Konten dari Pengguna

Marwah IMM dan Menanti Gerakan Pembaharuan

Samsul hadi
Mahasiswa S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mengabdi di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Ciputat
27 Februari 2024 7:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Samsul hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: galeri pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: galeri pribadi
ADVERTISEMENT
Membumikan gerakan merupakan hal yang sangat Fundamental bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Sebagai anak kandung Muhammadiyah, IMM punya beban untuk membantu persyarikatan dalam visi dan misinya.
ADVERTISEMENT
Sebagai gerakan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki tiga fokus, yakni religiusitas, intelektualitas dan humanitas. Pada kesempatan kali ini penulis akan mencoba menyeselaraskan gerakan IMM dengan teori segitiga dari Abraham Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia, dalam susunannya yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ego, dan kebutuhan aktualisasi diri. Semua ini di bungkus oleh Abraham Maslow dalam teori segitiga.
Dalam hal ini penulis mencoba untuk mengambil poin-poin penting dalam teori Abraham Maslow yang cocok dengan konsep Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Pertama ialah rasa aman yang berkaitan dengan spiritualitas. Kita bisa merasa aman jika kita selalu dekat dengan Sang Pencipta. Maka dari itu bangunan atau pondasi awal yaitu spiritualitas
ADVERTISEMENT
Kedua ialah aktualisasi diri yang berkaitan dengan intelektualitas. Hal ini berkaitan dengan keilmuan yang dimiliki oleh kader IMM dan keinginan dari setiap kader untuk bisa berlomba lomba dalam kebaikan. Ketiga yaitu kebutuhan sosial yang berkaitan dengan humanitas. Setelah konsep pertama dan kedua, implementasi yang sesungguhnya ada di konsep ketiga. Dalam konsep ini sudah tertera jelas dalam jargon IMM sendiri, yaitu fastabiqul Khoirot atau berlomba lomba dalam kebaikan.
Mengembalikan Marwah IMM
Sumber gambar: Instagram DPP IMM
Setiap gerakan mahasiswa mempunyai kekhasan masing masing, termasuk IMM yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang selaras dengan teori segitiga di atas. Tetapi hal itu boleh diambil ketiga-tiganya, boleh juga mengambil dua atau satu. Walaupun akan lebih bagus lagi jika mengambil seluruhnya. Terutama bagi pimpinan cabang IMM di seluruh Indonesia yang memiliki “ciri khas” masing masing.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya kenapa sekarang gerakan IMM mulai redup? Terlepas dari perkembangan zaman yang saat ini mengancam gerakan mahasiswa, seharusnya hal ini bisa menjadi cela untuk IMM sendiri untuk mengembalikan kejayaan IMM. Di tengah organisasi eksternal lain tengah terpuruk dengan keaadaan saat ini. Semangat pembaharuan dari setiap ketua umum baik tingkat komisariat, cabang, daerah, maupun pusat, itu harus ada semangat pembaharuan.
Jangan sampai pemilihan ketua umum dan visi misi calon ketua umum itu hanya retorika semata. Tetapi sesudah terpilih visi misi yang dibawa tidak dilaksanakan dengan baik, terlebih jabatan sebagai ketua umum itu di bawa ke ranah politik praktis. Hal ini dapat mengakibatkan organisasi terbengkalai. Keadaan seperti inilah yang dilihat oleh penulis dari Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya, yang membawa gerakan IMM ke dalam politik praktis.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu penulis percaya dengan kalimat “setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya”. Artinya bahwa semangat perubahan akan hadir dari setiap orang yang akan memimpin dalam sebuah organisasi. Tergantung objek yang bakal dipimpinnya. Filsuf Yunani Heraclitos mengatakan bahwa nothing indurence but change, yakni tidak ada yang berubah kecuali perubahan itu sendiri.
Muktamar dan Gerakan Pembaharuan
Sumber gambar : DPP IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah akan melangsungkan perhelatan akbar berupa Muktamar yang ke-XX di Palembang pada 1-3 Maret dengan mengusung tema, “Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat”. Setiap DPD akan mengirimkan kader-kader terbaiknya untuk mengisi formatur di DPP IMM. Dengan tujuan bisa membenahi kekurangan di kepemimpinan sebelumnya yang lebih bergerak ke politik praktis.
ADVERTISEMENT
Penulis yakin bahwa setiap kader IMM di seluruh indonesia membutuhkan figur-figur DPP yang mampu membawa semangat pembaharuan dan mengembalikan marwah IMM sebagai gerakan mahasiswa yang sesuai dengan semboyannya fastabiqul khairat yang terpampang jelas dalam logo IMM.
Seluruh kader IMM merindukan kerja-kerja intelektual dari DPP IMM, bukan malah kegiatan intelektual itu hanya dibebankan kepada setiap pimpinan komisariat maupun cabang. DPP IMM juga harus bisa mengakomodir atau mendukung kegiatan yang dilakukan oleh setiap cabang dengan memberikan buku yang wajib dibaca oleh setiap kader agar pendidikan ideologi terpenuhi dengan baik.
Sebab penulis melihat bahwa pendidikan ideologi bagi kader-kader IMM sangat minim. Bahkan ia hanya diberikan ketika perkaderan wajib saja. Bukan hanya itu saja. Penulis juga belum pernah melihat dari DPP IMM membuat perkaderan penunjang seperti School of Thinker, Sekolah Radikal, Baret Merah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Semoga dengan dilangsungkannya Muktamar IMM ke-XX, ketua umum baru bisa memperhatikan hal-hal yang sangat fundamental bagi gerakan IMM. Hal ini penting untuk menjadikan IMM berdaulat dan dapat mengembalikan marwah IMM yang kini tengah dikikis zaman. Selamat bermuktamar dan selamat bekerja untuk pembaharuan ikatan.