi di seluruh penjuru dunia. Beberapa karya Rumi antara lain, Fihi Ma Fihi, Diwan Syams Tabrizi, Matsnawi Ma’nawi, Ruba’iyat, Makatib, dan Majalis Sab’ah. Dari ribuan kata yang Rumi untai dengan cinta, satu yang sangat lekat dalam hati dan pikiran penulis yaitu: