Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cinta Kita Tak Direstui? Mengalah atau Melangkah?
12 Agustus 2021 19:47 WIB
Tulisan dari Ulfah Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Karena Cinta Yang Tertinggi Ialah Mengikhlaskannya
Cinta, kalian pasti sudah merasakan apa itu cinta? Cinta dengan orang tua, cinta dengan orang kesayangan, cinta dengan barang dan yang utama ialah cinta dengan Allah. Cinta itu adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia, rasa yang terkadang tidak dapat dipahami dengan logika ini banyak yang membuat manusia terlena karena cinta
ADVERTISEMENT
Namun pada hakikatnya cinta yang hakiki ialah cinta kepada Allah, cinta dalam bahasa arab ialah Mahabbah, mungkin bagi pecinta India ada yang tau film Mohabbatein? Nah, itulah kisah percintaan yang romantis dan dramatis, dalam film tersebut dikisahkan pengorbanan seorang lelaki untuk mendapatkan cintanya yang sejati sampai rela berisiko dengan atasan asramanya namun akhirnya mereka bahagia, MasyaAllah......
ADVERTISEMENT
Rasulullah mengajarkan kita untuk mencintai dengan sewajarnya saja, karena jika sudah galau? Dan baper? Kasus yang telah terjadi di aplikasi tiktok belakangan ini, seorang wanita yang ditinggal nikah dan ia frustrasi sampai lupa diri dan Ilahi akhirnya dia terkena gangguan jiwa, bahkan, banyak kasus lain seperti bunuh diri, atau membunuh mantan nya dan sebagainya, oleh karenanya cintai dengan sewajarnya benci dengan seseorang pun sewajarnya.
Dari hadis di atas dijelaskan bahwa cinta dan berharap kepada manusia hanya kekecewaan yang didapat karena apa? karena Allah cemburu melihat hambanya yang larut dan mencintai pasangannya sampai lupa beribadah kepada Allah. Dan yang pasti, kalau lagi kasmaran ia akan sering menyebut-nyebut orang yang dikasihinya, sebagaimana mahfudzot yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
Man Ahabba Syai’an Fakatsuro Dzikruhu
Barang siapa yang mecintai sesuatu maka ia akan banyak menyebutnya.
Lalu, bagaimana cara kita agar terus kuat iman dan taqwa agar selalu terjaga dari hal tersebut? Cara yang paling mudah yaitu (1) kembali kepada Allah, jelas, Allah sudah jamin jodoh kita jadi kalau dengannya kamu merasa sakit? Berarti dia bukan yang terbaik. (2) Perbanyak kegiatan, dengan banyaknya aktivitas atau kegiatan kamu akan disibukkan dengan hal yang baik dan seiring berjalan waktu kamu akan biasa karena waktu yang akan menyembuhkan luka. (3) Perbanyak teman, disaat seperti ini selain diri kita yang dapat menghibur kita, teman kita pun sangat mendukung kita dan berusaha untuk tidak larut dengan keadaan.
ADVERTISEMENT
Jadi, percintaan itu banyak membuat kita lebih dewasa, seperti dewasa menghadapi kenyataan, terutama bagi cintanya yang tidak direstui hanya karena suku dan berbeda adat, mungkin sedikit menyedihkan hal ini yang seharusnya diubah pola pikirnya agar tidak selalu melihat latar belakang keluarga, namun cinta yang tulus dan tertinggi yaitu disaat kita dapat mengikhlaskan nya
Jelas dalam surat Al-Hujurat Ayat 13 Allah menegaskan bahwa
ا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
ADVERTISEMENT
Adapun penafsiran dari ayat ini ialah dalam tafsir Kemenag dijelaskan menjelasakan tata krama pergaulan orang-orang yang beriman, ayat ini beralih menjelaskan tata krama dalam hubungan antara manusia pada umumnya. Karena itu panggilan ditujukan kepada manusia pada umumnya. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan, atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
ADVERTISEMENT
Jelas, penjelasan di atas bahwa memang tidaklah diperbolehkan perbedaan antara satu dengan lainnya, karena dimata Allah semua manusia itu sama, untuk kamu yang sedang berjuang mendapatkan restu orang tua karena penghalang suku ataupun adat, berjuanglah dengan terus sertakan Allah disetiap langkahmu, namun, jika memang perjuanganmu dan doamu mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan, bersabarlah... Allah akan ganti dengan yang lebih baik, ikhlaskan karena Allah mencintai hambanya yang bersabar.
Wallahu a’lam