Konten dari Pengguna

Merayakan Idul Adha 2023: Menghidupkan Makna Kurban dan Kebaikan Sosial

Aini Zahra
Hallo, saya Aini Zahra mahasiswi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Juli 2023 18:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aini Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hewan Kurban (sumber: dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hewan Kurban (sumber: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Idul Adha, sebagai salah satu perayaan agama Islam yang penuh makna, semakin mendekati kita. Perayaan ini adalah momen istimewa yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Idul Adha 2023 tidak hanya memicu kegembiraan dalam menyambut hari raya, tetapi juga membangkitkan semangat untuk mengenang pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.
ADVERTISEMENT
Pada Idul Adha, kita diberikan kesempatan untuk merenung dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim. Pengorbanan dan ketulusan hati beliau merupakan teladan bagi umat muslim dalam menghadapi tantangan hidup. Kisah ini mengajarkan kita tentang kepatuhan kepada Allah, kepercayaan, dan keikhlasan dalam menghadapi ujian.
Tidak hanya itu, Idul Adha juga mendorong kita untuk memperkuat kebaikan sosial dan solidaritas dalam masyarakat. Dalam suasana perayaan ini, umat muslim berkumpul untuk berbagi kebahagiaan dan keberkahan dengan sesama, khususnya mereka yang membutuhkan. Melalui ibadah kurban, kita dapat merasakan nikmatnya berbagi dan menghilangkan kesenjangan sosial.
Terlebih lagi, setelah tantangan yang dihadapi dunia kemarin, seperti pandemi Covid-19 dan ketidakstabilan ekonomi, perayaan Idul Adha tahun ini menjadi lebih berarti. Kita dihadapkan pada kesempatan untuk menunjukkan kepedulian, kebaikan, dan ketahanan di tengah kesulitan.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai inisiatif sosial, seperti pembagian daging kurban kepada yang membutuhkan, program amal, dan dukungan kepada mereka yang terdampak, kita dapat menjadikan Idul Adha 2023 sebagai momentum untuk memperkuat hubungan sosial dan membangun masyarakat yang lebih baik.

Makna dan Sejarah Idul Adha

“Hari Raya Idul Adha merupakan hari besar umat Islam di seluruh dunia di mana pada hari tersebut di dalamnya terdapat suatu kegiatan yakni penyembelihan hewan ternak (kurban) dengan tujuan mendapatkan ridho Allah Swt. Sedangkan penyembelihan hewan ternak (kurban) secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni Qaraba, Yaqrabu, Qurban wa qurbanan wa qirbanan yang memiliki arti dekat.
Sebagaimana dikutip dari Journal of Empowerment Community (JEC) berjudul Pembelajaran Karakter melalui Pelaksanaan Idul Adha pada Siswa SMA yang ditulis Suyana & Wulansari (2019), kurban berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Kurban dalam pengertian kita sehari-hari sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama’ dari kata dhahiyyah yaitu sembelihan pada waktu duha tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah.
ADVERTISEMENT
Jika melihat sejarah perayaan Idul Adha mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan istrinya Hajar dan putranya Nabi Ismail di suatu lembah yang tandus dan jauh dari Palestina. Meskipun tidak mengetahui maksud sebenarnya dari perintah tersebut, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar menerima dengan ikhlas. Karena pentingnya peristiwa ini, Allah mengabadikannya dalam Al-Qur'an.
Dalam kisah tersebut, Siti Hajar mencari air minum untuk Nabi Ismail dan berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Allah kemudian mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air Zam Zam, yang memberikan sumber kehidupan bagi mereka. Lembah yang dulunya gersang ini kemudian menjadi kota Makkah yang aman dan makmur, berkat doa Nabi Ibrahim dan kecakapan Siti Hajar dalam mengelola kota dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kota Makkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Baqarah ayat 126 yaitu:
Doa Nabi Ibrahim terkabul dalam Al-Qur'an, di mana Allah menjadikan Makkah sebagai kota yang aman dan memberikan rezeki kepada penduduknya yang beriman. Hal ini terbukti dengan kemakmuran kota Makkah saat ini, di mana jemaah haji dan umrah dari seluruh dunia mendapatkan fasilitas yang memadai selama melaksanakan ibadah mereka.
Kemakmuran ini menunjukkan tingkat kemajuan dalam pemerintahan, ekonomi, dan keamanan hukum sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang luar biasa. Semua ini menjadi bukti bahwa doa Nabi Ibrahim telah dikabulkan oleh Allah SWT dan kemakmuran tersebut dinikmati oleh orang-orang Islam maupun non-Muslim.

Makna Kurban

Solikhin, M dalam bukunya berjudul Di Balik 7 Hari Besar Islam (2012) menulis, dalam kitab suci Al-Qur'an, perintah berkurban berada dalam satu paket dengan perintah salat, dalam bentuk kalimat perintah universal, yakni dalam QS. Al-Kautsar ayat 2. Tentu kalimat universal maka laksanakanlah sholat dan berkurbanlah, merupakan suatu wacana yang universal pula, yang melibatkan syari'at nabi-nabi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kutipan tersebut, terdapat penjelasan tentang hubungan antara perintah berkurban dan perintah salat dalam Al-Qur'an. Menurut kutipan tersebut, perintah berkurban dan perintah salat disampaikan dalam bentuk kalimat perintah universal yang terdapat dalam Surah Al-Kautsar ayat 2.
Pertama, penjelasan menyatakan bahwa kalimat universal "maka laksanakanlah salat dan berkurbanlah" memiliki implikasi yang universal pula. Ini berarti bahwa perintah tersebut tidak hanya berlaku pada masa Nabi Muhammad SAW, tetapi juga berlaku pada nabi-nabi sebelumnya. Dengan demikian, berkurban adalah ajaran yang berkelanjutan dalam sejarah agama dan menunjukkan adanya kontinuitas dalam praktik keagamaan.
Kedua, hubungan antara perintah berkurban dan perintah salat menunjukkan bahwa keduanya memiliki kedudukan yang penting dalam agama Islam. Salat sebagai ibadah yang terus-menerus dilakukan oleh umat muslim sebagai bentuk penghormatan dan komunikasi dengan Allah, sedangkan berkurban adalah ibadah yang dilakukan sebagai bentuk pengorbanan dan tindakan sosial yang melibatkan berbagi kepada sesama.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kutipan tersebut menggambarkan bahwa perintah berkurban dan perintah salat memiliki hubungan yang erat dalam agama Islam. Keduanya merupakan ajaran universal yang terkandung dalam Al-Qur'an dan melibatkan praktik keagamaan serta tindakan sosial.
Melalui pemahaman ini, umat muslim diingatkan untuk melaksanakan perintah tersebut dengan penuh keikhlasan, menjaga keterhubungan dengan sejarah agama, dan memperkuat persaudaraan serta kepedulian terhadap sesama.

Makna Berbagi dalam Kurban

Putri, I. F. dalam tulisannya Korelasi Pendidikan Qurban terhadap Tingkat Religiusitas Siswa (Studi Kasus SMP Agus Salim Semarang) yang terbit 2015 menjelaskan, salah satu syarat berkurban adalah membagikan 2/3 bagian hewan yang dikurbankan untuk orang yang lain, yaitu 1/3 dalam bentuk sedekah bagi yang membutuhkan, dan 1/3 lainnya sebagai hadiah bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya syarat makna, yaitu lewat ibadah kurban, seorang manusia diajarkan untuk memangkas egonya hingga 2/3 dan membaginya dengan orang lain, terutama orang yang membutuhkan.
Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa syarat berkurban ini memiliki makna yang mendalam. Melalui ibadah kurban, seorang muslim diajarkan untuk memangkas egonya sebanyak 2/3 dan membaginya dengan orang lain, terutama mereka yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa berkurban bukan hanya tentang melakukan pengorbanan materi, tetapi juga tentang menghilangkan sikap egois dan belajar untuk memperhatikan kebutuhan orang lain.
Dalam konteks ini, ibadah kurban menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kedermawanan, kepedulian, dan solidaritas. Dengan membagikan sebagian dari hewan kurban kepada yang membutuhkan, umat muslim memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi kesenjangan sosial dan memperkuat tali persaudaraan di dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, syarat berkurban ini juga mencerminkan pentingnya sikap rendah hati dan keterikatan yang kuat dengan nilai-nilai keagamaan. Dengan membagikan bagian kurban kepada orang lain, seorang muslim menunjukkan bahwa harta dan benda materi bukanlah yang paling berharga, melainkan kemurahan hati dan kepedulian terhadap sesama.
Ilustrasi Pemotongan Kurban (sumber: dokumen pribadi)
Lebih dari sekadar memberikan hewan kurban, berbagi kurban pada tahun 2023 khususnya memiliki makna yang lebih mendalam. Terlepas Covid-19 yang telah membawa banyak tantangan, berbagi kurban pada tahun 2023 memberikan kesempatan untuk membangun kembali semangat gotong royong dan kemanusiaan.
Sebab, mungkin pasca Covid-19 banyak keluarga yang masih berusaha mengembalikan keadaan ekonomi yang sebelumnya turun sehingga masih sulit bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan makanan mewah. Karena itu, ibadah kurban menawarkan harapan dan peluang untuk berbagi keberkahan dengan mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Saat kita berbagi, kita memperkuat tali persaudaraan dan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, mengingatkan kita bahwa dalam kesulitan, kebaikan dan kebersamaan tetap ada.