Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Tren Gen Z Saat Menjadi Guru
25 September 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nailah Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi Z atau biasa dikenal sebagai (Gen Z) adalah kelompok demografis yang lahir sebelum generasi alfa dan setelah generasi melenial. Gen Z sendiri berasal dari kata zoomer karena mereka lahir bersamaan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Menurut Dimock (2019) dari Pew Reseach Center, generasi Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 dan berakhir pada tahun 2012 di mana fase ini menunjukan kemajuan sosioekonomi yang lebih stabil dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Sebagai generasi pertama yang benar-benar tumbuh dalam era digital, mereka membawa pendekatan, gaya hidup, dan nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini akan memainkan peran besar dalam membentuk masa depan karena mereka sedang memasuki usia produktif untuk membawa perubahan signifikan dalam budaya, ekonomi, dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Generasi Z (Gen Z), yang umumnya lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini sudah mulai memasuki dunia kerja, termasuk profesi sebagai guru. Meskipun usia mereka terbilang cukup muda, banyak dari mereka sudah mulai berkarir di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Karena terlahir dari perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga membuat mereka dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan digital. Dalam bidang pendidikan, ini bisa menjadi keuntungan karena mereka lebih familiar dengan teknologi pembelajaran online, media sosial, dan alat-alat digital lainnya.
Gaya mengajar para guru gen Z kini mulai menciptakan tren baru di dunia pendidikan dengan gaya mengajar yang lebih santai dan efektif. Tren Gen Z saat menjadi guru di sekolah mencerminkan bagaimana mereka memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang relevan dengan gaya hidup dan budaya mereka. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, kreatif, dan berbasis teknologi, para guru muda ini mampu merubah cara tradisional dalam mengajar menjadi menyenangkan. Penasaran dengan cara mengajar generasi Z saat menjadi guru? Yuk, simak gaya interaktif dan kreatif yang mereka terapkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang seru dan relevan!
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi sebagai alat kolaborasi
Gen Z tumbuh dengan teknologi canggih dan internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka cenderung sangat terampil dalam menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi digital. Saat menjadi seorang guru pun meraka menggunakan kolaborasi teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Yang akhirnya penggunaan teknologi sebagai alat kolaborasi dalam pembelajaran semakin berkembang dan menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan interaksi dan kerja sama di antara siswa dan guru.
Pembelajaran berbasis game (gamifikasi)
Gen Z sering menggunakan elemen permainan untuk membuat proses belajar lebih menarik, seperti menggunakan kahoot! sebagai media pembelajaran berbasis permainan (gamifikasi) yang di gunakan untuk membuat kuis interaktif. Kuis-kuis tersebut dapat di gunakan dalam lingkungan pendidikan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik secara umum. Kahoot! memungkinkan guru untuk membuat pertanyaan – pertanyaan yang dapat diakses oleh peserta didik melalui perangkat seperti komputer, tablet, atau smartphone. Pengguna dapat membuat kuis dengan berbagai jenis pertanyaan, seperti pilihan ganda, benar/salah, serta jawaban singkat. Setiap pertanyaan yang di tampilkan di layar utama, dan peserta dapat memilih jawaban melalui perangkat masing-masing.
ADVERTISEMENT
Belajar secara global
Gen Z sering terhubung dengan komunitas international melalui internet. Mereka bisa mengambil refrensi dari berbagai sumber international yang kemudian membawa perspektif global ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran global merupakan pendekatan pendidikn yang menekankan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk berinteraksi dan berkontribusi dalam dunia yang semakin saling terhubung.
Umpan balik instan dan fleksibilitas
Gen Z ketika sangat menghargai komunikasi yang jelas dan langsung, ketika menjadi guru pun mereka memberikan umpan balik yang cepat dan konstruktif kepada peserta didik. Gen Z juga memiliki gaya pembelajaran yang fleksibilitas. Mereka memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih cara mereka belajar, baik itu melalui video, tulisan, atau proyek kreatif. Fleksibilitas ini akan membantu mereka merasa lebih terlibat.
ADVERTISEMENT
Meskipun gen Z sering sekali di sebutkan sebagai generasi yang lemah dan ketergantungan pada teknologi digital. Namun, generasi z mampu membawa perspektif segar dalam dunia pendidikan. Mereka tidak hanya ingin menjadi pengajar, tetapi juga mentor yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dengan memanfaatkan teknologi, pendekatan interaktif, dan menempatkan kesejahteraan emosional siswa sebagai prioritas, guru dari generasi Z dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih relevan dan inklusif. Dengan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik dan kebutuhan siswa, generasi Z dapat memimpin transformasi pendidikan yang positif, menghasilkan generasi masa depan yang lebih siap menghadapi tantangan global. Dalam dunia yang terus berubah, inovasi dalam metode pengajaran akan menjadi kunci untuk mendidik generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peka dan siap berkontribusi dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT