Konten dari Pengguna

Mengungkap Penyebab Playing Victim: Kenapa Orang Memilih Jadi Korban?

Basmara Faiza Alyaa
Mahasiswi Program Studi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
24 November 2024 12:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Basmara Faiza Alyaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu memiliki teman yang di setiap kisahnya selalu menjadi "korban" ? Merasa selalu disalahkan, tidak dimengerti, atau menjadi pihak yang selalu disakiti apapun yang terjadi. Fenomena ini sering disebut sebagai playing victim. Tanpa disadari, perilaku ini kerap muncul dalam hubungan pertemanan, keluarga, bahkan lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
Playing victim ini memiliki konsep yang serupa dengan pencemaran nama baik. Keduanya saling menuduh untuk menghindari masalah yang dihadapinya, dengan mengubah fakta yang ada untuk mendapatkan dukungan dari orang lain agar percaya pada apa yang telah dia sampaikan. Berikut penyebab seseorang melakukan playing victim:
https://www.freepik.com/free-vector/stop-racism-concept_8849998.htm#fromView=search&page=1&position=28&uuid=52897a41-d48c-4093-8535-756411fefd41
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/stop-racism-concept_8849998.htm#fromView=search&page=1&position=28&uuid=52897a41-d48c-4093-8535-756411fefd41
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Meskipun terlihat sebagai cara untuk mendapatkan simpati atau menghindari tanggung jawab, pola ini justru dapat memperburuk keadaan mental individu dan merusak hubungan sosial mereka. Untuk mengatasinya, sangat penting bagi seseorang untuk memahami akar penyebab dari perasaan tidak berdaya ini dan belajar bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan membangun konsep diri yang positif dan keterampilan mengatasi masalah yang lebih baik, seseorang dapat keluar dari siklus playing victim dan mulai berfokus pada pertumbuhan pribadi yang sehat.