Konten dari Pengguna

Metode Diferensiasi Dalam Pembelajaran Tata Busana

Athaya Nasywa
Mahasiswa Pendidikan Teknik Busana Universitas Negeri Yogyakarta
24 Oktober 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Athaya Nasywa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Athaya Nasywa 2024 (Sumber Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Athaya Nasywa 2024 (Sumber Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Perkembangan industri dunia Fashion yang tak pernah pudar dibersamai dengan banyak bidang di dalamnya. Fahion designer, modiste, patternmaking, fashion analyst, tutor/mentor bidang fashion, fashion production dan masih banyak lagi.  Beragamnya bidang dalam fashion menjadikan satuan pendidikan yang memiliki jurusan tata busana harus mengikuti alur Industri agar pembelajaran bisa diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan jasa/pasar yang berlaku baik ketika masih menjadi siswa maupun sudah lulus.
ADVERTISEMENT
Menghadapi berbagai macam siswa dengan kemampuan, pengetahuan, minat, bakat yang berbeda dari siswa yang satu dengan yang lain membuat tenaga pendidik atau yang ahli dalam bidangnya mengupayakan menuntun anak didik untuk bisa memenuhi materi belajar yang diperlukan. Metode Diferensiasi bisa digunakan dalam upaya memaksimalkan potensi belajar siswa. Pembelajaran yang digagas oleh Carol Tomlinson seorang pendidik, penulis, dan pembicara asal Amerika Serikat ini membagi dan mengelompokkkan siswa berdasarkan karakteristiknya. Cara ini bisa meminimalisir rasa gagal memahami pembelajaran yang ada dalam diri siswa. Memastikan tidak ada murid yang tertinggal. Murid dihargai dan didukung untuk mencapai potensinya. Sehingga tak ada fenomena seorang siswa yang padahal ia mampu dalam bidangnya namun mudah menyerah dan menimbun passionnya hanya karena lingkungan pendidikan maupun lingkungan lainnya kurang supportif.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran dalam kelompok karakteristik tidak hanya mempelajari hal yang itu itu saja. Tidak menutup kesempatan untuk mempelajari pada kelompok karakteristik lain yang berbeda agar menambah keterampilan.
Menurut informasi dari hasil observasi salah satu sekolah kejuruan ada salah satu contoh  kegiatan yang menggunakan metode diferensiasi, misalnya ketika pelaksanaan UKK (Uji Kompetensi Keahlian) memiliki pembagian produk yang akan dikerjakan sesuai dengan level setiap peserta didik. Bukan berarti membedakan atau membandingkan setiap peserta didik, namun agar setiap peserta didik maksimal dalam pengerjaannya. Setelah pengerjaan bisa mempelajari materi produk yang lain baik dari guru maupun tutor sebaya.
Pembelajaran bisa dilaksanakan agar lebih baik dengan memahami strateginya. Metode Diferensiasi dimaksimalkan melalui beberapa strategi dalam 3 bentuk yaitu :
ADVERTISEMENT
1.     Diferensiasi Konten. Dilakukan melalui kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.
2.     Diferensiasi Proses. Kegiatan pembelajaran yang bervariasi. Contohnya pembelajaran individu yang mana bisa langsung terlibat diskusi antara siswa dengan guru. Pembelajaran kelompok yang bisa dijadikan stimulasi siswa untuk belajar/ tutor sebaya. Yang mana tutor sebaya ini bisa ditangkap lebih cepat oleh beberapa peserta didik dibandingkan dengan metode belajar yang lain.
3.     Diferensiasi Produk. Siswa diberikan pilihan/ dibebaskan mengekspresikan pembelajaran yang diiginkan. Contohnya ketika ada praktik membuat rok, setiap siswa dibebaskan untuk membuat rok model apa saja, tidak terpatok pada contoh model rok dari gurunya. Contoh ini juga diimbangi konsultasi siswa dengan guru, siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih dekat dan lebih mendalami materi maupun praktik.
ADVERTISEMENT
 
Manfaat dari pembelajaran diferensiasi ini menciptakan pertumbuhan yang sama bagi semua siswa. Seorang guru yang harus dapat meningkatkan minat dalam siswa dengan pembelajaran yang mengadopsi dari berbagai tipe belajar siswa. Metode ini bisa menjadi pembelajaran yang dipersonalisasi, yang berpusat pada siswa. Guru mengembangkan pelajaran berdasarkan minat siswa, tingkat pengetahuan dan preferensi belajar.
 
Setiap pembelajaran memang ada tantangannya. Metode diferensiasi yang memfokuskan pada setiap individu membutuhkan waktu yang banyak karena harus fokus pada setiap individual, bisa memunculkan tekanan tinggi karena seorang guru tidak memiliki cukup waktu untuk siswanya yang berjumlah puluhan. Sampah tekstil dari hasil praktek yang juga turut menyumbang jumlah sampah tekstil memerlukan tindak lanjut. Biaya yang sangat diperlukan untuk bahan ajar berkelanjutan membutuhkan biaya yang tinggi, yang mungkin belum bisa dipenuhi oleh semua sekolah. Yang tentunya bukan perkara gampang dengan status Indonesia yang masih menjadi negara berkembang.
ADVERTISEMENT
 
Peran bersama dalam menciptakan kualitas pendidikan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 alinea ke-4 “Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang merupakan tujuan pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan merupakan proses membina dan memanusiakan manusia.  Cita cita pendidikan yang sama rata diberbagai penjuru daerah di Indonesia agar mencapai kehidupan bangsa yang cerdas. Menciptakan generasi yang kuat dalam era globalisasi. Pendidikan sebagai penerang dalam menuju masa depan.