Konten dari Pengguna

Peran Pendidikan Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik

Putri Dayunita
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28 November 2022 12:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Dayunita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi: diambil dari MASS TEBUIRENG
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi: diambil dari MASS TEBUIRENG
ADVERTISEMENT
Proses pendidikan di Indonesia saat ini belum berjalan secara maksimal, sehingga belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat pada proses pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan penguasaan ilmu pengetahuan daripada proses pendidikan. Banyak peserta didik menggunakan segala cara untuk mendapatkan nilai yang terbaik, meskipun cara tersebut salah.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa (1930) mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tingkah laku, pikiran, dan pertumbuhan kematangan anak. Sedangkan, pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.
Merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan pada pasal I Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang pengertian pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta aktif untuk mengembangkan potensi dirinya. Tentang sistem menyebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam hal kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia.
Dalam proses pendidikan, guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran dengan sebaik mungkin. Interaksi yang dibangun harus menunjukkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Sehingga nilai-nilai yang dikandungnya dapat diserap dengan baik oleh peserta didik dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting untuk dimulai sejak usia dini. Karena filosofi menanamkan sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa.
Pada usia kanak-kanak atau yang sering disebut oleh para psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sebagai faktor yang sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Dari sinilah sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia pendidikan karakter ini sudah harus sebagai ajaran wajib sejak Sekolah Dasar.
Sudah semestinya peserta didik yang dalam proses menuju kedewasaannya disiapkan untuk sebagai manusia yang bernilai, mampu menunjukan jati dirinya, bertanggung jawab dengan apa yang sebagai pilihan hatinya. Dengan kata lain, pendidikan tidaklah semata sebagai proses pencerdasan peserta didik, akan tetapi pendidikan juga bertujuan menciptakan peserta didik yang bermoral dan siap untuk memimpin tanah air.
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter di sekolah harus melibatkan semua komponen, termasuk unsur-unsur pendidikan itu sendiri, yaitu kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, mengelola sekolah, melakukan kegiatan, proses sarana dan prasarana pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Tujuan pendidikan karakter secara umum adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter peserta didik pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur sesuai ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butiran sila pancasila. juga meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan menuju pada pencapaian pendidikan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.
Pendidikan karakter adalah pendidikan tingkah laku plus, yaitu meliputi aspek pengetahuan, sikap, perasaan dan tindakan. Tanpa aspek ini, pendidikan karakter tidak akan efektif. Fungsi pendidikan karakter adalah untuk menumbuhkan kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, dan bermoral.
ADVERTISEMENT
Sebuah buku berjudul “Emotional Intelligence and School Succes” menjelaskan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif ketajaman pikiran emosional anak terhadap keberhasilan akademik. Diperkirakan ada berbagai faktor risiko yang menyebabkan anak mengalami kegagalan di sekolah.
Faktor risiko yang disebutkan bukan pada kecerdasan melainkan pada karakter, yaitu kepercayaan diri, kemampuan kerja sama tim, kemampuan bersosialisasi, kemampuan konsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pandangan Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).
Manfaat pendidikan karakter sangat penting untuk peserta didik. Pendidikan karakter merupakan salah satu poros pemerintah dalam dunia pendidikan guna mewujudkan generasi yang berkarakter, berkualitas, lebih mandiri, maju dan bertanggung jawab. Selain itu, peserta didik juga dilatih mental dan moral. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan mempengaruhi masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, pendidikan karakter sangat penting untuk peserta didik. Karena masa depan Indonesia ada di tangan generasi penerus bangsa. Jika karakter peserta didik mencerminkan hal yang tidak baik, maka akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan bagi negara di kemudian hari.
Sebaiknya pendidikan karakter diajarkan sejak peserta didik di bangku Sekolah Dasar, karena anak pada usia ini akan lebih mudah melakukannya. Oleh karena itu, pemerintah harus memfokuskan pada pendidikan karakter, dan sekolah serta keluarga ikut turut mendukung dalam pembentukan karakter peserta didik tersebut.