Konten dari Pengguna

Hadapi Dulu, Tawakal Kemudian

Ulfah Nur Azizah
Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penulis
11 Agustus 2021 20:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulfah Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi stres pekerjaan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres pekerjaan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Hidup didunia ini pasti penuh dengan tantangan, bagaimana tidak? Jutaan manusia hanya berfokus dengan apa yang ia capai, persaingan semakin ketat dengan banyaknya kualitas dan pola pikir di zaman modern ini, lihat saja kemarin saat Rans Entertainment membuka lowongan pekerjaan yang mendaftar samai ratusan ribu manusia, entah apa yang mereka harapkan dari Rafi Ahmad, atau mungkin gaji perbulan? Atau ingin ikutan terkenal? Atau juga hidup serba ada dan mewah.

ADVERTISEMENT
Selain itu, pekerjaan di mana-mana sudah sangat sulit didapatkan, lulusan sarjana setiap tahunnya semakin menambah, belum lagi yang lulusan SMA yang sesuai dengan bakat dan keahlian, sedangkan dunia pekerjaan semakin sulit dengan adanya PPKM di masa pandemi seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Salah, di sini bukan membahas terkait ekonomi bangsa atau dunia pekerjaan, namun ingin bercerita bagaimana seorang yang sudah susah payah mencari kerja namun dilepas begitu saja, bayangkan, baru dua hari training, tiba-tiba mundur dan resign, wah lucunya manusia ini, ia tidak melihat betapa banyaknya pejuang amplop coklat diluar sana yang menginginkan posisinya saat ini.
Bank Syariah, bank yang sebenarnya mau banget kerja di sana, karena lingkungan yang agamis dan pekerjaan yang Insya Allah jauh-jauh dari yang namanya abang riba, tepat di mana orang tua bangga, “anak saya sudah dapat kerja” bahagia sebenarnya melihat orang tua bangga dengan usaha kita.

Kerja di Bank Syariah

Setelah banyak drama, nangis g mau masuk kerja, mager, tibalah hari di mana seluruh pekerja berdasi, bermotor, bermobil, macet-macetan di jalan berangkat pagi pulang malam besoknya berangkat lagi pagi pulang malam, Bismillah, yaudah taat sama orang tua, saat itu merasakan indah dan sejuk banget kerja di sana, bersyukur alhamdulillah, tapi kenapa hati berat banget, seperti kehilangan sesuatu yang berharga yaudah lupakan mungkin hanya perasaan saja.
ADVERTISEMENT
Teller, belajar menjadi teller hal yang menyenangkan, bertemu dengan orang baru, belajar hal-hal baru, dengan pengalaman yang baru, selain itu, di sini selalu rutin salat duha, solar lima waktu berjemaah, pengajian dengan habib-habib, maulid Nabi, Masya Allah banget deh pokoknya.

Resign Dua Hari Kerja

Payah, kecewa, sedih dengan diri sendiri, sudah sangat berusaha melawan rasa malas, semangat berangkat kerja namun dipatahkan dengan satu harapan, resign baru dua hari training, diajari bagaimana menjadi teller yang baik, loh, kok berhenti?
Bukan tanpa alasan memutuskan sesuatu yang berat dan berharga ini, di satu sisi saat diterima kerja sedang menjalankan studi S2 di UIN dan saat itu lagi UAS semester satu, ya Allah berat banget rasanya, udah senang bisa kenal dengan Profesor hebat, hati tetap ingin kembali, ingin UAS, ingin lanjut kuliah.
ADVERTISEMENT
Qadarullah, orang tua kasihan karena anaknya ini selalu galau kalau berangkat kerja, yaudah dengan rasa kecewa den berat hati beliau beliau mengizinkan untuk melanjuti kuliah dengan syarat membayar semua dengan uang sendiri (sudah tidak ditanggung lagi), saat itu, tanpa berpikir panjang langsung mengucapkan kata “saya siap”.
Hari-hari yang dipenuhi dengan kekecewaan dan kesedihan orang tua, miris melihatnya, saat itu ditawarkan untuk ikut event lagi di RCTI (Hafidz Indonesia) ah, langsung saja menjawab oke bisa, satu bulan tidak bertemu orang tua, ya sengaja juga sih biar g sedih.
Setelah selesai event, kembali ke rumah, yaudah sabar tidak masalah, easy going, pas banget tiba-tiba kuliah membosankan, yaa namanya online bikin g mood gitu, akhirnya mencoba mengajar privat dan menulis website selain itu aktif di seminar dan kegiatan lain.
ADVERTISEMENT

Asisten Dosen

Pernah berkata orang tua disaat sedang marah dan kecewa “ kamu kuliah mau ke mana? Kamu asisten dosen yang nanti bisa jadi dosen? Kamu ini siapa?” yaudah sedih nangis dan hancur berkeping-keping, sabar dan berdoa agar dikuatkan
Tepat di Agustus 2020 iseng mengucapkan kalimat kepada dosen karena sudah diangkat sebagai Wakil Dekan di Fakultas, “Selamat ya pak, kalau butuh bantuan saya siap,” pikirku ya bantuin ngoreksi atau bantuin neliti, oke besoknya beliau whatsapp “Kamu bisa ketemu saya di kampus? Saya butuh bantuan,” setelah bertemu dengan obrolan yang singkat, kaget, ga percaya ternyata diangkat sebagai asisten dan kerja di fakultas.
Allah sang maha penguat dan pemberi jalan, kesabaran dan yakin kepada Allah menjadikan diriku selalu kuat walau terkadang jatuh tapi itu tidak membuat larut, yakin kalau semua ada jalannya dan yakin jika kita terus iringi Allah disetiap langkah kita maka Allah akan ikutkan dunia tanpa kita pinta.
ADVERTISEMENT